Mohon tunggu...
Rinana Nanae
Rinana Nanae Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Surat Ungkapan Polos dari Pelajar

13 April 2015   20:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:09 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat untuk Bapak, Ibu, dan kawanku di Indonesia yang merasa sama bodohnya tak mengerti keadaan carut marut di negeri ini..

Aku (mungkin tepatnya 'kita') masih berharap peristiwa '98 tak terulang kembali...

Seakan baru kemarin, peristiwa tersebut seperti jelas terekam dan tersimpan apik di buku-buku pelajaran sejarah anak sekolah..

Saat itu mahasiswa dari berbagai pelosok negeri dan dari almamater yang berbeda datang dan bersatu menuju Jakarta untuk melengserkan Rezim Soeharto..

Katanya..

Mahasiswa-mahasiswa saat itu sempat menaiki gedung MPR dan bentrok dengan keamanan, hingga menimbulkan korban jiwa..

Katanya..

Semenjak peristiwa tersebut, era di Indonesia kini telah berubah, era tersebut berganti nama menjadi suatu nama yang kini familiar ditelinga kita..

Yaitu..

"Era Reformasi"

Saat itu aku baru saja lahir..

Tentu, aku tak tahu apa-apa. Itu sebabnya aku hanya bisa mengatakan semua cerita iu dengan kalimat awal "katanya.."

Ibuku bercerita..

Katanya saat itu kondisi negeri kita sedang carut marut..

Semua harga naik, Rupiah melemah, korupsi sulit diatasi, aparat penegak hukum diboncengi, dan..

Para pemimpin dianggap sudah tidak amanah lagi..

Kalau berkaca dengan keadaan kita saat ini (tepatnya 17 tahun setelah reformasi)

Hampir sama persis bukan keadaanyya?

Atau.. lebih parah?

Bedanya mungkin, yang dulu 'digulingkan' setelah 30 tahun berkuasa..

Kalau yang sekarang, baru menjabat 3 bulan saja sudah mulai dikutuk rakyat dan mahasiswa..

ah.. entahlah, saya gak ngerti politik.

Terlalu rumit untuk saya yang hanya berstatus sebagai pelajar dan belum mengenyam pendidikan yang tinggi..

Apalagi dengan kondisi teman-teman pelajar lain yang masih sibuk dengan gadget dan tak peduli dengan lingkungan sekitar, boro-boro mikirin negara..

kalau sudah seperti itu, makin dipandang sebelah mata-lah aku sebagai pelajar..

makin juga aku tak didengarkan..

tapi masa bodoh dengan semua itu..

saya hanya akan terus bicara dan mengatakan 'tidak' jika itu buruk dan salah..

dan mengatakan 'ya' jika itu baik dan benar..

sekali lagi.. saya gak ngerti politik..

saya cuma ngerti..

berbohong itu dosa, dan dilarang dalam ajaran manapun..

amanah itu berat, maka jangan suka mencari-cari amanah dengan banyak menguasai jabatan..

korupsi itu artinya mencuri, dan mencuri adalah suatu dosa besar..

sombong itu sifat Allah, maka janganlah sekali-kali menyombongkan diri..

malu itu tanda keimanan, jika seseorang sudah tidak punya rasa malu.. maka rusaklah iman mereka..

maaf kalau saya bicara dan berlagak polos dalam tulisan kali ini..

tetapi, masa iya mereka (orang dewasa) yang mengerti hal serumit politik tidak bisa memahami hal polos yang saya bicarakan..

masa mereka gak ngerti jujur?,

masa mereka gak ngerti amanah?,

masa mereka gak ngerti dosa?,

kadang saya berfikir..

bisakah mereka sejenak berfikir polos dan berhenti mementingkan kepentingan pribadi?

bisakah mereka sejenak berfikir polos dan sadar akan dosa yang akan membunuh mereka di akhirat kelak?

bisakah negeri ini sedikit saja menjadi polos??

entahlah..

mungkin tak akan pernah bisa..

semuanya hanya omong kosong..

hampir saja saya putus harapan..

tapi saya ingat dengan salah satu pepatah cina..

"Daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin"

sepertinya sudah cukup sesi untuk mengeluh..

terimakasih untuk yang sudah membaca..

kuharap kau tak ikut mengeluh berkepanjangan..

hingga lupa bagaimana caranya menyalakan lilin dalam kegelapan..

seperti kata Tere Liye..

"Janji kehidupan yang lebih baik selalu tergenggam ditangan anak-anak"

jangan terus mengeluh..

tapi teruslah berbuat baik walau tak pernah terlihat..

dan teruslah berbuat benar walah tak pernah ada yang mengikuti..

kembali ke tugas awal sebagai pelajar.. yaitu belajar.

wallahualam

by : Rina Rahmawati

SMA Negeri 3 Kota Sukabumi

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun