Mohon tunggu...
Rinaldi Sutan Sati
Rinaldi Sutan Sati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Owner Kedai Kapitol

Pemerhati sosial, politik, dan ekonomi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Doctor on Call: Perbedaan Program Kesehatan Antara Muflihun dan Fidel Castro

4 Juni 2024   08:18 Diperbarui: 4 Juni 2024   08:43 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Program Kesehatan Kota Pekanbaru era kepemimpinan Penjabat Walikota Muflihun, S.STP., M.AP., merupakan suatu inisiatif kesehatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan di kota Pekanbaru. Selama 2 tahun masa kepemimpinannya, program ini dirancang untuk menghadapi tantangan kesehatan yang kompleks dan beragam dengan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Dapat dikatakan, Program Kesehatan Muflihun, hampir mengadopsi program kesehatan di Cuba. Walau belum secara komprehenship, namun, program ini mampu menerobos dinding-dinding keraguan masyarakat yang berpenghasilan rendah untuk dapat mengakses layanan kesehatan.

Kuba dikenal di seluruh dunia bukan hanya karena sejarah revolusionernya, tetapi juga karena sistem kesehatannya yang unik dan berkualitas tinggi. Meskipun negara ini memiliki sumber daya ekonomi yang terbatas, Kuba telah berhasil membangun sistem kesehatan yang menjadi model bagi banyak negara berkembang. Sistem kesehatan Kuba mulai dibangun dengan serius setelah Revolusi Kuba pada tahun 1959. Fidel Castro dan pemerintah revolusioner memprioritaskan akses kesehatan untuk semua warga negara sebagai hak asasi manusia. Mereka mulai dengan mengembangkan jaringan layanan kesehatan primer yang kuat, yang tersebar di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah-daerah terpencil.

Sistem kesehatan Kuba terorganisir secara hierarkis, dengan layanan primer sebagai tulang punggungnya. Klinik-klinik komunitas dan dokter keluarga memainkan peran kunci dalam memberikan perawatan primer. Untuk kasus yang lebih serius, pasien dirujuk ke rumah sakit daerah atau pusat spesialis yang lebih besar. Beberapa prinsip utama sistem kesehatan Kuba, sebagai berikut:

  • Universalitas. Setiap warga negara Kuba berhak atas layanan kesehatan tanpa biaya;
  • Fokus pada Pencegahan. Program kesehatan Kuba menekankan pada pencegahan penyakit daripada hanya pengobatan;
  • Akses yang Merata. Pelayanan kesehatan harus tersedia dan dapat diakses oleh semua orang, tanpa memandang status sosial atau geografis; dan
  • Kesehatan sebagai Tanggung Jawab Sosial. Pemerintah dan masyarakat bersama-sama bertanggung jawab atas kesehatan rakyat.

Secara teknis program kesehatan mereka dapat digambarkan sebagai berikut:

  • Dokter Keluarga. Setiap dokter keluarga di Kuba bertanggung jawab untuk sekitar 600 hingga 800 pasien, memberikan perawatan yang bersifat pribadi dan berkesinambungan;
  • Poliklinik. Poliklinik menyediakan layanan spesialisasi tingkat pertama dan layanan darurat 24 jam; serta
  • Rumah Sakit. Rumah sakit regional dan nasional menawarkan layanan spesialisasi tingkat lanjut dan perawatan kompleks.

Bagaimana dengan program layanan kesehatan pada era Penjabat Walikota Pekanbaru Muflihun? Diketahui bahwa, Pekanbaru, sebagai salah satu kota besar di Indonesia, menghadapi berbagai tantangan dalam sektor kesehatan. Akses terhadap layanan kesehatan yang merata dan cepat masih menjadi masalah, terutama bagi warga yang tinggal di daerah terpencil atau memiliki mobilitas terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, Muflihun memperkenalkan program "Doctor On Call" sebagai bagian dari upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Pekanbaru. Dalam beberapa flyer, dapat disimpulkan beberapa tujuan utama dari program "Doctor On Call" diantaranya untuk; 1) Meningkatkan Akses Kesehatan. Yakni berupa memberikan akses cepat dan mudah kepada warga Pekanbaru untuk mendapatkan pelayanan medis. 2) Penyediaan Layanan Darurat. Dengan cara memastikan ketersediaan layanan medis darurat bagi masyarakat yang membutuhkan. 3) Pemerataan Pelayanan. Yaitu mengurangi kesenjangan akses layanan kesehatan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Serta 4) Peningkatan Kualitas Hidup. Upaya bagaimana caranya meningkatkan kualitas hidup warga melalui pelayanan kesehatan yang responsif dan berkualitas.

Jika pembaca menelaah program "Doctor On Call", maka kita akan mendapati program ini bekerja dengan mekanisme  layanan Telemedis.  yaitu Masyarakat dapat menghubungi layanan "Doctor On Call" melalui telepon atau aplikasi khusus. Dokter akan memberikan konsultasi awal melalui telepon atau video call. Kunjungan Dokter. Jika diperlukan, dokter akan mengunjungi pasien di rumah untuk memberikan perawatan langsung. Layanan ini sangat berguna bagi pasien yang tidak dapat bepergian atau membutuhkan perawatan segera. Kemudian rujukan ke Rumah Sakit. Jika kondisi pasien memerlukan perawatan lebih lanjut, dokter akan merujuk pasien ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang tepat. Serta pelacakan dan Tindak Lanjut. Dokter akan memantau kondisi pasien secara berkala untuk memastikan pemulihan yang optimal dan memberikan tindak lanjut jika diperlukan.

Muflihun dalam menjalankan program baik ini bukan tanpa tantangan. Di tengah-tengah keterbatasannya, program ini berjalan dengan sekelumit persoalan yang dapat dikatakan merupakan efek daripada perjalanan kebijakan masa lampau. Meskipun memiliki banyak manfaat, program "Doctor On Call" juga menghadapi beberapa tantangan, seperti Keterbatasan jumlah dokter dan tenaga medis untuk melayani seluruh masyarakat yang membutuhkan, keterbatasan akses teknologi dan internet di beberapa daerah yang dapat menghambat pelaksanaan layanan telemedis, keterbatasan  pendanaan sehingga butuh kekuatan yang cukup untuk memastikan keberlanjutan program dan ketersediaan sumber daya yang memadai.

"Doctor on Call" memang belum sampai kepada kehebatan sistem kesehatan dari hulu ke hilir yang dibangun oleh Pemerintahan Revolusioner Fidel Castro. Namun, Muflihun setidaknya telah membuktikan. Seperti kata Ade Hartati Rahmat, M.Pd., Anggota DPRD Provinsi Riau dari Partai Amanat Nasional Daerah Pemilihan kota Pekanbaru, Bakal Calon wakil Walikota Pekanbaru saat hadir dalam Program Ring 1 yang diadakan oleh Kelakar Indonesia pada 9 Mei 2024, bahwa setakat ini dirinya melihat dalam hal pemberdayaan, contohnya melibatkan masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosial itu cukup bagus. Artinya pemberdayaan itu sudah mulai dilakukan dan itu mengarah ke hasil yang positif. Ini sudah dilakukan dengan cukup baik. Penjabat Walikota Muflihun saat itu dilihatnya mengajak perusahaan-perusahaan atau orang-orang yang memiliki kelebihan ekonomi memberikan bantuan atau menjadi orang tua angkat dari anak-anak stunting.

Muflihun setidaknya membaca kebutuhan pokok masyarakat dalam aspek kesehatan. Apakah dia menyontoh sistem kesehatan dari Kuba? Wallahua'lam. Namun, jika Ernesto "Che" Guevara masih hidup, bisa jadi dia tersenyum senang melihat upaya ini. Muflihun memang bukan Fidel Castro. Tapi, Doctor on Call bisa jadi merupakan inspirasi bagi kita semua. Dapat meningkatkan kesempatan hidup orang banyak. Kesempatan hidup rakyat Pekanbaru. Dan dengan kesehatan yang terjamin layanannya, Kota kita akan terbangun dengan baik. Begitulah hendaknya fasilitas kesehatan di Kota ini. Karena Pekanbaru Rumah Kita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun