Mengedukasi masyarakat mengenai manfaat membaca serta memberikan contoh dan inspirasi melalui cerita sukses individu yang terlibat dalam minat baca.
Keempat, menyediakan akses terhadap materi bacaan yang beragam. Menyediakan berbagai jenis buku dan materi bacaan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan masyarakat. Selain buku-buku fiksi, juga perlu diperhatikan penyediaan buku nonfiksi, majalah, koran, dan bahan bacaan populer lainnya yang menarik minat masyarakat.
Kelima, mendorong kolaborasi antar sektor. Kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, perusahaan, dan komunitas lokal sangat penting dalam mengatasi rendahnya minat baca. Bersama-sama, dapat menciptakan program-program literasi yang efektif dan berkelanjutan.
Keenam, meningkatkan kualitas pendidikan. Menyediakan pendidikan berkualitas yang mendorong minat baca dan membangun kebiasaan membaca sejak dini. Memperkaya kurikulum dengan kegiatan membaca yang interaktif dan menghadirkan berbagai genre literatur untuk meningkatkan minat baca. Selain itu, peningkatan kapasitas guru juga perlu dilakukan. Sebab, guru menjadi ujung tonggak kemajuan pendidikan.
Terakhir, memanfaatkan teknologi. Mengintegrasikan teknologi dalam program literasi untuk menjangkau lebih banyak orang, misalnya dengan mengembangkan aplikasi bacaan digital, platform belajar daring, dan audiobook. Tidak lupa juga mengintegrasikan teknologi berbasis AI seperti chat GPT dan semisalnya.
Dalam upaya meningkatkan minat baca, perlu diingat bahwa setiap individu memiliki preferensi dan minat yang berbeda. Oleh karena itu, perlu gerakan beragam dan dilakukan secara kolektif semua unsur masyarakat. Yang paling penting, peningkatan minat baca dimulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan terdekat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H