Mohon tunggu...
Rina Lokawati
Rina Lokawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Semester 3, Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hidden Gem Lahan Pertanian di Pondok Cabe

23 Desember 2022   18:28 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:49 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pondok Cabe, sebuah kelurahan yang masuk ke dalam bagian dari Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Memiliki 2 wilayah yang dipecah menjadi Pondok Cabe Udik dan juga Pondok Cabe Ilir. Jika ditanya apa hal yang paling terkenal dari daerah ini pasti jawabannya adalah Bandar Udara Pondok Cabe yang dibangun pada 1972 dan menjadi basis operasi Polisi Udara, Penerbang TNI AL, Skadron 21/Serba Guna Penerbang TNI AD, dan Persatuan Olahraga Terbang Layang Jakarta Raya (Portela Jaya).

Lapangan Terbang Pondok Cabe dulunya merupakan pangkalan militer di era Perang Pasifik yang kini menjadi sebuah ikon terkenal dari wilayah ini. Hamparan rumput mengelilingi lapangan tersebut bertepatan dengan ruas Jalan Raya Pondok Cabe ini yang membuatnya menjadi begitu hijau dan penuh embun segar di pagi hari namun tahukah kamu bahwa wilayah yang mulai padat penduduk ini juga memiliki lahan pertanian yang asri?

Lahan yang terletak di tengah wilayah SouthCity ini dikelola oleh Suroyo (56) sejak 2006 dengan luas mencapai 1 hektar. "Tanah ini milik developer (SouthCity) dengan luas total sekitar 95 hektar tapi khusus untuk pertanian ini kira kira ada sehektar. Jadi, saya diizinkan langsung sama yang punya tanah untuk saya rawat," ujar Suroyo, pengelola lahan pertanian ketika diwawancarai.

Suroyo memfokuskan pertaniannya pada jenis sayur-sayuran berupa kangkung dan bayam yang sudah disuplai ke beberapa supermarket selama belasan tahun lamanya. Selain itu, ia juga menanam singkong, pisang, nangka, cabai, terong, pepaya dan lain-lain untuk dikonsumsi secara pribadi juga untuk dibagikan ke para tetangga.

Lahan pertanian ini sebetulnya dibuka untuk umum, namun dikarenakan pandemi selama dua tahun yang terjadi di negara kita tercinta ini membuat area SouthCity ditutup untuk umum dan baru dibuka kembali untuk kegiatan Car Free Day setiap hari minggu pada awal tahun ini sehingga banyak sekali masyarakat yang belum mengetahui tentang lahan yang amat asri ini.

"Kalau nggak hujan, waktu tahun-tahun lalu setiap Minggu banyak yang olahraga di atas itu pada turun. Pada foto-foto, refreshing dan beli sayuran tapi nyabut sendiri terus difoto anaknya. Anaknya nyabut difoto ibunya. Waktu itu di sini memang ramai sekali, karena sekarang di atas banyak orang jualan makanan dan juga becek musim hujan jadi nggak ada yang turun," ucap Suroyo menjelaskan momen yang pernah dan sedang terjadi saat ini.

Rasanya amat disayangkan jika lahan hijau ini mulai kehilangan penikmatnya, pasalnya beberapa tahun sebelumnya lahan ini sangat amat ramai akan pengunjung bahkan lahan pertanian ini sampai pernah dimuat menjadi berita pada sebuah surat kabar di salah satu media cetak nasional. Saat sedang ramai-ramainya, Suroyo bisa meraih ratusan ribu rupiah dalam satu hari saja. Apakah sekarang lahan pertanian ini sudah kehilangan masa jayanya?

"Kalau kebonan kangkung saya kurang tahu, dulu mah tetangga saya kalau hari minggu suka bikin status di WhatsApp lagi di kebonan main air terus pulang-pulang bawa kangkung hijau banget. Kata dia dari kebonan di SouthCity tapi saya nggak pernah lihat ada kebonan, dia bilang harus turun ke bawah dulu tapi saya nggak tahu jalannya harus lewat mana," jelas Ayu (28), warga Pondok Cabe Ilir. Memang tidak banyak yang mengetahui jalan untuk mencapai area tersebut mengingat lahan pertanian itu tingginya tidak sama dengan area sekitarnya, jauh di bawah sehingga harus turun melalui sebuah jalan.

Melalui pernyataan itu pula dapat kita ketahui bahwasannya letak lahan tersebut juga mempengaruhi, letaknya yang menjorok ke dalam bumi bak lembah ini membuat lahan pertanian yang amat hijau ini jarang diketahui oleh banyak orang bagaikan sebuah hidden gem.

"Tahu saya kalo lahan di bawah, yang tanian kangkung itu. Dulu mah sebelum ada korona saya sering ke situ sama suami, suka banget saya liat yang hijau-hijau. Apalagi airnya tuh seger banget soalnya kan dari mata air langsung ya, rasanya pengen langsung nyebur di situ. Cuma sekarang mah udah nggak pernah ke bawah lagi soalnya anak saya maunya jajan mulu di sini terus juga kan lagi musim hujan takut becek juga," kata Rodiah (32) Ibu Rumah Tangga, warga Limo.

Cukup menarik rasanya mengingat Pondok Cabe adalah wilayah yang mulai padat penduduk namun masih ada lahan pertanian di dalamnya. Lalu apakah ada tanggapan dari pemerintah setempat terkait tempat ini?

Sayangnya belum ada apresiasi yang mendalam sebagai tanggapan namun pihak terkait telah memberikan sebuah pesan bahwasannya lahan tersebut adalah area untuk penghijauan dan peresapan air dikarenakan segala sesuatunya masih sangat alami seperti beberapa mata air yang berada di sana sehingga lahan tersebut diharapkan untuk tidak dibangun apapun mengingat tidak jauh dari situ sudah mulai ada pembangunan apartemen dan ruko-ruko besar nan mewah.

Apakah kamu tertarik untuk berkunjung ke sini?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun