Mohon tunggu...
Rina Hasan
Rina Hasan Mohon Tunggu... profesional -

Terjaga dan ingin menulis lagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebakaran Istana, yang (mem)terbakar Kita...

22 Maret 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:24 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Munkin ini suatu konspirasi, bukankah harus dipecahkan solusinya, ditemukan uek sial pangke cilako?

Bayangkan, rumah anda terbakar lalu ada yg menghujat, seandainyaa ada perampok terjahatpun anda akan sedih karenanya

Dulu guru saya di SD mengajarkan, Indonesia dikenal bangsa yangwelas asih, sayangnya sudah hilang,berganti bangsa caci maki

Istana negara bukan rumah SBY, bukan juga rumah sesneg, tapi rumah kita semua, kita semua rakyat Indonesia, siapapun kita.

Kalau ini teguran, teguran untuk kita semua, harusnya kita intropeksi diri sendiri dulu. Kalau ini kemarahan, yang dimarahi adalah kita semua, harusnya semua kita menundukkan kepala dan merasa berdosa

Kalau ini kutukan, kita semua harus menangkalnya, bukan hanya sby, sesneg, pejabat, politkus namun kita semua Kalau ini konspirasi, kitalah pelaku konspirasi, kita yang (mem) bakar daan kita yang (ter) bakar, jadi hanyaa kita yang bisa hentikan.

Jadi mengambil moment kebakaranistana istana ini untuk menghujat, mencaci, menghina artinya mencaci, menghujat dan menghina diri sendiri"

Kata almarhum ayah saya (Nurhasan) kalau menunjuk orang lain dengan satu jari, maka empat jari menunjuk diri sendiri.

Jadi ....kenapa tidak berikan rasa prihatin, rasa welas asih Indonesia, mari rubah dari diri, dari yg terkecil dan dari saat ini

Entah musibah,kutukan,bencana atau apapunlah namanya saya yakin bangsa Indonesia bisa menghadapinya, wong  tsunami besar aja dulu bisa Semoga ini bisa menjadi renungan, bahwa kita dan bangsa ini perlu berbenah, hilangkah semua yg negatif  dan Semoga bangsa ini tetap bisa melangkah. Amin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun