Mohon tunggu...
Rinaldi Sutan Sati
Rinaldi Sutan Sati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Owner Kedai Kapitol

Pemerhati sosial, politik, dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Muflihun Sang Fenomenal

17 Juli 2024   09:32 Diperbarui: 17 Juli 2024   09:39 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Berita tentang Penjabat Walikota Pekanbaru pada masanya, Muflihun, S.STP., M.AP., memang tidak ada habis-habisnya. Belakangan yang paling menyolok adalah pemanggilan yang bersangkutan untuk dimintai keterangan di Krimsus Polda Riau 1 Juli 2024 silam. Sebelumnya dirinya tidak hadir karena sedang menjalani pengobatan di Jakarta, lalu tidak sampai 1 minggu kemudian, Muflihun datang sendiri ke Mapolda Riau d jalan Patimura, tanpa didampingi kuasa hukum. Menurutnya, kehadirannya kala itu merupakan bentuk sikap korporatif dan kewajiban sebagai pejabat pemerintah maupun warga negara.
Beredar kabar "warung kopi", berita yang mencuat terkait pemanggilan Sekretaris Dewan Provinsi itu, dimanfaatkan beberapa pihak untuk "menghabisi" karir pemuda kelahiran Pekanbaru tersebut. Apalagi Uun (sapaan akrab) jika mengikuti Pilkada Pekanbaru 27 November 2024 mendatang, diproyeksi akan menang mutlak melawan calon mana pun. Artinya, dengan karir yang hampir paripurna di usia muda dalam birokrat, karir politik pun, jikalau dia ikut, akan cemerlang. Pertanyaannya kemudian, mengapa hal ini membuat pihak lain gentar?
Dalam sebuah berita, AKSARA Research and Consulting telah menggelar survei Persepsi Politik Masyarakat Terhadap Pilkada Kota Pekanbaru 2024 pada 20-30 April 2024. Survei ini melibatkan 400 responden yang tersebar proporsional di 15 kecamatan dan dipilih menggunakan metode multistage random sampling dengan Margin of Error 4,9 persen serta tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Dalam survei tersebut dilaporkan bahwa Kinerja Penjabat (Pj) Walikota Pekanbaru saat itu, Muflihun, S.STP, M.AP. dianggap kebih dibandingkan era Pemerintahan Kota Pekanbaru sebelumnya, Firdaus dan Ayat Cahyadi. Nilai kepuasan terhadap kinerja Pj Walikota mencapai 42,3 persen dengan rincian sangat puas 0,5 persen, puas 41,8 persen, kurang puas 36,5 persen tidak puas 13,3 persen dan tidak menjawab 8 persen. Sedangkan kepuasan masayarakat terhadap kinerja era Firdaus-Ayat Cahyadi hanya mencapai 25,3 persen dengan rincian sangat puas 1 persen, puas 24,3 persen, kurang puas 49,2 persen, tidak puas 17,3 persen dan tidak menjawab sebesar 8,2 persen. Ada selisih sekitar 17% nilai kepuasan pada era pemerintahan Penjabat Muflihun yang berjalan selama 2 (dua) tahun dengan Pemerintahan Firdaus - Ayat yang brrkuasa selama 10 tahun.
Survei Aksara ini tentunya membuat pihak yang mempunyai kepentingan terhadap Pilkada Pekanbaru 2024 mendatang merasa gusar. Mengapa tidak, urusan pemerintahan kota yang sebelumnya ditangani Pasangan kader Partai Demokrat dan PKS ini dianggap sebagian besar masyarakat menjadi penyebab kerusakan beberapa ruas jalan, pelayanan publik dan lain sebagainya. Era Firdaus - Ayat dalam pengollaan APBD kota pun dapat disebut sebagai era kelam, ambisi pemindahan pusat perkantoran pemerintah dari jalan Jendral Sudirman ke Tenayan Raya, karenanya akibat anggaran yang dikuras demi mewujudkan pusat perkantoran itu, PemkoPekanbaru kerap mengalami tunda bayar terhadap kontraktornya. Lalu kemudian, era Penjabat Walikota Muflihun datang dan secara berlahan mengurai dan menyelesaikan persoalan-persoalan dimaksud, satu per satu. 

Setelah dirinya tidak menduduki posisi Penjabat Walikota Pekanbaru lagi, Uun pun digadang-gadangkan mampu mengemban jabatan politis seperti Walikota Pekanbaru. Dari itulah, meski dirinya tidak secara gamblang pernah menyatakan diri maju, lelaki kelahiran Pekanbaru ini kerap menduduki peringkat utama dalam setiap survei pilkada Pilkada Pekanbaru 2024. 

Namanya selalu menjadi pemuncak baik sendiri maupun dipasangkan dengan beberapa kandidat calon wakil walikota. Tak heran, saat kasus SPPD fiktif ini mengemuka, berita Uun dipasangkan dengan Ade Hartati maupun Ida Yulita pun masih tetap menjadi hal menarik untuk dibaca. 

Hampir 10 bentuk organisasi pendukung muncul memberikan dukungan. Salah satu yang fenomenal massif adalah organisasi PRO UUN yang digawangi oleh Abdul Khair, S.Sos. Lalu mengapa persoalan SPPD Fiktif ini tidak membuat surut dukungan ke Sekwan Provinsi Riau itu?

Menurut Kuasa hukum Muflihun,  Brahmantio Dwiputra, saat ini Uun memiliki karir yang cemerlang. Selain berpeluang menerima amanah negara berupa jabatan paripurna yang diidam-idamkan kebanyakan pejabat negara di tahun mendatang, jika kliennya tertarik pada kontestasi pilkada mendatang dinilai sangat memiliki kesempatan yang mumpuni dengan segala rekam jejak prestasinya. 

Namun tentu semakin terbuka lebar peluang, semakin lebar juga potensi guncangan pada karirnya. Kuasa hukum dalam bebrrapa berita di media meyakini kliennya dapat melewati tahapan ini semua dengan baik dan menghimbau kepada seluruh masyarakat pekanbaru agar tidak membangun opini yang negatif.
Muflihun memang belum dinyatakan mendapat dukungan oleh partai politik mana pun. Akan tetapi, jika dihitung-hitung waktunya kedepan, bukan tidak mungkin dirinya akan mendapatkannya. Kisruh pemanggilan dirinya memang diproyeksi membuat partai mengambil kuda-kuda waspada. Ampuh memang strategi "merampok di saat tetangga kebakaran" ini. Memanfaatkan momentum "share" berita ke petinggi-petinggi partai, agar Muflihun tidak ikut dalam Pilkada kali ini.

 Ya, Muflihun memang fenomenal. Butuh sejuta pasukan untuk menggagalkannya mencoba peruntungan pada jalur politik. Sekali maju, sulit dikalahkan. Begitulah probabilitasnya. Jika tidak percaya, cobalah survei. Andaikata Pilkada berlangsung saat ini, Uun akan tetap unggul dari kandidat lainnya. 

Walau dipasangkan dengan siapa pun. Memang, Uun sang Fenomenal. Ibarat kata, bagaimana pun manusia mendesain segala upaya, tetap Allah juga penentunya. Wamakaruu wamakarallah, Wallah khairul maakiriin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun