Mohon tunggu...
Rina Juliastuti
Rina Juliastuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Mataram

Mahasiswa aktif di universitas Islam Negeri Mataram

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masih Efektifkah Kampanye Politik Menggunakan Baliho?

27 November 2023   05:40 Diperbarui: 27 November 2023   05:58 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendekati pemilu 2024 semakin dekat, disepanjang jalan kita pasti melihat banyak sekali baliho yang di pajang baik itu di pohon atau di tembok bangunan di pinggir jalan. Seperti yang kita ketahui baliho adalah suatu gambar atau pajangan besar yang di pajang di ruang terbuka dengan tujuan mengenalkan atau mengkampayekan figur pasangan calon dan visi misi para kandidat dalam pemilihan presiden.

Adapun ukuran baliho yang kita lihat, ada yang kecil bahkan ada yang sangat besar. Pemajangan baliho ini, pemajangan di tempat-tempat yang sering dilewati oleh masyarakat. Tujuannya tidak lain yaitu untuk memperkenalkan diri atau supaya dikenal oleh banyak orang. Namun, kebanyakan yang kita amati, zaman sekarang ini sangat jarang kita melihat masyarakat memperhatikan baliho yang ada dipinggir jalan. Kebanyakan dari kita itu melihat sekilas bahkan kita tidak lihat sama sekali. Sekarang masyarakat tidak lagi melirik baliho tersebut tetapi masyarakat sekarang beralih melihat melalui media sosial. 

Baliho-baliho yang terpajang dipinggir jalan menurut saya hanya sekedar pajangan yang hanya dilirik atau bahkan tidak dilihat sama sekali. Karena kebanyakan orang sekarang, melihat atau menentukan pilihan mereka melalui media sosial. Seperti yang kita amati, jarang sekali masyarakat memperhatikan baliho tersebut, bahkan hingga pudar terkena hujan panas, masyarakat sama sekali tidak peduli. Tetapi, sama sekarang masih saja baliho digunakan oleh para capres. 

Dalam jurnal Adhyasta pemilu dari Bawaslu, pemasangan baliho pada saat menjelang pemilu bisa menjadi sampah visual, khususnya di area perkotaan. Dapat kita lihat bahwa baliho yang di pajang tersebut ternyata memiliki dampak. Bukan hanya itu biaya pembuatan baliho juga tidak sedikit, tetapi ujung-ujungnya hanya menjadi sampah yang tidak ada gunanya.

Salah satu kritik terhadap penggunaan baliho juga adalah bahwa pesan yang dapat disampaikan terbatas karena ukuran baliho yang terbatas. Dalam era di mana media sosial sangat berpengaruh saat ini, yang memungkinkan penyampaian informasi lebih jelas dan terperinci, sedangkan baliho memiliki ruang terbatas untuk menyajikan banyak informasi. Mengingat sekarang, pemilih moderen lebih agresif dalam memilih atau mencari berbagai macam sumber informasi di media sosial mengenai para kandidat yang akan dipilih, mengenai hal ini para kandidat harus dapat memenuhi kebutuhan para pemilih.

Selain itu, efektivitas kampanye politik tidak hanya diukur oleh sejauh mana pesan disampaikan, tetapi juga oleh sejauh mana pesan tersebut menciptakan keterlibatan dan interaksi. Baliho memiliki keterbatasan akan hal ini, dikarenakan baliho sifatnya hanya pajangan dan tidak memungkinkan untuk partisipasi aktif dari pemilih. Sementara media sosial sangat memungkinkan untuk membangun kampanye yang lebih aktif dan lebih luas serta dapat melibatkan pemilih secara langsung.

Selain itu, perubahan perilaku pemilih juga menciptakan tantangan bagi efektifitas baliho. Masyarakat kini lebih cenderung menghabiskan waktu online, terutama di platform media sosial. Oleh karena itu, strategi kampanye politik yang berfokus pada konten digital, iklan online, dan interaksi langsung melalui media sosial dapat menjadi lebih relevan dalam menjangkau pemilih muda dan mendukung partisipasi pemilih secara aktif.

Dalam kesimpulannya, sementara baliho masih dapat memberikan kontribusi dalam kampanye politik, keefektifannya perlu dilihat dalam konteks perubahan perilaku dan preferensi pemilih. 

Strategi kampanye yang sukses saat ini melibatkan kombinasi cerdas antara media tradisional dan digital untuk mencapai pemilih di berbagai platform, menggabungkan daya tarik visual baliho dengan interaksi aktif yang ditawarkan oleh media digital. Sementara itu, baliho tetap menjadi elemen kampanye politik yang dapat menarik perhatian, efektivitasnya perlu dinilai dalam konteks yang lebih luas. 

Pemilihan strategi kampanye yang bijaksana seharusnya mempertimbangkan perubahan dalam perilaku pemilih, kemajuan teknologi, dan keunikan konteks kampanye.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun