Hanya sehari saja setelah pesan itu, beliau pergi untuk selamanya. Bertahan dalam hitungan tahun, lebih panjang dari ibu mertua saya, menyisakan rasa syukur karena ikhtiar kami tak pernah berhenti. Kepergian kakak, bukan hanya membuat kedukaan yang telah kami persiapkan, namun juga kelegaan mengingat kakak telah terlepas dari kesakitan-kesakitan luar biasa yang ia derita.
Kami tahu bahwa apa yang kami alami, haruslah jadi pembelajaran. Bahwa sakit bisa datang kapan saja tanpa diundang. Bukan karena badan yang kurus atau gemuk, rupa yang cantik atau tidak, namun karena memang ada yang salah dengan tubuh kita, yang bisa jadi karena polah kebiasaan keseharian kita juga. Peringatan ini membuat kami lebih menjaga banyak hal. Mengendalikan banyak hal juga. Bukan karena kami menghindari kematian yang tak mungkin satu manusiapun mampu, namun mencegah apa yang mampu kami cegah. Itu saja.
Tentu saja ada baiknya kita selalu melakukan general check up, papsmear bagi perempuan dan selalu memperhatikan perubahan sekecil apapun yang terjadi pada tubuh kita. Mencari tahu bagaimana menjalani pola hidup sehat, sembari terus mengikuti perkembangan penelitian medis atas segala penyakit yang sekarang mudah didapatkan lewat internet.
Bukan hanya kita, namun juga memperhatikan kesehatan putra-putri kita dan semua yang dekat dengan kita, termasuk tetangga kita. Tak perlu pelit berbagi ilmu ataupun perhatian, walau tak semuanya akan mau menerimanya. Setidaknya kita telah berusaha untuk tetap berbuat kebaikan di setiap waktu yang bisa jadi hari terakhir kita berada di dunia ini.
Bersyukurlah para penyintas kanker, teruslah menebar semangat pada para pasien yang sedang berjuang. Menebar keyakinan bahwa tak ada penyakit yang tak bisa disembuhkan. Karena semangat dan pikiran yang positif adalah pengobatan terbaik bagi penderita sakit kanker dan juga sakit lainnya. Â