Bagi filsafat aliran idealisme, Bagi idealisme, peserta didik dipandang sebagai suatu diri mikrokosmos jagad kecil yang berada dalam proses "becoming" menjadi lebih mirip dengan diri absolut. Dengan kata lain bahwa diri individual, dalam hal ini peserta didik, adalah suatu eksistensi dari diri absolut. Oleh karenanya Ia mempunyai sifat-sifat yang sama dalam bentuk yang belum teraktualkan atau dikembangkan.
Aspek yang paling penting dari peserta didik adalah inteleknya yang merupakan akal pikir mikrokosmik. Pada dataran akal pikirlah, usaha serius pendidikan harus diarahkan, karena pengetahuan yang benar dapat dicapai hanya melalui akal pikir. Kalangan idealisme melihat anak didik sebagai seseorang yang mempunyai potensi untuk tumbuh, baik secara moral maupun kognitif. Para idealis cenderung melihat seorang anak didik sebagai individu yang mempunyai nilai-nilai moralitas.
Oleh karena itu, pendidikan berfungsi untuk rnengembangkannya kearah kepribadian yang sempurna. Berdasarkan uraian diatas, dapat dipahami bahwa anak didik harus dipandang sebagai individu yang memiliki potensi akal pikir dan potensi moral. Potensi inteleknya dikembangkan sehingga memiliki pengetahuan yang benar, dan potensi moralnya diaktualisasikan agar ia memiliki kepribadian yang utama sebagai manusia yang bermoral.
Sementara itu, bagi kaum realisme, siswa bukan hanya penerima pasif informasi, tetapi juga pelaku aktif dalam proses pembelajaran. Dalam konteks realisme, siswa dituntut untuk bisa menguasai pengetahuan. Kedisiplinan dibutuhkan untuk untuk mencapai esensi dalam pembelajaran. Menguasai pengetahuan dari hasil pembelajaran. Taat pada aturan yang berlaku dan mempunyai etika yang taat pada berbagai perilaku.
Filsafat idealisme memiliki beragam implikasi yang signifikan dalam konteks pendidikan, yang menekankan pada pengembangan pandangan, ide-ide, dan nilai-nilai yang membentuk karakter. Berikut adalah sejumlah implikasi utama dari aliran idealisme dalam pendidikan:
Idealisme berpandangan yang terfokus pada dunia ide yang bersifat abstrak dan unsur materi yang bersifat empiris indrawi. Pandangan idealisme tidak memisahkan antara sesuatu yang bersifat abstrak yang ada dalam tataran ide dengan dunia materi.
Filsafat idealisme bermanfaat untuk pembentukan karakter peserta didik dan perkembangan intelektual peserta didik.
Sebagai sarana untuk menanamkan nilai-nilai etika dan spiritual sehingga peserta didik tidak hanya secara keterampilan saja, tetapi pengembangan karakter juga terpenuhi
Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan reflektif peserta didik
Dapat diintegrasikan dengan model pembelajaran yang menekankan pengembangan intelektual, nilai-nilai moral dan refleksi seperti reflective learning, PJBL (Project Based Learning)
Realisme memiliki beberapa implikasi yang signifikan dalam konteks pendidikan: