Mohon tunggu...
Rinaldi Sutan Sati
Rinaldi Sutan Sati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Owner Kedai Kapitol

Pemerhati sosial, politik, dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Warna Keraguan Wahid dan SF Hariyanto pada Simbol Partai Pengusung Mereka

31 Agustus 2024   20:46 Diperbarui: 31 Agustus 2024   21:04 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sudah pernah melihat poster para bakal calon Gubernur Riau untuk Pilkada 2024? Bagi masyarakat yang kerap melewati jalan utama di Pekanbaru, seperti jalan Jendral Sudirman, juga jalan Arifin Ahmad atau bahkan jalan Tuanku Tambusai, tentulah sudah lumayan akrab dengan poster-poster yang menampilkan pakaian mereka saat ini. Baju yang dikenakan, baik wana maupun modelnya, sudah dapat dipastikan muncul sebagai identitas politik, yang terkadang dapat ditarik benang merahnya ke pilihan partai para bakal calon tersebut saat Pemilu Presiden bulan Februari 2024 silam. 

Diantara ketiga pasangan bakal calon tersebut, saya tertarik dengan pasangan bakal calon yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasional Demokrasi (Partai Nasdem). Baju yang dikenakan pasangan calon mereka, hampir dapat dikatakan identik dengan baju yang dikenakan oleh Prabowo -- Gibran yang terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 mendatang.

 Syahdan, hal ini membuat saya pribadi bertanya-tanya, bagaimana mungkin, para bakal calon yang diusung oleh 3 (tiga) partai non pendukung Prabowo -- Gibran, dengan bangganya mengenakan sesuatu yang identik terhadap persiden dan wakil presiden terpilih itu? Apakah bertanda mereka mengakui bahwa provinsi Riau merupakan kandang Prabowo -- Gibran? Sehingga "nekad" mengenakan identitas yang bukan berasal dari Anies -- Muhaimin atau Ganjar -- Mahfud.

Warna dan pakaian memiliki peran yang signifikan sebagai simbol dalam menggambarkan pandangan dan identitas manusia. Sejak zaman kuno, manusia telah menggunakan warna dan pakaian bukan hanya untuk melindungi tubuh, tetapi juga untuk mengekspresikan diri, menunjukkan status sosial, dan menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada orang lain. 

Dalam politik dan bisnis, pemilihan warna yang tepat menjadi sangat penting karena warna dapat membentuk persepsi publik terhadap seseorang atau suatu merek. Misalnya, penggunaan warna biru dalam politik sering kali dimaksudkan untuk menciptakan citra yang tenang dan dapat dipercaya, seperti yang dilakukan oleh banyak partai dan kandidat politik di seluruh dunia.

Dalam konteks kampanye politik, pemilihan pakaian menjadi lebih dari sekadar penampilan; ini adalah pernyataan yang dirancang untuk mengomunikasikan nilai-nilai, sikap, dan identitas kandidat kepada pemilih. Seorang kandidat yang mengenakan warna tertentu, seperti biru, bisa jadi ingin menyampaikan pesan tentang stabilitas dan kepercayaan, sementara gaya pakaian yang dipilih bisa mencerminkan kesederhanaan, modernitas, atau keterhubungan dengan rakyat.

Saat hadir di Gelora Bung Karno (GBK) pada 25 Oktober 2023 lalu, Prabowo -- Gibran mengenakan nuansa biru. Prabowo tampil dengan setelan biru yang dipadukan dengan celana berwarna khaki. Sementara Gibran mengenakan kemeja biru yang dipadukan dengan celana berwarna hitam. Menurut beberapa media, Prabowo sendiri mengakui bahwa, warna biru yang dikenakannya merupakan lambang dari kebahagiaan. 

Hal ini menegaskan bahwa, bagi Prabowo, warna merupakan elemen penting dalam komunikasi visual, terutama dalam dunia politik di mana setiap detail dapat mempengaruhi persepsi publik. Warna biru yang dipilih mereka dalam kampanye politik mereka bukanlah sekadar pilihan estetika. Dalam beberapa statemen yang diungkapkan ke publik, warna bagi mereka merupakan simbol yang mendalam dan dapat mengirimkan pesan tertentu kepada pemilih.

Beberapa referensi yang kami baca, warna biru sering kali diasosiasikan dengan ketenangan, stabilitas, dan rasa aman. Dalam konteks politik, warna ini memberikan kesan bahwa kandidat yang menggunakannya adalah sosok yang stabil, tenang dalam menghadapi tantangan, dan mampu memberikan rasa aman kepada masyarakat. Ketenangan yang disimbolkan oleh warna biru juga dapat menarik pemilih yang menginginkan pemimpin yang tidak reaktif dan bisa berpikir jernih dalam situasi yang kompleks. 

Biru dapat dikatakan sebagai warna yang secara global sering dikaitkan dengan kepercayaan dan integritas. Dalam psikologi warna, biru dianggap sebagai warna yang menenangkan dan mampu membangun rasa percaya di antara orang-orang. Dengan mengenakan warna biru, Prabowo dan Gibran mungkin ingin menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan yang dapat dipercaya, yang memiliki komitmen kuat terhadap integritas dan transparansi dalam menjalankan pemerintahan. 

Dan tidak bisa diabaikan, bahwa warna biru juga memiliki kaitan erat dengan beberapa partai politik yang mendukung Prabowo dan Gibran, seperti Partai Demokrat dan PAN (Partai Amanat Nasional). Dengan memilih warna biru, pasangan ini mungkin ingin menekankan hubungan erat dengan partai-partai tersebut, menunjukkan solidaritas, dan memperkuat aliansi politik mereka di mata publik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun