Filsafat aliran idealisme ditinjau berdasarkan metode pengajarannya pada proses pembelajaran, istilah-istilah tertulis juga terucap adalah metode yang dipakai sang penganut idealisme. Melalui istilah kata inspirasi dan gagasan bisa beralih berdasarkan suatu logika pikir menuju logika pikir lainnya. Metode ini bisa dirumuskan menjadi penyerapan inspirasi dan gagasan.
Metodologi pengajar pada ruang kelas sering ditinjau pada bentuk penyampaian materi menggunakan pengertian pengetahuan ditransfer berdasarkan pengajar ke peserta didik. Pengajar juga menyelenggarakan diskusi kelas sebagai akibatnya peserta didik bisa menangkap inspirasi-inspirasi dan gagasan berdasarkan aneka macam bacaan.
Dengan demikian bisa dipahami bahwa metode pedagogi pada pandangan idealisme keliru satunya merupakan penyampaian melalui uraian istilah-istilah, sebagai akibatnya materi yang diberikan ke siswa terkesan ekspresi dan abstrak. Idealisme kurang memiliki semangat untuk melakukan kajian-kajian yang pribadi bersentuhan menggunakan objek fisik, sebab pada pandangannya aktivitas-aktivitas berkaitan menggunakan bayang-bayang inderawi daripada empiris.
Sedangkan filsafat aliran realisme adalah metode menggunakan pengalaman baik pribadi secara langsung atau tak langsung. Metode pembelajaran yang baik akan mendorong siswa untuk terlibat aktif pada proses belajar, baik secara fisik juga mental.
Peran guru dilihat dari sudut pandang filsafat aliran idealisme, Guru menempati posisi yang sangat krusial. Guru merupakan pribadi yang dewasa, pendidik Idealis seharusnya adalah seseorang yang mapan dalam perspektif ilmu, sosial dan budaya. Dia harus mampu menjadi pribadi yang integral yang mampu menjalani berbagai peran dalam kehidupannya di suatu komunitas perspektif apapun yang akan dia hadapi.
Hal ini bukan berarti bahwa kepribadian peserta didik adalah sesuatu yang harus dimanipulasi oleh pendidik. Hanya saja dapat dikatakan bahwa peserta didik berkembang menuju kedewasaan, menuju suatu perspektif dalam kepribadiannya berdasarkan atas kemampuannya menggunakan nalar dan akalnya sendiri.
Pendidik menghormati peserta didiknya dan memahami perannya dalam membantu mereka merealisasikan keutuhan kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidik haruslah menerapkan nilai-nilai, mencintai peserta didik, menyenangkan dan seorang pribadi yang antusias, semangat dan penuh keikhlasan dalam mendidik.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa kecakapan yang harus dimiliki seorang pendidik, diantaranya: 1) Mampu mempersonifikasikan budaya dan realita; 2) Mampu memahami kepribadian peserta didiknya; 3) Mampu menyatukan beberapa keahlian dengan antusias tinggi; 4) Menjadi seorang teman bagi peserta didiknya; 5) Mampu membangkitkan minat belajar dan 6) Sadar akan signifikansi akhlak dalam pekerjaannya. Dari sisi ini wajarlah ketika filsafat idealisme mempunyai harapan yang tinggi dari para pendidik.
Oleh karenanya, selain kecakapan-kecakapan di atas, pendidik harus mempunyai keunggulan lain yakni keunggulan secara moral dan intelektual. Guru juga berperan sebagai tokoh sentral dan model di mana keberadaannya menjadi panutan bagi peserta didik. Guru sebagai model bagi peserta didik, guru harus menghargai anak didiknya dan membantunya untuk menyadari kepribadian yang mereka miliki.
Dengan demikian idealisme rupanya menempatkan sosok guru menjadi posisi sentral yang selalu mengarahkan anak didiknya. Menurut filsafat aliran realisme peran guru, guru dapat menguasai pengetahuan, terampil dan mempunyai kreativitas dalam teknik mengajar, dan harus bisa menuntut peserta didik mahir dalam pengetahuan yang didapat secara realistis.
Penentu materi pelajaran yang akan disampaikan. Menggunakan minat peserta didik yang berhubungan dengan mata pelajaran. Mendisiplinkan peserta didik melalui ganjaran dan prestasi yang ada. Mengendalikan perhatian peserta didik dalam kondisi apapun. Keterlibatan aktif siswa sangat diperlukan dalam banyak hal untuk membantu peserta didik dalam memperoleh keterampilan yang berguna untuk kehidupan nyata, dan materi yang disampaikan terstruktur dan sistematis.