Mohon tunggu...
RINA AGUSTINI
RINA AGUSTINI Mohon Tunggu... Guru

Saya seorang guru SMK Kuliner, berpihak pada murid, mengantarkan murid menjadi lulusan yang dapat berwirausaha, bekerja dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengembangkan Bisnis Kuliner dengan Optimalisasi Teknologi Bahan Pangan Lokal

23 November 2024   21:44 Diperbarui: 23 November 2024   22:01 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Komunitas Belajar Kompa Libels SMKN 15 Bandung (Sumber : Koleksi Pribadi)

Webinar yang diselenggarakan oleh Komunitas Belajar KOMPA Libels SMKN 15 Bandung, dengan tim yang bertugas adalah MGMP Kuliner dan MGMP Pendidikan Pancasila, dengan tema  "Mengembangkan Bisnis Kuliner dengan Optimalisasi Teknologi dan Bahan Lokal", pada hari ini Sabtu 23 November 2024. 

webinar diawali dengan pembukaan oleh MC Ibu Farida Nur Fatwah, S.Pd. kemudian Pembacaan doa oleh Bapak Asep Undang, M.Pd, dilanjutkan dengan menyanyikan Lagu indonesia Raya.

Foto Flyer Webinar Kompa Libels SMKN 15 Bandung (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Flyer Webinar Kompa Libels SMKN 15 Bandung (Sumber : Koleksi Pribadi)

Kegiatan webinar 7 Kombel Kompa Libels yang bertema Mengembangkan Bisnis Kuliner dengan Optimalisasi Teknologi dan Bahan Lokal. Di tengah perkembangan dunia yang semakin pesat, sektor bisnis kuliner tidak hanya menjadi kebutuhan pokok, tetapi juga menjadi peluang besar bagi siapa saja yang memiliki kreativitas dan semangat wirausaha. 

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kita dihadapkan pada tantangan baru, yaitu bagaimana kita dapat mengembangkan bisnis kuliner dengan cara yang lebih efektif dan efisien. Di sinilah pentingnya optimalisasi teknologi dan pemanfaatan bahan lokal. Teknologi memainkan peran yang sangat besar dalam dunia bisnis kuliner. 

Dengan adanya platform digital, media sosial, dan aplikasi berbasis teknologi, pemasaran produk kuliner menjadi semakin mudah dan dapat menjangkau pasar yang lebih luas. Misalnya, sistem pemesanan online, aplikasi pengiriman makanan, dan teknologi pembayaran digital yang semakin memudahkan konsumen dalam bertransaksi. 

Oleh karena itu, saya mengajak kita semua untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi untuk memajukan bisnis kuliner, serta mendukung penggunaan bahan lokal dalam setiap produk yang kita hasilkan. Dengan memadukan keduanya, kita tidak hanya akan mampu memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga berkontribusi pada perkembangan ekonomi dan pelestarian budaya lokal. 

Saya berharap melalui pembahasan dan pembelajaran tentang topik ini, kita dapat memperluas wawasan dan menggali ide-ide baru yang bermanfaat, tidak hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

Sambutan Ketua Kombel Kompa Libels (Sumber : Koleksi Pribadi)
Sambutan Ketua Kombel Kompa Libels (Sumber : Koleksi Pribadi)

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari ketua Kombel Kompa Libels Rina Agustini, S.Pd.
Salah satu wujud Merdeka Belajar dari komunitas belajar adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan kolaborasi antar peserta didik dalam menyelesaikan tantangan atau masalah nyata yang ada di sekitar mereka. 

Dalam hal ini, komunitas belajar memberikan ruang bagi siswa untuk belajar secara aktif melalui pengalaman langsung dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Melalui proyek ini, peserta didik tidak hanya belajar secara teori, tetapi juga mengasah kreativitas, kemampuan berpikir kritis, dan kemampuan bekerja sama dalam tim. 

Mereka diberi kebebasan untuk memilih topik yang mereka minati, merencanakan, dan melaksanakan proyek tersebut, yang dapat berhubungan dengan berbagai bidang, seperti teknologi, seni, kewirausahaan, dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan prinsip Merdeka Belajar yang mengutamakan kebebasan untuk belajar sesuai dengan minat, potensi, dan tujuan hidup masing-masing. 

Dengan demikian, komunitas belajar menjadi tempat yang mendukung eksplorasi ide dan kreativitas, serta mengembangkan karakter dan kompetensi peserta didik secara menyeluruh. Selain itu, pembelajaran berbasis proyek juga menghubungkan dunia pendidikan dengan dunia industri atau masyarakat, menciptakan pembelajaran yang relevan dan kontekstual.

Foto Narasumber 1 Chef M. Mutaqin Billah (Chef Kim) Sumber : Koleksi Pribadi
Foto Narasumber 1 Chef M. Mutaqin Billah (Chef Kim) Sumber : Koleksi Pribadi

Pemaparan Narasumber Pertama Executive Chef Hutanika Resto  dan F &B Konsultan _ M. Mutaqin Billah (Chef Kim) dengan tema "Adaptasi Terhadap Teknologi dan Benefit Penggunaan Bahan Lokal Dalam Pengembangan Usaha Kuliner". dipandu oleh moderator ibu Fitri Nurul Fauziah, S.Pd. 

Dalam industri kuliner saat ini, teknologi menjadi sangat penting secara strategis karena akan memungkinkan bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta pasti mendorong pertumbuhan penjualan dan keuntungan dalam jangka waktu yang lebih lama. 

perkembangan teknologi dalam industri kuliner memberikan manfaat berupa mempermudah mengembangkan bisnis kuliner dengan lebih cepat, efisien sehingga dapat sekaligus lebih menguntungkan bagi pebisnis di bidang kuliner.

4 Pilar Usaha Kuliner, yaitu : Sumber daya manusia, Accounting, Sales dan marketing dan Produk.

Faktor Yg Mempengaruhi Performa Dan Produktivitas Dalam Usaha Kuliner, adalah : Area kerja & peralatan penunjang, Flow proses serta pemetaan pekerjaan, Kemampuan SDM.

Teknologi di dunia industri kuliner terbagi 2 kategori, ialah :
1. Berupa system/software : Penggunaan komputer pada pabrik pengolahan susu, misalnya pada pabrik yogurt, minuman fermentasi dan lain sebagainya. Salah satu contoh perkembangan teknologi di bidang industri kuliner adalah kemunculan konsep molecular gastronomy. 

Konsep tersebut muncul sebagai konsep penggunaan transformasi fisika dan kimia dari bahan pangan selama proses memasak serta konsep pengembangan fenomena sensori pada saat makanan dikonsumsi.

2. Berupa perangkat/equiptmennya: Dalam industri kuliner saat ini, teknologi menjadi sangat penting secara strategis karena akan memungkinkan bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas serta pasti mendorong pertumbuhan penjualan dan keuntungan dalam jangka waktu yang lebih lama. 

Peralatan seperti mesin sous vide atau blender imersi telah mendemokratisasi cara memasak yang lezat, sehingga bahkan para amatir pun dapat menghasilkan hidangan berkualitas restoran .

Dasar Adaptasi Teknologi : 1. Fungsi, 2. Efesiensi, 3. Inovasi,

Pengembangan Sehat, yaitu : Serius, Emosi, Hati, Antusias, Terarah dan Terukur

Tanya jawab peserta dan narasumber pertama 

Foto Penaya Pertama  (Sumber: Koleksi Pribadi)
Foto Penaya Pertama  (Sumber: Koleksi Pribadi)

Pertanyaan :

- Ibu Mulyani Hadi, S.Pd

Mengapa bisnis kuliner pada saat akan memulai bisnis terasa mudah tetapi pada saat di jalani selalu menemui kesulitan bahkan kegagalan ? Solusi nya apa?

Jawaban :

- M. Mutaqin Billah (Chef Kim)

Solusi untuk Menghadapi Kesulitan Bisnis Kuliner. Lakukan Riset Pasar yang Mendalam. Pelajari kebutuhan, keinginan, dan perilaku konsumen di target pasar Anda. Pahami juga kekuatan dan kelemahan kompetitor. Tawarkan Keunikan. Berikan nilai tambah atau diferensiasi yang membuat bisnis Anda unik, seperti rasa khas, konsep menarik, atau pelayanan luar biasa. 

Perencanaan Keuangan yang Baik. Kelola anggaran dengan cermat, pisahkan keuangan bisnis dari pribadi, dan siapkan cadangan untuk keadaan darurat. Fokus pada Kualitas dan Konsistensi. 

Pastikan makanan Anda enak, segar, dan konsisten dalam kualitas untuk membangun loyalitas pelanggan. Manfaatkan Teknologi. Gunakan media sosial dan platform digital untuk mempromosikan bisnis Anda, menerima pesanan online, atau mendapatkan ulasan positif. Terus Berinovasi. Pantau tren pasar dan sesuaikan menu atau konsep Anda untuk tetap relevan. 

Pelayanan yang Profesional. Pelayanan yang ramah, cepat, dan responsif dapat menciptakan pengalaman positif bagi pelanggan. Belajar dari Kegagalan. Anggap kegagalan sebagai proses belajar. Evaluasi apa yang salah dan cari cara untuk memperbaikinya.

Pertanyaan  ke 2:

Foto Penanya ke dua  (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanya ke dua  (Sumber : Koleksi Pribadi)

- Ibu Ivadha Ridha M, S.Kom

Bagaimana solusi kegagalan dari bisnis kuliner akibat dari produk yang dijual di makan oleh sendiri? Mengapa rasa hidangan yang diolah berbeda saat diolah oleh alat tradisional dan oleh mesin?

Jawaban :

- M. Mutaqin Billah (Chef Kim)

Solusi Kegagalan dari Produk yang Dimakan Sendiri. Jika produk bisnis kuliner sering dikonsumsi sendiri (oleh pemilik atau karyawan), ini biasanya disebabkan oleh kurangnya pengendalian diri, manajemen stok, atau kebiasaan yang kurang profesional. Solusi untuk mengatasi hal ini adalah: Pisahkan Produk untuk Kebutuhan Pribadi. Alokasikan jumlah tertentu sebagai konsumsi pribadi atau karyawan di awal hari. 

Produk di luar alokasi ini tidak boleh dikonsumsi. Buat Aturan Ketat. Tetapkan kebijakan bahwa konsumsi produk untuk keperluan pribadi harus melalui persetujuan atau pembayaran tertentu, meskipun dengan diskon khusus. 

Fokus pada Profitabilitas. Edukasi tim (termasuk diri sendiri) tentang pentingnya setiap unit produk untuk keuntungan bisnis. Semakin banyak produk yang dimakan sendiri, semakin kecil potensi laba. Perbedaan Rasa antara Pengolahan Tradisional dan Mesin. Rasa makanan dapat berbeda ketika diolah dengan alat tradisional dibandingkan dengan mesin karena beberapa faktor teknis dan kimia: Suhu dan Waktu Pengolahan. 

Alat tradisional seperti tungku atau wajan sering kali memberikan pengendalian lebih halus pada suhu, menghasilkan rasa yang lebih kaya karena reaksi Maillard (pencoklatan). Mesin modern, meski efisien, sering menggunakan suhu konstan dan waktu pengolahan lebih cepat, sehingga beberapa rasa alami tidak sempat berkembang. 

Tekstur yang Berbeda. Alat tradisional cenderung menghasilkan tekstur unik karena teknik manual, seperti mengaduk, menumbuk, atau memanggang perlahan. 

Mesin cenderung homogen dalam hasil akhirnya, yang bisa memengaruhi tekstur dan rasa. Interaksi dengan Bahan. Alat tradisional (misalnya, cobek batu atau kayu) sering kali memberikan aroma atau rasa tambahan dari materialnya. Contohnya, masakan di atas kayu bakar memiliki aroma asap yang khas. 

Mesin biasanya menggunakan bahan logam atau baja yang tidak memberikan pengaruh rasa tambahan. Kelembutan Proses. Pengolahan manual lebih lembut, sehingga minyak alami, bumbu, dan rasa bahan tetap terjaga. Mesin bisa lebih kasar, memotong atau menggiling bahan dengan kecepatan tinggi sehingga rasa bisa berubah.

 

Pertanyaan Ke tiga : 

Foto Penanya ke tiga  (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanya ke tiga  (Sumber : Koleksi Pribadi)

Ibu Nurchelis Caturlina, S.Pd

Bagaimana solusi usaha di bidang jajanan pasar bisa di terima di pasaran ?

Jawaban :

- M. Mutaqin Billah (Chef Kim)

Agar usaha di bidang jajanan pasar bisa diterima di pasaran, kita perlu menggabungkan inovasi, pemasaran efektif, dan pengelolaan yang baik. 

Foto Narasumber ke dua dan Moderator (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Narasumber ke dua dan Moderator (Sumber : Koleksi Pribadi)

Selanjutnya adalah 

Pemaparan Narasumber ke 2 dari Pengajar Pendidik Pancasila dan Kewarganegaraan dan Ketua Forum Pengajar Muda Pancasila Indonesia Bapak  Endang Ahmad, M.Pd dengan tema "Bisnis Kuliner dalam Presfektif Keberagaman dan nilai - nilai Pancasila", yang dipandu oleh moderator Bapak Hilman Tsabat, M.Pd.

Bisnis kuliner di Indonesia mencerminkan keberagaman dan nilai-nilai Pancasila. Setiap masakan tradisional menggambarkan keragaman etnis dan budaya, mendukung keadilan sosial dan persatuan. 

Sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa," menekankan penghormatan terhadap keberagaman keyakinan dalam kuliner. Sila kedua, "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab," mendorong pelaku kuliner untuk memberdayakan masyarakat lokal. Selain itu, kuliner juga berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan keberlanjutan, menciptakan harmoni dalam keragaman budaya Indonesia. 

Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga memiliki potensi besar untuk membentuk karakter dan etika profesi, termasuk dalam dunia kuliner. Membangun karakter dan etika profesi kuliner yang berlandaskan lima sila dasar Pancasila dapat menjadi pijakan utama dalam meningkatkan kualitas dan integritas pelaku industri kuliner di Indonesia. 

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Bisnis Kuliner :

1. Pemilihan bahan baku, Pemilihan bahan baku: Memilih bahan baku lokal yang berkualitas dan segar, serta mendukung petani lokal. 2. Kreativitas : Kreativitas dalam menu: Menggabungkan berbagai bahan lokal menjadi menu yang unik dan menarik.

3. Desain Interior : Desain interior: Mendesain interior restoran yang mencerminkan budaya Indonesia.

 Tanya Jawab Narasumber ke dua dengan para peserta webinar 

Foto Penanya Pertama (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanya Pertama (Sumber : Koleksi Pribadi)

Pertanyaan :

Bapak Muhsinun, S.T

Bagaimana cara supaya siswa tidak terlambat sekolah dan siswa selalu mematuhi tata tertib sekolah ?

Jawaban :

Endang Ahmad, M.Pd

Untuk memastikan siswa tidak terlambat ke sekolah dan selalu mematuhi tata tertib, diperlukan kombinasi pendekatan yang melibatkan pendidikan, disiplin, motivasi, dan kolaborasi antara pihak sekolah, siswa, serta orang tua.

Pertanyaan :

Foto Penanya kedua melalui kolom Chat (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanya kedua melalui kolom Chat (Sumber : Koleksi Pribadi)

Pertanyaan ke 2
Ibu Bisri Fitriani

Untuk bisnis kuliner yang sudah membooming baik makanan dan minuman menghasilkan beragam kemasan. Nah pada kondisi saat ini untuk tempat pembuangan sampah sudah sangat dibatasi, dan di sekolah kita pun harus memilih dan memilah sampah. Apakah dari standar berbisnis saat ini, sudah ada syarat khusus untuk pembuatan kemasan?

Jawaban :

Standarisasi Packaging tidak ada. Buatlah packaging semenarik semenarik mungkin supaya konsumen tertarik untuk membeli produk yang kita jual.

Pertanyaan ketiga :

Foto Penanya ke tiga (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanya ke tiga (Sumber : Koleksi Pribadi)

Ibu Mulyani Hadi Saputra, S.Pd

Apa perbedaan ahli dan profesional ?

Jelaskan dampak pemesanan makanan secara payletter dari prespektif ekonomi Pancasila !

Jawaban :

Ahli:
Seseorang yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, atau pengalaman yang sangat tinggi dalam bidang tertentu. Keahliannya sering kali didasarkan pada pembelajaran mendalam, penelitian, atau praktik yang berkelanjutan.

Profesional:
Seseorang yang bekerja di suatu bidang dengan standar tertentu, biasanya mendapatkan bayaran atas pekerjaannya. Profesional juga merujuk pada seseorang yang menjalankan pekerjaan dengan etika, tanggung jawab, dan kompetensi sesuai standar profesinya.

Pemesanan makanan secara paylater (bayar nanti) adalah bentuk fasilitas pembayaran yang memungkinkan konsumen menikmati produk terlebih dahulu dan membayar di waktu tertentu. 

Ketika dilihat dari perspektif ekonomi Pancasila, dampaknya dapat dianalisis berdasarkan lima sila yang menjadi landasan ekonomi yang berorientasi pada kesejahteraan bersama, moralitas, dan keadilan sosial. Jadi tidak ada yang bertentangan dengan prespektif ekonomi Pancasila.

Webinar ditutup oleh Penanggung Jawab Komunitas belajar KOMPA LIBELS, Ibu Dra Lilis Yuyun, M.M.Pd. beliau adalah Kepala Sekolah SMKN 15 Bandung, sekaligus Plt Kepala Sekolah SMKN 11 Bandung.

Foto Penanggung Jawab KOMPA LIBELS (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Penanggung Jawab KOMPA LIBELS (Sumber : Koleksi Pribadi)

Terima kasih kepada bapak dan ibu guru hebat Kombel KOMPA LIBELS dan  seluruh Sponsor, yang telah memberikan dukungan penuh kepada Komunitas KOMPA LIBELS SMKN 15 Bandung, sehingga webinar ini dapat terselenggara dengan lancar. Sponsor tersebut adalah : 

1. Laundry Bintang 89
2. MGMP Kuliner kota bandung
3. Komunitas belajar KOKIKITA (Komunitas Kuliner SMK Milik Kita Bersama)
4. Unit produksi Kuliner SMKN 15 Bandung
5. Tefa EduBakery SMKN 15 bandung
6. Good pantry
7. Penerbit Erlangga
8. Giok scraf

Komunitas belajar akan menjadi wadah bagi kita untuk bisa saling berbagi, saling belajar, dan saling mendukung. Bersama-sama, mari kita wujudkan masa depan pendidikan yang lebih cerah dan melahirkan generasi emas bangsa yang siap menghadapi tantangan global. terima kasih. 

Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS (Sumber : Koleksi Pribadi)
Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS (Sumber : Koleksi Pribadi)

Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS(Sumber : Koleksi Pribadi) 
Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS(Sumber : Koleksi Pribadi) 

Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS(Sumber : Koleksi Pribadi) 
Foto Webinar Kombel KOMPA LIBELS(Sumber : Koleksi Pribadi) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun