Namun, bila kondisinya susah untuk menemukan campuran tanah seperti arang sekam, atau kotoran hewan. Tanah yang tersedia juga bisa dimanfaatkan, tetapi harus memperhatikan kebutuhan tanaman. Solusinya bisa ditambah dengan menggunakan pupuk kimia.
Kedua, pemilihan benih. Benih untuk tanaman katuk diperoleh dari stek batang. Batang daun katuk yang sudah bisa dijadikan bibit harus berumur 10 bulan ke atas agar tumbuh dengan baik.
Batang yang dijadikan benih harus batang yang terbaik, sehat, mulus dan tidak terkontaminasi penyakit.
Ketiga, penanaman. Benih daun katuk langsung bisa ditanam. Tidak perlu ada perlakuan khusus. Jarak tanam Idealnya 30 x 30 cm, namun bisa menyesuaikan dengan kondisi lahan. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tidak terlalu terik terkena sinar matahari. Tanaman katuk juga harus disiram secara rutin pada dua bulan pertama agar tunas tumbuh dengan baik.
Keempat, perawatan. Perawatan tanaman katuk meliputi, penyiangan gulma, pemberian pupuk tambahan, dan pengendalian hama. Penyiangan harus dilakukan agar tanaman katuk tumbuh dengan baik. Pemberian pupuk tambahan sebaiknya dilakukan dari bahan organik seperti kotoran hewan, urine sapi, dan bahan organik lain.
Bila bahan organik tidak tersedia bisa menggunakan pupuk kimia yang mengandung nitrogen. Daun katuk dipanen dari daun, maka kandungan nitrogen tinggi paling utama diberikan.
Kelima, pemanenan. Pemanenan pertama daun katuk apabila dirawat dengan baik bisa dilakukan pada usia tiga bulan. Pemanenan selanjutnya bisa dilakukan sekali setiap bulan. Jumlah daun katuk yang siap dipanen akan terus meningkat pada panen berikutnya. Semakin dipanen cabang akan semakin bertambah. Dengan catatan perawatan harus terus dilakukan agar daun katuk tumbuh dengan maksimal.
Demikianlah tips menanam daun katuk. Semoga bermanfaat !. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H