Mohon tunggu...
Rinaldi Syahputra Rambe
Rinaldi Syahputra Rambe Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan Perpustakaan Bank Indonesia Sibolga

Anak desa, suka membaca, menulis dan berkebun. Penulis buku "Etnis Angkola Mandailing : Mengintegrasikan Nilai-nilai Kearifan Lokal dan Realitas Masa Kini". Penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka 2023 dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas).

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Apa yang Kita Harapkan ketika Wajah Politisi Lama Mendominasi pada Pemilu 2024?

8 Mei 2023   11:01 Diperbarui: 8 Mei 2023   19:46 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemilihan umum merupakan momen penting bagi setiap negara, termasuk Indonesia. Melalui pemilihan umum akan terpilih siapa yang akan memimpin bangsa ini kedepan. Harus diakui bahwa politik memegang peranan yang sangat besar dalam mengatur hajat hidup masyarakat.

Kapasitas dan kredibilitas pemimimpin akan menjadi pertaruhan yang harus diperhatikan. Sebab, siapa pun yang terpilih kelak akan menjadi peminpin yang akan berperan dalam memajukan bangsa. Bila yang terpilih tidak memiliki kapasistas dan kredibilitas yang baik, tentu akan menyebabkan kegagalan dalam kepemimpinan kedepan.  

Pada pemilihan umum tahun 2024 mendatang, ada pertanyaan yang kemudian muncul, apakah wajah politisi lama masih mendominasi pemilihan tahun 2024 mendatang?

Faktanya yang terlihat sampai hari ini, wajah-wajah lama masih mendominasi. Bisa dikatakan itu-itu saja. Jika hal tersebut terjadi, apa yang dapat kita harapkan dari pemilihan umum  tahun 2024 yang akan datang?

Ketika politisi lama mendominasi pemilihan umum, mungkin ada kecenderungan bagi masyarakat untuk merasa tidak ada perubahan yang kemudian dihasilkan. Terutama generasi muda yang memiliki kapasitas nalar kritis yang lebih terbuka.  Generasi muda bisa saja memilih tidak ikut serta dalam pemilihan umum tersebut.

Hal ini menjadi perhatian khusus, karena partisipasi pemilih dalam pemilihan umum sangat penting bagi demokrasi yang sehat dan berfungsi dengan baik.

Hal semacam ini apabila terjadi akan merusak kualitas demokrasi kita, terlebih pada pemilu 2024 diperkirakan akan didominasi oleh pemilih anak muda. Tidak tanggung-tanggung jumlahnya mencapai 55 - 60 persen dari seluruh populasi yang sudah bisa mengikuti pemilu.

Tulisan ini tidak mengatakan bahwa semua politisi lama tidak memiliki kapasitas yang baik. Sekali lagi, tidak semua politisi lama dianggap negatif. Ada beberapa politisi yang telah terbukti mampu memimpin dengan baik dan berkomitmen untuk mengabdi kepada masyarakat.

Oleh karena itu, ketika wajah politisi lama masih mendominasi pemilihan umum 2024, kita dapat berharap bahwa mereka dapat terus membawa perubahan positif dan memberikan solusi untuk masalah yang dihadapi masyarakat.

Namun, harus diakui bahwa gaya lama perpolitikan kita telah banyak menciderai kepercayaan generasi muda akan politik. Bisa dikatakan telah banyak generasi muda yang pesimis akan kapasitas dan kredibiltas politikus model lama. Oleh sebab itu, para pemilih muda telah menaruh kewaspadaan terhadap politisi lama yang hanya berusaha mempertahankan kekuasaannya dan memperkaya diri sendiri.

Saya menilai kewaspadaan semacam ini sangat dibutuhkan. Kita harus memilih politisi berdasarkan kinerja dan integritasnya, bukan berdasarkan popularitas atau kepentingan kelompok tertentu.

Kita harus memilih politisi yang memiliki visi yang jelas dan program kerja yang terukur, serta mampu mewujudkan kebutuhan dan aspirasi rakyat.

Selain itu, kita juga dapat mengharapkan adanya upaya untuk memperkenalkan politisi baru dan generasi muda ke dalam sistem politik.

Partai politik harus memberikan kesempatan yang sama untuk semua calon yang ingin maju sebagai kandidat, tidak hanya untuk politisi lama atau orang yang memiliki hubungan dengan elite politik.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam proses pemilihan umum. Pemilih harus memilih calon berdasarkan kinerja dan integritasnya, bukan hanya karena pengaruh atau popularitas. Kita harus memperhatikan program dan visi dari setiap calon serta mengkritisi rekam jejak dan integritas mereka.

Singkat kata, meskipun pada akhirnya politisi lama masih mendominasi pemilihan umum tahun 2024, kita dapat berharap bahwa mereka dapat terus membawa perubahan positif dan memberikan solusi bagi masalah yang dihadapi masyarakat.

Namun, kita juga harus tetap waspada terhadap politisi yang hanya berusaha mempertahankan kekuasaannya dan memperkaya diri sendiri. Masyarakat juga memiliki peran penting dalam memilih calon yang terbaik dan membawa perubahan positif bagi negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun