Mohon tunggu...
Rina Khasuna
Rina Khasuna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Selalu optimis dan berpikir positif

Selanjutnya

Tutup

Film

Bias Gender yang Terdapat dalam Sinetron Dunia Terbalik

2 Januari 2023   14:26 Diperbarui: 2 Januari 2023   14:38 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bias gender merupakan pandangan yang memisahkan peran, posisi dan tanggung jawab laki-laki serta perempuan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan pembangunan. Biasanya bias gender ini bermula dari prasangka atau diskriminasi gender, seperti dalam sinetron dunia terbalik ini. 

Dunia terbalik merupakan sinetron indonesia dengan genre komedi yang dirilis pada tahun 2017. Sinetron ini disutradarai oleh Lip S. Hanan, Depi Herlambang, Lono Abdul Hamid, Rudi Aryanto, Indrawan, Bobby Herlambang, dan Asep Kusdinar. 

Sinetron dunia terbalik ini menceritakan tentang kehidupan para suami yang ditinggalkan istrinya bekerja di luar negeri atau sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW). Lalu para suami ini harus mengurus kegiatan rumah tangganya yang biasa dilakukan oleh wanita. Namun hal ini justru berbanding terbalik dengan wanita yang bekerja untuk menghidupi keluarga. 

Menurut saya dalam sinetron dunia terbalik ini mendapat respons yang beragam dari masyarakat. Karena dalam sinetron ini peran justru di balik di mana para laki-laki adalah suami yang melakukan pekerjaan rumah tangga, bahkan nilai komedi dan hiburannya dapat ditemukan  pada adegan di mana para suami melakukan kegiatan yang biasa dilakukan oleh para istri. Nah hal inilah yang menjadi daya tarik dalam sinetron tersebut. 

Terdapat juga adegan para suami melakukan tugas-tugas rumah tangga yang biasanya kebanyakan dilakukan oleh ibu rumah tangga. Adegan terbalik di mana suami mengerjakan tugas istri yang sebenarnya merupakan tugas sehari-hari yang bisa dilakukan oleh siapa saja tidak memandang gender. Namun, idealnya dalam masyarakat posisi laki-laki tetap menjadi kepala keluarga yang menguasai keluarga. 

Pada sebagian besar masyarakat yang mengikuti garis patriarki, mereka beranggapan bahwa laki-laki memiliki status yang lebih tinggi daripada perempuan. Selain pengalaman yang berbeda dapat membuat karakteristik perempuan kurang ditekankan, sehingga menimbulkan stereotip tentang perempuan itu sendiri. Stereotip bagi perempuan pada umumnya tidak menguntungkan perempuan, seperti bahwa perempuan lebih rendah dari laki-laki, lemah, dan lain-lain. 

Terlepas dari terjadinya pertukaran peran, penulis naskah juga membuat cerita unik  ketika desa tersebut memiliki budaya yang berbeda dengan desa lain, para suami bekerja di rumah tangga sedangkan istri bekerja di luar negeri mencari nafkah menjadi seorang TKW. Ini adalah pendapat Santrock (2003:365) dalam Salim, Agus & Syas, 2019 mengemukakan bahwa istilah seks dan gender memiliki perbedaan dimensi. Istilah seks mengacu pada dimensi biologis laki-laki dan perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial budaya laki-laki dan perempuan. 

Hal yang membuat sinetron ini berbeda dengan yang lain karena ide cerita tersebut didasari pada pandangan masyarakat yang menempatkan laki-laki sebagai pencari nafkah dan wanita sebagai pekerja domestik atau bekerja di rumah, dengan demikian dalam sinetron dunia terbalik justru melawan pandangan dari masyarakat yaitu menukar peran antara suami dan istri maka menjadi menarik dan memiliki nilai jual. 

Dalam kehidupan nyata bias gender ini juga masih sering terjadi seperti pada fenomena sebuah peluang menjadi pembantu atau asisten rumah tangga lebih banyak perempuan dan yang selalu dibutuhkan dan dicari adalah sosok perempuan. Bahkan perempuan dapat dikatakan selalu dinomor duakan dalam beberapa pekerjaan tertentu. Selain itu masih terdapat nilai sosial yang membatasi perempuan untuk beraktivitas. 

Pembalikan peran antara pemeran pria dan wanita dalam sebuah sinetron dimaksudkan agar menarik untuk menciptakan situasi komedi dengan hiburan sehingga menghasilkan banyak publisitas untuk setiap penayangan sinetron tersebut. 

Dari sini dapat disimpulkan bahwa dibalik komersialisasi sinetron Dunia Terbalik, sinetron tersebut memiliki nilai jual yaitu menghibur pemirsa televisi dan mampu menarik perhatian dari khalayak, baik aktif maupun khalayak yang pasif. Selain itu efek dari media massa juga sangat berpengaruh terhadap khalayak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun