Mohon tunggu...
Rinaldi Sutan Sati
Rinaldi Sutan Sati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Owner Kedai Kapitol

Pemerhati sosial, politik, dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Penipuan Survey Politik Dalam Pilkada

27 September 2024   08:02 Diperbarui: 27 September 2024   08:05 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Mempengaruhi Pilihan Pemilih Salah satu tujuan utama penipuan survei adalah untuk memengaruhi keputusan pemilih yang belum menentukan pilihan. Survei yang menampilkan calon tertentu sebagai unggul dengan selisih yang besar dapat membuat pemilih yang ragu-ragu lebih cenderung memilih calon tersebut karena faktor "bandwagon effect" (efek ikut-ikutan); serta

3. Mengganggu Kompetisi yang Adil Penipuan survei memberikan keuntungan yang tidak adil bagi kandidat tertentu, terutama jika hasil survei digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi pemilih. Hal ini mengganggu prinsip kompetisi yang adil dan sehat dalam pemilu.

Penggunaan survei politik sebagai alat propaganda dapat memiliki dampak signifikan terhadap proses demokrasi. Ketika hasil survei yang dimanipulasi digunakan untuk membentuk opini publik, integritas demokrasi bisa terancam. Masyarakat dapat dipengaruhi untuk mendukung kandidat atau kebijakan berdasarkan informasi yang salah atau menyesatkan. Dalam jangka panjang, ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik, media, dan survei itu sendiri.

Penipuan survei politik dalam Pilkada di Indonesia telah menjadi tantangan serius bagi proses demokrasi. Meskipun survei politik memiliki potensi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang preferensi pemilih, penyalahgunaan survei untuk tujuan politik dan propaganda dapat merusak integritas pemilu. Untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan pemilu yang adil, penting bagi masyarakat untuk waspada terhadap survei-survei yang tidak kredibel dan bagi lembaga survei untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika dalam melakukan survei politik. 

Apakah survey yang beredar pada tahap kampanye awal pemilihan Walikota Pekanbaru yang lalu merupakan sebuah propadanda politik dengan cara manipulasi proses atau pun hasilnya? Wallahua'lam.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun