Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kita Semua adalah Guru

6 Februari 2018   14:26 Diperbarui: 6 Februari 2018   14:31 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Guru adalah profesi terhormat dan sangat mulia. Pasti ada sesuatu yang salah pada murid tersebut hingga berani berbuat seperti itu.

Saya masih sangat ingat bahwa di sekolah dasar dulu ada pelajaran tentang akhlak dan budi pekerti. Kami bukan hanya diajarkan secara teori lewat buku, namun juga mempraktekkannya dalam keseharian lewat cara yang menyenangkan bersama ibu guru kami. Entah kenapa sekarang pelajaran tersebut tak lagi ada. Padahal jam pelajaran sekolah sekarang begitu panjang, sementara kami dulu hanya sampai pukul 12 siang bersekolah. 

Mungkin karena itulah, banyak orangtua sekarang yang menitipkan anaknya ke sekolah berbasis agama, dengan harapan dapat terbentuk akhlak dan budi pekertinya dengan baik, mengingat para orangtua sekarang banyak yang sama-sama bekerjanya. Banyak yang sibuk dan menyerahkan pengasuhan anak-anaknya pada baby sitter, atau neneknya. Tak lagi berhitung pada biaya sekolah swasta yang cukup mahal.

Apa yang terjadi di Madura, semacam peringatan nyata bahwa ada yang salah dengan sistem pendidikan kita, baik dari guru di rumah yaitu orangtua, juga 'guru' lain yang bernama lingkungan dan juga guru di sekolah.

Kepala Sekolah SMAN 1 Jakarta, Masayu Yuliana mengatakan,"Polah siswa yang 'meledak',  tidak terjadi tiba-tiba. Dari hal-hal kecil itu sudah harus tanggap. Mulai dari pakaian, rambut, tampilan anak, itu sudah mulai. Sebagai orang tua, guru, kepala sekolah harus bisa membaca perubahan apa yang terjadi pada anak. Tidak di akhir, final, kita vonis si anak begini-begini." Dan saya sangat sepakat dengan beliau.

Yang saya perhatikan, masih banyak guru yang tak paham tentang psikologi anak. Banyak sekali yang memberi gagasan tersebut. Gagasan bahwa guru harus mendapat pelatihan mengenai psikologi anak dan cara menangani anak-anak mendapat sambutan Retno Listyarti dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Guru-guru di Indonesia "tidak pernah dibekali bagaimana menghadapi anak-anak yang memiliki kekhususan".

Di akui atau tidak, demikianlah kenyataannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun