Mohon tunggu...
rina hutajulu
rina hutajulu Mohon Tunggu... lainnya -

an independent researcher for the Dekker Center focusing on political studies of civil society movements and environmental issue in Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money

Obsesi Sektor Swasta akan Pertumbuhan Hijau

15 Mei 2014   16:43 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:30 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan biaya tambahan untuk mendanai beragam program berbasis lingkungan dan sosial akibat tekanan permintaan pasar dari negara-negara barat -yang belum terbukti benarkah pasar negara barat menginginkannya, tapi inilah yang menjadi dasar kampanye hitam aktivis lingkungan-, tidak akan memengaruhi sektor swasta seperti APP dari aspek bisnis. Pengamat menyebut, kontrak antara APP dan Staples tidaklah menguntungkan. APP menyanggupi kontrak itu hanya agar bisa kembali ke ring permainan, sebab perusahaan suplier asal AS itu memiliki kebijakan hijau untuk memperoleh harga tawar serendah mungkin.

Menutup opini ini, muncul pertanyaan dari salah satu peserta Forest Asia Summit 2014 yang juga perwakilan Asosiasi Furnitur Jawa Tengah, "Apa yang keluarga saya akan makan?" Pertanyaan itu muncul setelah Forest Trust Fund (kontraktor APP) bicara soal keberlanjutan di depan forum. Sayangnya, pertanyaan itu diabaikan oleh moderator.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun