2. Mempengaruhi Pilihan Pemilih Salah satu tujuan utama penipuan survei adalah untuk memengaruhi keputusan pemilih yang belum menentukan pilihan. Survei yang menampilkan calon tertentu sebagai unggul dengan selisih yang besar dapat membuat pemilih yang ragu-ragu lebih cenderung memilih calon tersebut karena faktor "bandwagon effect" (efek ikut-ikutan); serta
3. Mengganggu Kompetisi yang Adil Penipuan survei memberikan keuntungan yang tidak adil bagi kandidat tertentu, terutama jika hasil survei digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi pemilih. Hal ini mengganggu prinsip kompetisi yang adil dan sehat dalam pemilu.
Penggunaan survei politik sebagai alat propaganda dapat memiliki dampak signifikan terhadap proses demokrasi. Ketika hasil survei yang dimanipulasi digunakan untuk membentuk opini publik, integritas demokrasi bisa terancam. Masyarakat dapat dipengaruhi untuk mendukung kandidat atau kebijakan berdasarkan informasi yang salah atau menyesatkan. Dalam jangka panjang, ini dapat merusak kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga politik, media, dan survei itu sendiri.
Penipuan survei politik dalam Pilkada di Indonesia telah menjadi tantangan serius bagi proses demokrasi. Meskipun survei politik memiliki potensi untuk memberikan gambaran yang jelas tentang preferensi pemilih, penyalahgunaan survei untuk tujuan politik dan propaganda dapat merusak integritas pemilu. Untuk menjaga kepercayaan publik dan memastikan pemilu yang adil, penting bagi masyarakat untuk waspada terhadap survei-survei yang tidak kredibel dan bagi lembaga survei untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika dalam melakukan survei politik.Â
Apakah survey yang beredar pada tahap kampanye awal pemilihan Walikota Pekanbaru yang lalu merupakan sebuah propadanda politik dengan cara manipulasi proses atau pun hasilnya? Wallahua'lam.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H