Korupsi, tujuh huruf yang selalu terhubung kepada para wakil rakyat jika terngiang di telinga masyarakat Indonesia. Secara tak sadar, kita sebagai rakyat Indonesia juga sering melakukan sebuah tindakan kotor tersebut, walau tak sebesar apa yang di lakukan para “tikus-tikus kantor “ (sebuah sebutan untuk koruptor yang dijadikan sebuah lagu oleh musisi legendaries Indonesia, Iwan Fals)
Sebagai contoh, seorang yang tak memaatuhi lalu seperti melawati jalan ketika jalan itu masih berlampu merah, mencotek atau berkerja sama ketika ujian, menyogok para penegak keadilan ketika terkena tilang dijalan, dan masih banyak lagi hal yang dapat merugikan bagi orang lain, negara, bahkan merugikan diri sendiri. Menjadi pertanyaan adalah apa bedanya kita dengan “tikus-tikus kantor” tersebut? Saya rasa tak ada bedanya, kita hanyalah seseorang "maling teriak maling". Yang membedakan hanyalah dilakukan dalam lingkaran yang kecil, seperti perbandingan maling ayam dengan maling di perumahan mewah.
Jujur saya jugalah orang yang telah melakukan "maling berteriak maling" dan saran saya kepada pemuka di negeri ini, jika memberantas para tikus-tikus tersebut, berantaslah mulai dari hal yang kecil dulu, jika hal yang kecil saja tak bisa apalagi yang lebih besar, Salam Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H