Mohon tunggu...
Rina R. Ridwan
Rina R. Ridwan Mohon Tunggu... Penulis - Ibu yang suka menulis

Pembelajar Di Sekolah Kehidupan Novel: Langgas (Mecca, 2018) Sulur-sulur Gelebah (One Peach Media, 2022) Kereta (Mecca, 2023) IG: rinaridwan_23

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Childless By Choice", Masihkah Jadi Pilihan yang Tabu?

12 Desember 2017   06:26 Diperbarui: 12 Desember 2017   11:32 2027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://www.telegraph.co.uk/

Padahal syarat utama menghuni panti jompo adalah berusia minimal 60 tahun. Jika mereka sehat dan masih mampu melakukan sendiri di usia itu, mungkin tak ada masalah, namun bila sudah sakit dan tak berdaya, siapa yang mengantar mereka? Teman saya menjawab, ya tetangga. Karena mereka akan berhubungan sebaik mungkin dengan tetangga atau paling tidak dengan anak dari saudara kandung alias keponakan mereka.

Lalu kembali tanya diajukan, bahwa untuk jadi penghuni panti jompo juga harus membayar bulanan. Mereka menjawab, tak masalah karena kami sudah punya tabungan untuk itu. Yang bertanyapun terdiam.

Di dunia barat, untuk memiliki seorang anak butuh banyak modal, karena berkaitan dengan pembiayaan kehidupannya, kesehatan juga pendidikannya sangatlah diperhatikan. Bukan asal hamil sebagaimana banyak yang terjadi disini. Mereka sangat menghargai setiap nyawa.

Saat di Australia, saat anak saya mengambil program S2 dan mengajak serta istrinya, lahirlah cucu saya. Sepulang dari rumah sakit, ada kunjungan ke rumah memeriksa kesehatan bayi kecil itu dengan seksama. Pendampingan yang disertai penyuluhan kesehatan bagi ibu dan bayi yang baru lahir. Belum lagi syarat tentang kelayakan tempat tinggal. Tak diijinkan untuk tinggal berdesakan demi pertumbuhan terbaik bagi setiap individu. Merekapun akan memeriksanya.

Sempat saya berpikir, bila ada kunjungan ke rumah untuk bayi yang baru lahir di Indonesia, wah..bisa-bisa tiap hari ada yang melahirkan nih. Namun bila ada aturan syarat kelayakan tempat tinggal, dijamin tak semua akan lolos.

Di negara-negara yang sudah maju, menjalani hidup tanpa anak bukanlah hal yang aneh apalagi mengherankan. Banyak para lansia yang hidup mandiri disana. Di Apartement atau di panti jompo. Jarang ada ketergantungan hidup bersama siapapun, bahkan bersama anaknya sekalipun. Mereka terbiasa dengan kehidupan mandiri.

Putri teman saya di Amerika, setiapSabtu atau Minggu sering dipanggil untuk sekedar menemani para lansia untuk sekedar membacakan buku atau bercerita di taman. Dan dia dibayar.

Setiap negara punya kebijakan yang berbeda, begitupun manusia, pasti punya beragam perbedaan keinginan antara satu dengan yang lainnya. Jadi, apapun pilihan orang lain, tentunya mereka sudah cukup tahu konsekuensi apa yang akan mereka hadapi nantinya. Hal terbaik yang bisa kita lakukan tentu saja menghargai dan menghormatinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun