Munkin ini suatu konspirasi, bukankah harus dipecahkan solusinya, ditemukan uek sial pangke cilako?
Bayangkan, rumah anda terbakar lalu ada yg menghujat, seandainyaa ada perampok terjahatpun anda akan sedih karenanya
Dulu guru saya di SD mengajarkan, Indonesia dikenal bangsa yangwelas asih, sayangnya sudah hilang,berganti bangsa caci maki
Istana negara bukan rumah SBY, bukan juga rumah sesneg, tapi rumah kita semua, kita semua rakyat Indonesia, siapapun kita.
Kalau ini teguran, teguran untuk kita semua, harusnya kita intropeksi diri sendiri dulu. Kalau ini kemarahan, yang dimarahi adalah kita semua, harusnya semua kita menundukkan kepala dan merasa berdosa
Kalau ini kutukan, kita semua harus menangkalnya, bukan hanya sby, sesneg, pejabat, politkus namun kita semua Kalau ini konspirasi, kitalah pelaku konspirasi, kita yang (mem) bakar daan kita yang (ter) bakar, jadi hanyaa kita yang bisa hentikan.
Jadi mengambil moment kebakaranistana istana ini untuk menghujat, mencaci, menghina artinya mencaci, menghujat dan menghina diri sendiri"
Kata almarhum ayah saya (Nurhasan) kalau menunjuk orang lain dengan satu jari, maka empat jari menunjuk diri sendiri.
Jadi ....kenapa tidak berikan rasa prihatin, rasa welas asih Indonesia, mari rubah dari diri, dari yg terkecil dan dari saat ini
Entah musibah,kutukan,bencana atau apapunlah namanya saya yakin bangsa Indonesia bisa menghadapinya, wong tsunami besar aja dulu bisa Semoga ini bisa menjadi renungan, bahwa kita dan bangsa ini perlu berbenah, hilangkah semua yg negatif dan Semoga bangsa ini tetap bisa melangkah. Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H