Mohon tunggu...
Rinaldy Damanik
Rinaldy Damanik Mohon Tunggu... Human Resources - Laki-laki

Pendeta Gereja Kristen Sulawesi Tengah Alumni Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Satya Wacana Anggota Dewan Federasi KontraS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Merawat Kesatuan: 1 Kor. 1:10-17

6 Juli 2017   21:29 Diperbarui: 10 Juli 2017   12:04 7581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"GKST MERAWAT KESATUAN"

1 Korintus 1:10-17

  1. PENDAHULUAN

Puji Tuhan ! GKST yang telah berdiri pada tanggal 18 Oktober 1947 tetap kokoh merawat kesatuan sebagai Tubuh Kristus. GKST bertumbuh di wilayah Propinsi Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan.  Di Sulawesi Tengah, berada di wilayah 1 Kota Madya, yaitu Kota Madya Palu;  7 Kabupaten, yaitu Kabupaten Poso, Morowali, Tojo Una-Una, Parigi Moutong, Donggala, Sigi Biromaru, Morowali Utara. Di Sulawesi Selatan: di wilayah 2 Kabupaten: Luwu Timur dan Luwu Utara. Kini GKST terdiri dari 26 Klasis, 391 Jemaat, 47 Kelompok Kebaktian, serta sejumlah wilayah Pekabaran Injil Khusus di wilayah Parigi Mautong, Ampana, Tojo, Wana Bungku Utara, Wana Mamosalato.

Kita bersyukur atas kondisi itu, tetapi kita perlu tetap waspada dan berupaya memelihara kesatuan tersebut, agar kita dapat menjadi contoh dan teladan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagaimana cara merawat kesatuan itu? Mari kita belajar dari 1 Korintus 1:10-17.

  1. LATAR-BELAKANG PERPECAHAN DI KORINTUS

Di bawah kekuasaan Romawi, Korintus dibangun menjadi kota besar di provinsi Akhaya yang meliputi seluruh Yunani Selatan, dan menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan pendidikan. Penduduk Korintus sangat majemuk, merupakan campuran dari orang-orang Romawi, Yunani dan Yahudi. Dalam 1 Korintus 1: 4-7 Rasul Paulus mengucap syukur dan menyatakan bahwa jemaat Korintus adalah jemaat yang kaya dalam segala hal, baik dalam perkataan maupun pengetahuan, dan "tidak kekurangan satu karuniapun."

Di dalam kehebatan yang dimiliki oleh jemaat Korintus, ada ancaman yang dapat membahayakan kesatuan tubuh Kristus, yakni perpecahan. Mengapa?

Paulus datang ke Korintus sekitar tahun 51-52 M. Menurut Kisah Para Rasul 18, Paulus tinggal selama 18 bulan di Korintus;ia berkenalan pertama kalinya dengan Akwila dan Priskila. Dia melayani dan membaptis Krispus, seorang kepala rumah ibadat sinagoga bersama seisi rumahnya.Paulus juga membaptis Gayus dan Stefanus beserta keluarganya, dan berbagai pelayanan lainnya.

Tidak lama setelah Paulus meninggalkan Korintus, Apolos datang dari Efesus. Apolos adalah seorang Yahudi Aleksandria yang terpelajar, ia fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci.

Sama seperti kecenderungan yang ada dalam kehidupan gereja masa kini, jemaat di Korintus memiliki figur-figur pelayan idola. Akibatnya, muncul beberapa golongan di dalam jemaat Korintus, sebagaimana dilaporkan oleh anggota keluarga Kloe (ayat 11).

Golongan pertama menyebut diri mereka golongan Paulus. Mereka mengidolakan Paulus, sebab Paulus yang mendirikan jemaat Korintus dan menjadi bapa rohani mereka. Mayoritas kelompok ini adalah orang non-Yahudi yang terkesan dengan khotbah Paulus tentang kebebasan Kristiani. Kelompok ini memahami bahwa kebebasan itu menjadi alasan untuk bertindak sesuka hati. Mereka lupa bahwa mereka diselamatkan bukan supaya mereka merdeka untuk berbuat dosa, melainkan supaya merdeka untuk tidak berbuat dosa.

Golongan kedua menyebut diri mereka golongan Apolos. Mayoritas adalah orang-orang yang memiliki intelektual yang tinggi dan menyukai filsafat; Injil dibumbui dengan pemikiran-pemikiran filsafat. Mereka kagum akan kemampuan berkhotbah dan retorika dari Apolos. Apolos dianggap sebagai orang yang berperan penting dalam pertumbuhan jemaat Korintus karena dia yang mengajar dan membuat jemaat menjadi besar.

Golongan ketiga menyebut diri mereka golongan Kefas. Anggotanya adalah orang-orang Yahudi yang tetap patuh kepada hukum Taurat. Mereka meremehkan karunia dan menganggap bahwa pemberitaan tentang salib adalah sebuah kebodohan.

Golongan keempat adalah mereka yang menamakan diri sebagai golongan Kristus. Mereka adalah kumpulan orang-orang yang  menganggap diri mereka lebih benar dari kelompok lain dan mengklaim memiliki hubungan khusus dengan Kristus.

  1. APLIKASI

Kelompok-kelompok tersebut terbentuk karena kekaguman jemaat kepada tokoh  tertentu. Memang semua tokoh tersebut memiliki kualifikasi yang hebat dan berkharisma. Paulus juga diidolakan oleh banyak orang, tetapi ia menyatakan bahwa ia hanya alat yang dipakai Tuhan untuk memberitakan Injil. Ia tidak disalibkan seperti Kristus. Kristuslah yang telah melakukan segalanya untuk jemaat, maka seharusnya jemaat hanya setia mengikut Kristus, bukan mengikuti atau mengidolakan pelayan tertentu. Benih perpecahan adalah mengutamakan pemberita Firman, bukan mengutamakan Berita Firman Tuhan. Hal ini menimbulkan perselisihan di antara mereka. Inilah akibat dari perangkap semangat idola-isme. Mereka mengidolakan manusia, bukan mengidolakan Tuhan.

Mungkin ada jemaat yang mengidolakan pelayan tertentu, mungkin karena pelayan itu melayani dengan baik, atau karena ada hubungan kekeluargaan, atau karena satu suku. Waspadalah! Itu adalah godaan Iblis yang menginginkan perpecahan di tubuh jemaat. Pelayan hanyalah alat dan posisinya sama dengan orang Kristen lainnya, yaitu anggota tubuh Kristus. Dalam Kolose 1:18 dinyatakan bahwa Kristus adalah kepala, Dia lebih utama dalam segala sesuatu. Dalam 1 Korintus 3:6-7 ditegaskan bahwa: Paulus menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.

Untuk memelihara kesatuan tubuh Kristus, rasul Paulus menasehatkan dengan tegas agar jemaat seia sekata dan sehati sepikir (ayat 10), bahwa Kristus harus menjadi yang terutama. Dengan demikian, semua orang dapat menjadi saksi Kristus yang hidup, merawat kesatuan dalam tubuh Kristus, bersekutu, bersaksi dan melayani. Di dalam semua bidang pelayanan tersebut, hanya nama Kristus yang dimuliakan. Amin.

Pdt. Rinaldy Damanik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun