Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Penyebab Rendahnya Minat Baca Kita

25 Mei 2023   08:57 Diperbarui: 9 Juni 2023   11:01 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang anak sedang serius membaca buku di Saung Baca Cianjur, Jawa Barat yang didirikan mantan cleaning service, Sandi Mulyadi (36)(KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN)

Di negara maju seperti Amerika, dalam kondisi darurat atau krisis kunjungan ke perpustakan akan cenderung bertambah. Mereka menyadari betul bahwa krisis dapat dihadapi dengan mempelajari literatur terkait. 

Hal semacam ini mungkin tidak akan terjadi di negeri kita. Oleh karena itu, untuk meningkatkan minat baca, diperlukan pendekatan yang holistik yang tidak hanya bergantung pada peningkatan fasilitas, tetapi juga memperhatikan faktor-faktor tersebut.

Teknologi juga amat sangat berpengaruh terhadap minat baca kita. Utamanya teknologi berbasis visual seperti medsos, game, dan semisalnya. 

Selama menjadi pustakawan, saya seringkali mendapatkan pertanyaan mengenai ketersediaan fasilitas wifi gratis, sedangkan pertanyaan seputar buku terbaru atau buku terbaik jarang diajukan. Hal ini menunjukkan bahwa minat baca juga dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan preferensi pribadi masyarakat. Terlebih lagi, situasi pasca pandemi COVID-19 semakin memperparah kondisi ini.

Mengingat pengalaman tersebut, perlu diperhatikan bahwa rendahnya minat baca bukan hanya disebabkan oleh kurangnya fasilitas semata. Faktor-faktor lain juga berperan penting. Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, komunitas, dan sektor swasta untuk membangun budaya literasi yang lebih kuat.

Ilustrasi membaca dan menulis.   Foto: Antara
Ilustrasi membaca dan menulis.   Foto: Antara

Untuk mengatasi rendahnya minat baca dan memperkuat literasi dalam masyarakat, saya melihat penting untuk melakukan 7 langkah konkrit dalam hal peningkatan minat baca. 

Pertama, peningkatan fasilitas. Meskipun kurangnya fasilitas bukanlah satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap rendahnya minat baca, penyediaan fasilitas yang memadai seperti perpustakaan dengan koleksi buku yang beragam, ruang baca yang nyaman, dan akses internet dapat mempermudah aksesibilitas terhadap bahan bacaan.

Kedua, penguatan lingkungan sosial. Mendukung minat baca melalui lingkungan sosial yang positif, seperti keluarga yang mendorong membaca, teman sebaya yang saling membagikan buku, dan pendidikan yang memfasilitasi akses ke literatur yang bervariasi. 

Kolaborasi dengan komunitas lokal dan lembaga pendidikan dapat membantu menciptakan lingkungan yang mempromosikan minat baca.

Ketiga, edukasi dan kampanye literasi. Melakukan kampanye dan kegiatan edukasi literasi yang menarik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti lokakarya, diskusi buku, dan pertemuan baca. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun