Mohon tunggu...
Rinaldi Sutan Sati
Rinaldi Sutan Sati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Owner Kedai Kapitol

Pemerhati sosial, politik, dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Bahaya Bunga Bakung, Bahan Sampiran Pertama Pantun Paslon Nomor 5

9 November 2024   00:42 Diperbarui: 9 November 2024   02:53 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam debat perdana Calon Walikota dan Calon Wakil Walikota Pekanbaru yang ditayangkan canel Youtube RTV, pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru nomor urut 5 menutup segmen pertama dalam hal pemaparan visi dan misi dengan sebuah pantun yang menyebut bunga Bakung pada sampiran pertama.

"Bunga Bakung sedang mekar, Indahnya langit berwarna biru" begitu isi sampiran pertama dan kedua pantun paslon nomor 5, seraya sumringah dan bahagia. 

Bunga bakung, atau lebih dikenal sebagai lily dalam bahasa Inggris, memang memiliki keindahan yang memikat, tetapi di balik tampilannya yang menarik, bunga ini menyimpan bahaya yang cukup serius bagi manusia maupun hewan. Bunga ini mengandung zat beracun yang dapat berbahaya jika tertelan atau terhirup dalam jumlah tertentu. 

Misalnya, pada spesies bakung tertentu, seperti Lilium longiflorum atau Easter lily, terdapat zat beracun seperti alkaloid dan saponin. Jika zat ini masuk ke tubuh manusia, dapat menyebabkan berbagai reaksi mulai dari iritasi, mual, muntah, hingga sakit perut yang parah. Dalam kasus yang lebih ekstrem, racun pada bunga bakung bahkan dapat menyebabkan gangguan pada sistem saraf. 

Anak-anak seringkali penasaran dan suka mencoba hal-hal baru, termasuk mencium, memegang, atau bahkan memasukkan benda asing ke dalam mulut mereka. Jika bunga bakung tertelan atau mereka menyentuh bagian bunga yang mengandung racun, bisa berpotensi menimbulkan gejala seperti muntah, diare, dan dalam beberapa kasus, reaksi alergi kulit. Orang tua perlu waspada ketika menempatkan bunga bakung di area yang mudah dijangkau oleh anak-anak. 

Selain itu, bunga bakung sangat beracun bagi hewan peliharaan, terutama kucing. Hanya dengan menelan sedikit bagian dari bunga, seperti daun atau bahkan air dari vas bunga bakung, kucing bisa mengalami gagal ginjal akut yang bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. 

Gejala keracunan pada kucing mencakup muntah, kehilangan nafsu makan, dan lesu. Oleh karena itu, bagi pemilik kucing, sangat disarankan untuk tidak menempatkan bunga bakung di dalam rumah. 

Serbuk sari bunga bakung juga bisa menimbulkan reaksi alergi pada manusia, terutama bagi yang memiliki riwayat alergi serbuk bunga (pollen allergy). Menghirup serbuk sari ini bisa menyebabkan bersin-bersin, mata berair, dan hidung gatal. Selain itu, serbuk sari yang menempel di kulit atau pakaian dapat menyebabkan iritasi atau bahkan ruam bagi yang kulitnya sensitif. 

Dalam lingkungan tertentu, bunga bakung yang ditanam secara besar-besaran bisa berpotensi merusak ekosistem lokal. Beberapa spesies bunga bakung dapat menjadi invasif, menyebar secara cepat, dan mengambil nutrisi dari tanaman lain di sekitarnya. Ini dapat mengganggu keseimbangan flora setempat dan mengancam keberlangsungan spesies tanaman lokal yang lebih rentan. 

Entah sadar atau tidak, sampiran pertama paslon nomor urut 5 cukup menggambarkan betapa bahaya bunga yang disebutkan mereka. Padahal isi pantunnya setelah itu adalah pengharapan akan ridho Allah. 

Sadar atau tidak, membawa sebuah perandaian dalam sebuah ucapan lalu menghidangkannya ke khalayak ramai dengan bahagia, maka kesukaan pengucap akan cenderung menyenangi hal teersebut. Pertanyaannya, mengapa harus bunga Bakung yang menjadi sampiran? mengapa tidak bunga-bunga lain yang lebih indah, serta bermanfaat di mata manusia? Apakah sudah habis bunga yang indah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun