Mohon tunggu...
RINA AGUSTINI
RINA AGUSTINI Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru SMK Kuliner, berpihak pada murid, mengantarkan murid menjadi lulusan yang dapat berwirausaha, bekerja dan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun New Tefa di Era Kurikulum Merdeka Belajar

30 Oktober 2024   22:10 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:11 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 5 : Narasumber 2 Nik Nik Nurhasanah, S. Pd.

Dalam rangka mendukung implementasi Kurikulum Merdeka yang menekankan pada  fleksibilitas, kreativitas, dan relevansi pembelajaran dengan dunia industri, MGMP  Kuliner Kota Bandung menginisiasi sebuah kegiatan workshop bertajuk "Membangun  New TEFA di Era Kurikulum Merdeka." Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan  kompetensi para guru, khususnya dalam membangun Teaching Factory (TEFA) yang  relevan dan sesuai dengan kebutuhan pendidikan saat ini. TEFA, sebagai model pembelajaran berbasis proyek yang terintegrasi dengan dunia  usaha dan industri, diharapkan mampu menjembatani kesenjangan antara teori dan  praktik. Dengan demikian, para guru tidak hanya dituntut untuk menguasai materi  secara teoritis, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam mengenai praktik kerja  yang berlaku di dunia industri. Oleh karena itu, penting bagi para pendidik untuk terus  mengembangkan kompetensinya agar mampu menghasilkan pembelajaran yang  inovatif dan aplikatif.

Tujuan kegiatan ini adalah :
1. Peningkatan kompetensi praktis dan pengajaran bagi  para guru kuliner, sehingga mereka dapat  mengimplementasikan metode Teaching Factory di sekolah  masing-masing.
2. Pengenalan tren kuliner yang tengah berkembang, serta teknik modern yang tepat diterapkan di kelas.
3. Kolaborasi antara dunia industri dan pendidikan, guna  menciptakan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan  pasar tenaga kerja di bidang kuliner.

Peserta workshop ini adalah yaitu Bapak/Ibu Guru Kuliner, guru-guru yang tergabung  dalam MGMP Kuliner SMK Jawa Barat, dan guru-guru  seluruh Indonesia yang tergabung dalam Komunitas  Belajar Kuliner SMK Milik Kita Bersama (KOKIKITA) di  Platform Merdeka Mengajar (PMM).

workshop ini diselenggarakan pada hari Rabu, 30 Oktober 2024, pukul 08.00 - 16.00, yang bertempat di Jl. Soekarno-Hatta No.10, Jatisari, Kec. Buahbatu, Kota Bandung, Jawa Barat 40286 .

Tamu undangan yang hadir :
Kepala Bidang PSMK dari Dinas Pendidikan Jawa Barat _ Bapak  Drs. Edi Purwanto, M.M.
Kepala KCD Wil VII _ diwakili oleh Bapak Zaenal Aripin, S. Pd., M. Pd.
Ketua MGMP Tata Boga Jabar _ diwakili oleh sekretaris MGMP Tata Boga Jabar Ibu Tiskha Erginia, S.Pd.
Kepala SMKN 9 Bandung _ diwakili oleh ibu Euis Hernawati
Kepala SMKN 15 bandung _ Ibu Dra. Lilis Yuyun, M.M.Pd.
Ketua ICA BPD Jabar _ diwakili oleh Chef Billah
Ketua IKABOGA Kota Bandung _ Ibu Tanti Trisnowati
Penanggung Jawab Akademik Komunitas Belajar KOKIKITA _ Ibu Dra. Lismaryani Bertin, M.Pd.I
Penanggung Jawab Manajerial Komunitas Belajar KOKIKITA _ Ibu Kadhafiah Hilmi,S.Pd., M.M.
Penasehat Komunitas Belajar KOKIKITA  _ Siti Susilawati Kosim Saputri, S.Pd.
Ketua MKKS Kota Bandung _ Bapak Roni Harimurti
Chef Gani * Executive Chef di V Hotel & Residence Bandung
Chef Teddi Aryandy CDP Pastry V Hotel & Residence Bandung
Direktur LPK panghegar _ Pak Zoel Ichwan
Kijang Mas _ Ibu Estri
el Presidente Festival Aci Nusantara _ Bapak  Budhie langit

Dibawakan oleh 2 orang MC yaitu :
Ibu Mulia, S.Pd., MM dan Bapak Irwan Nuryawan, Dipl. Hot.
acara dimulai dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan dengan menyanyikan Indonesia raya, lalu pembacaan doa, lalu penanyangan video komunitas belajar KOKIKITA, video dari sponsor yaitu : LPT Panghegar dan ATB (Akademi Tata Boga). 

Gambar 2 : Membangun New Tefa di Era Kurikulum Merdeka 
Gambar 2 : Membangun New Tefa di Era Kurikulum Merdeka 

Dilanjutkan sambutan dari Kepala SMKN 9 Bandung yang diwakili oleh Ibu Euis Hernawati sebagai Pejabat Teknis, beliau mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta, tamu, dan narasumber. Semoga dengan diadakannya program MGMP ini diharapkan adanya kolaborasi dari guru-guru SMK yang nantinya bisa menyamakan presepsi apa itu New Tefa yaitu model pembelajaran yang berbasis pabrik, menyelaraskan kurikulum sekolah dengan kompetensi yang ada di industry. Dengan menyelaraskan kompetensi kurikulum dan industry, diharapkan adanya kompetensi yang dimiliki oleh siswa bisa lulus sesuai dengan tuntutan industry dari segi hard skill dan karakter serta budaya kerja.

Gambar 3 : Komunitas Belajar KOKIKITA oleh Tiwi Dewanti Kartadibrata, S.Pd., M.M.Pd
Gambar 3 : Komunitas Belajar KOKIKITA oleh Tiwi Dewanti Kartadibrata, S.Pd., M.M.Pd

Sambutan dari Ketua Komunitas Belajar KOKIKITA oleh Tiwi Dewanti Kartadibrata, S.Pd., M.M.Pd. Mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pihak yang sudah mendukung berjalannya kegiatan ini. Melalui kegiatan ini diharapkan para guru dapat mendapat ilmu dan memperluas jaringan pertemanan dan mempererat tali silaturahmi di antara kita semua. Semoga setiap kegiatan yang disampaikan memberikan manfaat dan pengalaman berharga bagi kita semua.

Sambutan dari Kepala KCD Wilayah VII oleh diwakilkan oleh Zaenal Aripin, S. Pd., M. Pd. Mudah-mudahan kegiatan ini bisa berkesinabungan dan berperan tinggi dalam pendidikan. Mengucapkan terima kasih atas kehadiran para peserta, tamu, dan narasumber.

Sambutan Kepala Bidang PSMK oleh Drs. Edi Purwanto, M. M. beliau mengucapkan terima kasih kepada peserta, tamu, narasumber dan sponsor. SMK-PK butuh bimbingan dan kolaborasi dari akademisi, industry, lembaga, komunitas, pemerintahan, dan media. Banyaknya kegiatan di SMK belum banyak di ekspos, sehingga informasi tidak sampai kepada khalayak luar. Pemerintah Jabar memiliki program tentang lingkungan yaitu setiap Kamis-Jumat  mengenai penanganan emisi dan tentang zero food waste yaitu gerakan untuk mengurangi sampah.  Konteks utama jika sekolah memiliki jurusan kuliner adalah harus memiliki event dengan tujuan mempublikasikan apa yang dihasilkan dari kegiatan yang diselenggarakan. SMK menjadi penyumbang pengangguran terbesar. Salah satu cara menanggulangi adalah dengan jurusan kuliner menghasilkan anak yang dapat berwirausaha dan membukan lapangan pekerjaan baru. Aktifkan KOKIKITA untuk berkolaborasi terkait berbagai kegiatan bagi para siswa. Adakan event untuk menumbuhkan kreativitas para siswa, Kompakkan kuliner dari berbagai SMK untuk meningkatkan prestasi siswa. Sesuaikan New TEFA dengan konsep yang ada di sekolah. Bagaimana membuat ketertarikan pelanggan dengan promosi sekolah masing-masing. Manfaatkan dan tingkatkan media untuk memperkenalkan kegiatan kuliner di SMK.

Penandatangan MOU antara  PT. Chlorine Digital Media dengan Kombel KOKIKITA serta sambutan oleh Hardyansyah - Direktur PT. Chlorine Digital Media. Semoga kerjasama bisa dapat dilanjutkan antara MGMP dan PT. Chlorine Digital Media. PT. Chlorine Digital Media erperan sebagai media publikasi, promosi, dan pemasaran. Diundang dengan program yang berkaitan dengan manajemen TEFA kuliner. Konten kegiatan dibantu oleh industri media untuk mempublikasikan kegiatan yang ada di SMK. Diharapakan kerja sama untuk event-event berikutnya supaya mendapat perhatian dari pemerintah.

Presentasi LPT Panghegar, Menyediakan kerja sama kepada guru untuk support program MGMP berupa lomba ataupun pelatihan di Kota Bandung.

Gambar 4 : Narasumber 1 Drs. Nanang Yusuf Nurdin, M. Si.
Gambar 4 : Narasumber 1 Drs. Nanang Yusuf Nurdin, M. Si.

Materi 1 oleh Drs. Nanang Yusuf Nurdin, M. Si.

Judul materi: Teaching Factory Sekolah Menengah Kejuruan

TEFA merupakan model pembelajaran yang mimiliki 7 SINTAK. TEFA merupakan model yang menyerupai dan memodifikasi standar kerja industri. Berbasis dunia kerja dan berkonsentrasi kepada siswa. Untuk mencapai murid dengan memiliki kompetensi keahlian dan karakter, SMK harus memiliki: pembelajaran berbasis dunia kerja yang berpusat pada murid. Pendidik reflektif, gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi. Iklim sekolah yang aman, inklusif, menerapkan budaya kerja, dan merayakan kebinekaan. Terapkan budaya kerja di lingkungan sekolah. Kepemimpinan berjiwa wirausaha untuk perbaikan layanan berkelanjutan. Mampu memanfaatkan peluang, berani mengambil resiko. Sekolah boleh mengadakan mata pelajaran pilihan berupa bahasa asing untuk persiapan siswa dapat bekerja di luar negeri. Peningkatan kualitas lulusan melalui penguatan Link and Match. Kurikulum disusun bersama DUDI, termask penguatan aspek soft skill dan karakter sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Pembelajaran Berbasis Project Riil (PBL), TEFA merupakan riil job yaitu kerja nyata bukan simulasi untuk memastikan hard skill disertai dengan soft skill dan karakter. Peran guru/instruktur dari dunia kerja, memastikan pembelajaran yang terjadi di kelas sesuai dengan perkembangan teknologi di DUDI. Praktik Kerja Lapangan, memberikan siswa pengalaman terjun langsung ke dunia kerja. Seluruh guru mata pelajaran menjadi pembimbing, dengan minimal 1 semester atau 16 minggu efektif. Sertifikat kompetensi, memberikan siswa keahlian terstandar yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Anak tidak hanya dibekali ijazah saja tapi juga sertifikat. Pelatihan/magang guru. Riset terapan mendukung TEFA, berkolaborasi dengan perguruan tinggi dan skateholders lain dalam mengembangkan TEFA. Komitmen serapan lulusan, memberikan siswa pelulang kebekerjaan dengan kerjasama yang kuat dengan DUDI. Goals SMK TEFA: Sinkronisasi CP. Kurikulum disusun bersama DUDI, industry terlibat dalam kurikulum sekolah dan dokumen pembelajaran TEFA yang ingin dikembangkan, termasuk pengkondisian fasilitas supaya mirip dengan dunia kerja. TEFA dikerjakan oleh siswa, UP dapat dikerjakan oleh guru atau alumni. Pembelajaran Berbasis Project Riil. Menghasilkan produ barang.jasa yang dapat manfaatkan /digunakan oleh pasar/dunia kerja. Menghasilkan siswa yang kompeten. Ciri-ciri TEFA adalah harus ada kontribusi industry, riil job, yakin dikerjakan oleh anak, memiliki nilai jual, berkelanjutan. Berkelanjutan dibagi menjadi dua bagian yaitu by order dan non order. Kedua bagian itu ditentukan melalui riset pasar apa yang sebetulnya dibutuhkan oleh lingkungan sekitar. Jadwal TEFA harus di blok agar tidak mengganggu pelajaran umum. Merujuk dasar hukum PP No. 41/2015 tentang Pengembangan Sumber Daya Industri Pasal 6 ayat (1) yang berbunyi penyelenggaraan pendidikan vokasi industry berbasis kompetensi harus dilemngkapi dengan LSP, "pabrik sekolah", dan TUK. TEFA merupakan pabrik sekolah menyerupai industry. TEFA memiliki manfaat untuk: meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai standar proses produksi di dunia kerja. Meningkatkan kompetensi lulusan SMK. Meningkatkan kemandirian sekolah. TEFA bukan untuk mencari profit. Memperkuat kemitraan antara SMK dan dunia kerja. Menyediakan alternative tempat PKL siswa SMK Menyediakan alternative pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap barang dan/atau layanan jasa. Terdapat 3 kategori TEFA yaitu: TEFA berbasis pemenuhan kompetensi siswa memiliki pencap[aian item fokus pada kommpetensi hard skill dan soft skill peserta didik, kualitas produk terstandar dunia kerja, propduk berdasarkan kebutuhan sekolah, produk digunakan internal sekolah, kapasitas produk terbatas.  TEFA berbasis kebutuhan mesyarakat memiliki pencapaian item dengan tambahan produksi berdasarkan pesanan pelanggan, produksi digunakan masyarakat, administrasi mencakup pencatatan transaksi keuangan. Tefa berbasis kemitraan dengan dunia kerja memiliki pencapaian item dengan tambahan produksi bersama mitra dunia kerja dan produksi massal. Lakukan sosialisasi TEFA dengan melibatkan semua unsur sekolah dan pihak eksternal. Hindari presepsi bahwa TEFA milik diri sendiri pengelola. Bentuk tim TEFA dengan melibatkan waka kurikulum, humas, sarpras, unsur program kerja, dan perwakilan dunia kerja. Tugas tim TEFA. Diawali dengan analisis SWOT menyusun perencanaan, memperkuat kolaborasi antarguru mata pelajaran, memperkuat kemitraan dengan dunia kerja dan lembaga pendidikan lain, mengembangkan promosi, mengnendalikan implementasi, mengevaluasi dan melaksanakan perbaikan. Adakan epnguatan kemitraan dengan memperhatikan bidang usaha, klasifikasi usaha, dan mitra kerja yang dapat berkontribusi sebesar-besarnya.

Sintak 1 TEFA: identifikasi produk yang dilakukan oleh siswa.

Sintas 2 TEFA: analisis cakupan kompetensi (analisis uraian pekerjaan, analisis kesesuaian KD/CP.)

Sintak 3 TEFA: perancangan produk. Gambar kerja, prototype, kebutuhan alat dan bahan.

Sintak 4 TEFA: analisis kecukupan sumber daya untuk menjamin keterlaksanaan pekerjaan.

Sintak 5 TEFA: pengerjaan produk TEFA. Dilakukan terjadwal dan pengerjaan produk dengan keterlibatan siswa, refleksi, asesmen, supervise pekerjaan, dan evaluasi.

Sintak 6 TEFA: penyerahan hasil produk. Anak diajarkan untuk menawarkan produk.

SIntak 7 TEFA: layanan purna jual. Siswa melaksanakan error handling dan garansi.

Monitoring dan evaluasi. Parameter monev TEFA terdiri dari: Tata kelola. Mempunyai struktur organisasi, mempunyai jobsheet, memiliki SOP, pengelolaan keuangan termasuk pencatatan transaksi dan membuat laporan keuangan, apakah ada nilai tambah TEFA terhadap institusi. Proses dan hasil pembelajaran TEFA. Terdapat proses pembelajaran, asesmen proses dan hasil, pengawasan produk, pemasaran, dan kewirausahaan. SDM, Sarana dan Prasarana, Hubungan mitra kerja, Manfaat monev TEFA adalah menghindari terjadinya penyimpangan yang lebih jauh, merumuskan pemecahan masalah, mengetahui tingkat pencapaian sekolah dalam penerapan model pembelajaran TEFA.

Pertanyaan peserta

SMK Wikrama Bogor. Adakah strategi yang buktinya berhasil untuk meningkatkan keberanian siswa berwirausaha pada lulusan SMK dan bekerja ke industry?

Wahyudin, SMK MVP Ars. Apakah pelaksanaan operasional TEFA bisa dilaksanakan diluar jam sekolah? Bagaimana pembagian waktu untuk pelaksanaan TEFA jika dilakukan secara bergiliran?

Tanggapan pertanyaan peserta

SMK Wikrama Bogor. Dapat dengan mengundang guru tamu yang sukses dalam berwirausaha dan menjalin jejaring social dengan LPK yang terdata pada disnaker,

Wahyudin, SMK MVP Ars. Lakukan blok waktu maupun blok produk , sosialisasi dengan lingkungan masyarakat dan  orang tua. Seluruh siswa harus mengikuti TEFA sesuai dengan tingkat kesiapan siswa.

Gambar 5 : Narasumber 2 Nik Nik Nurhasanah, S. Pd.
Gambar 5 : Narasumber 2 Nik Nik Nurhasanah, S. Pd.

 

Materi 2 oleh Nik Nik Nurhasanah, S. Pd.

Judul materi: Implementasi Pembelajaran Teaching factory

Langkah pengembangan TEFA terdiri dari sosialisasi TEFA, pengorganisasian tim TEFA, penguatan kemitraan, pelaksanaan pembelajaran TEFA, evaluasi dan tindak lanjut. proses perencanaan pembelajaran dapat dilakukan dengan sistem block bulanan/mingguan/harian dengan menghitung jumlah/hari efektif produktif, penentuan sertifikasi yang disesuaikan dengan jabatan yang dipilih untuk skill passport, dan penentuan kelas TEFA (Fase F: XI dan XII, Fase F: XII). TEFA yang akan dibangun harus sesuai dengan unit okupasi. Pembelajaran TEFA di semester 1 dan 2 mencakup pembelajaran TEFA okupasi suatu produk. Semester 3 pembelajaran TEFA PJBL mempelajari manajerial usaha lebih mendalam, banyak melakukan ujicoba sesuai passion dan kreasi masing-masing, pembentukan karakter untuk persiapan PKL, pembentukan karakter berwirausaha, dan digital marketing. Identifikasi kesiapan sumber daya penyelenggaraan TEFA harus disesuaikan dengan jumlah siswa dan jumlah peralatan kerja. 

Tanya jawab : 

Rohati, SMK Terpadu Bogor. Apakah dalam 1 unit bisnis missal caf yang terbatas antara ruang, pembeli, dan produksi setiap harinya. Bagaimana SMK 9 Bandung mengatur siswa yang tidak dapat mengikuti kegiatan unit bisnis?

Nenden, SMKN 3 Bogor. Sudah melaksanakan sistem blok masing-masing umum dank k 2 minggu. Bagaimana cara mengatasi keluhan dari guru yang merasa lelah mendampingi kegiatan TEFA dan harus membelah tugas mengajar? Bagaimana mengatasi keluhan orangtua siswa terkait siswa yang masih harus menjual produk TEFA?

Tanggapan : 

Rohati, SMK Terpadu Bogor. Menawarkan kesediaan dengan pemutaran jadwal dengan unit lain dan ditanyakan bagian mana yang siswa tersebut belum menguasai.

Nenden, SMKN 3 Bogor. Untuk mengatasi keluhan lelah dari guru, guru kuliner dibagi menjadi 4 pemegang konsentrasi yaitu continental, oriental, pastry&bakery dan pcki. Untuk mengatasi keluhan orangtua, siswa yang produksi di TEFA tidak melakukan penjualan melainkan penjualan dilakukan oleh siswa yang belajar kuliner dengan sistem PO.

Demo masak oleh Chef Abi Irawaty, AD, AB

Gambar 6 : Live cooking Makanan oriental oleh Chef  Aira (Abi Irawaty) 
Gambar 6 : Live cooking Makanan oriental oleh Chef  Aira (Abi Irawaty) 

Sponsor kegiatan ini :
1. Unox oven / House of Culinary
2. LPT Panghegar
3. Kijang Mas
4. WINCheez
5. Akademi Tata Boga
6. MKKS Kota Bandung
7. CV Putra Dirgantara
8. Tupperware
9. Sosis Baso Paskali
10. Pegadaian
11. Kimia Farma
12. InterContinental Hotel Dago Pakar Bandung
13. Sapulidi Cafe, Resort & Gallery
14. Karyani
15. Pronas
16. LPK Ny. Liem
17.  Trans Whip Cream

Demikianlah kegiatan workshop hari ini, seluruh rangkaian kegiatan  dapat terlaksana dengan baik, lancar, serta  sukses. Peran aktif dan dukungan dari berbagai pihak sangatlah bermanfaat guna mewujudkan rencana, niat, dan  usaha pelaksanaan acara webinar Komunitas Belajar KOKIKITA.  Semoga kegiatan ini dapat  memberikan manfaat dan kontribusi positif dari berbagai  pihak. Terima kasih.

Gambar 6 : bersama tamu undangan 
Gambar 6 : bersama tamu undangan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun