Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Pernah Lupakan Evaluasi Diri

29 Desember 2017   12:32 Diperbarui: 29 Desember 2017   16:25 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhir tahun, identik dengan liburan dan kata resolusi. Jalanan dipenuhi beragam hiasan lampu berwarna-warni, yang masih bekerja di kantorpun sudah banyak diserang virus liburan yang membuat kontra produktif, pertokoan dipenuhi dengan late night shoppingdan segala macam diskon, tiket perjalanan menjadi mahal, begitupun yang lainnya, antre dan kemacetanpun jadi pemandangan yang umum.

Belum lagi hotel dan segala tempat dimana akan diadakan malam pergantian tahun bersolek cantik sembari menebar undangan berharga tinggi hanya untuk satu malam itu saja. Para penghibur bersiap tebalkan pundi-pundinya.

Semua sibuk, semua menguar asa untuk perbaikan di tahun yang akan datang.

Sejak muda, saya tak pernah dibiasakan atau membiasakan diri ikut keramaian dalam bentuk apapun di akhir tahun. Bagi saya tahun baru tetap sama layaknya perubahan hari saja. 

Hingga saya tak pernah berencana apapun untuk melewatkannya. Memang banyak undangan barbeque atau pesta bareng tetangga atau teman dekat, namun tak selalu saya hadiri mengingat kemacetan di jalan yang bisa sangat menguras tenaga.

Bicara soal resolusi adalah hal yang cukup menarik, karena selalu dikaitkan dengan pergantian tahun.  Awalnya saya tak peduli dengan resolusi atau apapun yang berkaitan. Hidup hanya mengalir saja, menganggap tak penting punya sebuah resolusi. Namun satu kejadian menyadarkan saya, bahwa hidup tak boleh hanya mengalir. Harus punya tujuan dan pencapaian yang diniatkan untuk dilakukan tentunya.

Resolusi seperti sebuah niat. Terjadi atau terlaksananya tentu tergantung seberapa kuat yang bersangkutan berusaha untuk mewujudkannya. Sepertinya mudah, namun ternyata tak semua orang berani membuat resolusi untuk dirinya sendiri. Banyak yang mempunyai ketakutan-ketakutan sendiri yang akhirnya membuat hidupnya berjalan di tempat.

Akhir tahunpun dimaknai sebagai waktunya evaluasi atas apa yang sudah dijalani sepanjang tahun yang akan berganti beberapa hari ini. Apakah target sudah tercapai, apakah resolusi tahun lalu sudah terlaksana. Namun yang lebih dalam lagi yang patut kita evaluasi adalah diri kita sendiri.

Apakah setiap pertambahan angka di usia kita, sudah membuat kita semakin dewasa dan matang ataukah masih tetap berjalan di tempat. Tanpa ada perubahan bagaimana cara menghadapi setiap masalah yang datang, atau sudah mulai ada. Yang paling tahu adalah diri sendiri yang juga harus berani jujur mengungkapnya.

Dalam satu tahun tentu ada masalah yang silih berganti menghantam setiap diri, baik yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Ada juga peristiwa penting yang dialami. Seperti pernikahan atau perceraian, kelahiran atau kematian, kejayaan ataupun kebangkrutan, yang semua tentu mengoyak segala perasaan anda sebagai pribadi.

Yang baru menikah, tentu saja akan menyesuaikan diri berbagi hidup bersama orang baru yang kini jadi bagian kesehariannya, begitupun yang mengalami perceraian tentu harus menyesuaikan diri untuk hidup tanpa pasangan lagi dengan segala konsekwensi yang mengikuti.

Sebuah kelahiran tentu banyak suka cita terjadi, begitupun sebaliknya saat kita ditinggal pergi untuk selamanya orang yang dekat dengan kita. Yang paling bisa memperlihatkan sisi nyata kita adalah saat kita diberi kejayaan dan kebangkrutan. Karena dua hal ini sangat menggerus sisi kewarasan dan kegilaan yang ada pada setiap diri.

Kejayaan akan mengubah gaya hidup dan bisa jadi mengubah sisi lain diri anda. Yang semula biasa, bisa jadi akan menjadi sombong. Begitupun kebangkrutan bisa mengubah karakter seseorang.  Ingat selalu bahwa manusia bisa berubah, kapanpun itu.

Jika sebuah resolusi hanya berkutat pada karir dan kehidupan pribadi tanpa sertakan evaluasi pada diri sendiri, rasanya kehidupan anda hanya bertumbuh pada satu sisi. Bagaimanapun manusia punya sisi lain yang lebih mendalam dari sekedar materi dan duniawi, kebutuhan akan ketenangan dalam kesejatian, yaitu mengenali dirinya sendiri dengan utuh.

Siapa yang mengenali dirinya, dia akan mengenal Tuhan. Tak perlu menunggu tua untuk melakukan itu. Meluruhkan segalanya ke dalam diri sendiri, tak berbalut apapun selain kerendahan hati. Kita tak pernah tahu sampai dimana perjalanan kehidupan diri sendiri nantinya. 

Karena mati tak mengenali usia, tak kenali apakah kita sedang sehat atau sakit, tak kenali waktu pagi-siang-sore atau malam, pun tak kenali sedang dimana kita saat itu. Itulah sebenar-benarnya yang paling dekat dengan kita. Kematian!

Jangan sampai sepanjang hidup kita bersibuk diri mempersiapkan kenyamanan diri dengan segala kebutuhan yang diperjuangkan dan dipenuhi, namun lupakan tujuan yang sebenarnya yaitu mempersiapkan kematian kita. Perjalanan abadi menuju kehidupan yang lebih baik.

Selamat menikmati liburan, selamat membuat resolusi, selamat mengevaluasi diri dan selamat tahun baru 2018 M.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun