Mohon tunggu...
Rinaldi Panji Putra
Rinaldi Panji Putra Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Masih belajar untuk berbagi

Pemimpi(n) yang tak sempurna. Imajinasi lebih hebat daripada pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keraguan di Balik Keyakinan Mencari Ridha-Nya

17 Februari 2016   18:22 Diperbarui: 17 Februari 2016   18:33 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu, beberapa minggu yang lalu, atau mungkin beberapa bulan ke belakang, aku mengalami keraguan dalam mengambil keputusan. Padahal sebelumnya, keputusanku sudah hampir bulat dan aku sangat yakin dengan keputusan yang akan aku ambil tersebut.

Entah itu menjadi hal yang biasa saja dialami oleh setiap orang atau bagaimana, setiap kali aku mencoba untuk meyakini dan istiqomah dengan setiap keputusan yang aku ambil, selalu ada saja keraguan yang membayang-bayangi pikiranku pada saat itu.

Dan itu berakibat pada gagalnya aku membulatkan tekad dan kembali harus memilah-milah baik dan buruknya hal tersebut serta menganalisis kembali, apakah hal ini dapat diterima atau mungkin ditolak. Seakan-akan menjadi katak dalam tempurung. Aku kembali hanyut pada kebingungan oleh proses “seleksi” yang aku buat sendiri indikator penilaiannya.

Kemantapanku dalam memutuskan suatu hal kembali dipertanyakan. Ketidakkonsistenan menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi diriku sendiri untuk kembali mengevaluasi setiap proses langkah-langkah dalam mengambil keputusan. Dan menjadi setiap pelajaran yang sangat berharga bagi diriku sendiri, serta pengalaman yang tidak kalah menakjubkan, meski itu bukanlah pengalaman yang mengenakkan.

Disisi lain, tentu keputusan ini berkaitan pula dengan nasib orang lain, baik nasib orang lain disaat ini dan nasib orang lain dimasa mendatang. Dua pilihan atau bahkan lebih, terpampang nyata didepan mata. Tugasku hanya memilih salah satu yang terbaik diantara beberapa yang terbaik. Terlihat seperti tak sulit, namun, ini membutuhkan kekonsistenan dan rasa istiqomah yang tinggi. Fokus pada satu pilihan dan mencoba meraihnya sekuat tenaga. Apapun hasilnya, insya alloh aku terima dengan lapang dada.

Dan seandainya aku mendapatkan hal itu, aku memiliki amanah yang tidak mudah. Bertanggung jawab menjaganya sepenuh jiwa ragaku tanpa terkecuali. Ini memang merupakan suatu hal yang cukup menyita perhatian dan juga pemikiranku sendiri. Karena Illahi-lah yang langsung memberikannya kepadaku, sebagai salah satu “anugerah” atas perjuanganku selama ini. Juga sekaligus “anugerah” yang Ia berikan khusus untuk menemani sisa perjalananku untuk bersama-sama meraih ridha-Nya di dunia dan di akhirat.

 

Malam hari | Bandung, 16 Februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun