Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menjadikan Pekarangan sebagai Laboratorium Percobaan Tanaman

19 Oktober 2023   11:28 Diperbarui: 19 Oktober 2023   18:50 604
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan menjadikan pekarangan sebagai laboratorium tanaman, kita memberikan peran lebih besar dalam pengelolaan makanan kita sendiri dan memberikan kontribusi positif terhadap ketahanan pangan dan perlindungan ekologi secara keseluruhan.

Langkah ini sebetulnya sangat mudah dilakukan. Banyak orang belum menyadari bahwa terdapat banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari kegiatan ini. Menjadikan pekarangan sebagai laboratorium percobaan tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan pengetahuan kepada kita tentang asal-usul makanan.

Tanpa bermaksud untuk menggurui, izinkan saya berbagi pengalaman menjadikan pekarangan rumah sebagai laboratorium tanaman, terutama tanaman yang sering kita jumpai seperti sayuran dan tanaman lainnya.

Sejak tahun 2020, saya telah berupaya menjadikan pekarangan rumah sebagai laboratorium tanaman. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan media tanam dengan memperbaiki struktur tanah yang ada di pekarangan.

Kebetulan, saya tinggal di dataran rendah dekat pantai dengan ketinggian 3-10 meter di atas permukaan laut. Sehingga tanah yang tersedia terdiri dari tanah berpasir dan relatif miskin hara.

Dengan kondisi tanah seperti ini, tanaman tidak akan tumbuh dengan maksimal, terutama tanaman berumur pendek seperti hortikultura. Tanaman ini cenderung membutuhkan tanah dengan kandungan hara yang baik.

Oleh karena itu, perlu melakukan penyuburan tanah dengan pendekatan yang cukup rumit. Persoalan ini dapat diatasi dengan menggunakan kompos yang sudah jadi. Dengan mencampur kompos dan tanah yang ada, kita dapat memperbaiki struktur tanah.

Kedua, mulai menanam dengan tanaman yang paling mudah dibudidayakan, seperti kangkung, caba rawit, dan tanaman lainnya. Setelah berhasil membudidayakan yang relatif mudah lakukan budidaya tanaman yang lebih sulit seperti cabai merah, bawang merah, dan tanaman lainnya.

Terong lalap hijau hasil eksperimen laboratorium tanaman di pekarangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)
Terong lalap hijau hasil eksperimen laboratorium tanaman di pekarangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi/ Rinaldi Syahputra Rambe)

Ketiga, lakukan analisis pertumbuhan tanaman dengan memberikan nutrisi yang tepat, dengan mengedepankan pendekatan yang ramah lingkungan, terutama dengan menghindari penggunaan herbisida dan pestisida.

Keempat, lakukan rotasi tanaman secara berkala untuk mengamati keberagaman dan pola tumbuh tanaman. Selain itu, rotasi tanaman juga diperlukan untuk mengamati berbagai macam serangan hama pada tanaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun