Selain kuda renggong ada juga sisingaan, yang membedakan dari sisingaan ini di angkat mengunakan tenaga oleh empat orang layaknya orang mengangkat tandu. Selain itu juga biasanya kuda dan sisingaan  di naiki oleh anak yang akan di sunat setelah arak arakan, esok harinya biasanya diadakan syukuran.
 Biasanya para ibu-ibu tetangga membantu membuat makanan seperti rendang, sayur-sayuran seperti kangkung, sayur tahu, bihun, mie, sayur kentang, suwir ayam dan di lengkapi dengan makanan khas sunda seperti opak, raginang, peyeum, ketan goreng , dan rempeye.
 Biasanya makanan tersebut akan disajikan di perasmanan untuk dimakan oleh tamu undangan yang bersedia datang ke acara hajatan. Syukuran ini biasanya di iringi dengan tamu para undangan yang hadir untuk memberikan uang atau bisa di sebut dengan nyecep kepada anak yang di sunat agar bergembira dan melupakan rasa sakit setelah di sunat.
Identitas penulis
Nama : Rina Purwanti
No hp : 0895401472267
Fak/jur : sejarah peradaban islam//uin sunan gunung djati
Judul : tradisi khitan/sunatan di masyarakat sunda