Mohon tunggu...
Rina Natalia
Rina Natalia Mohon Tunggu... Freelancer - -corin-

i juz an ex. Accountant with big luv on Writing and Singing. enjoy being a Marketing in the recent years 😉

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Langkawi, Saya Terpesona dan Bakal Balik Lagi (Part 3)

25 April 2018   10:05 Diperbarui: 26 April 2018   09:35 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

... tulisan sebelumnya dapat dibaca di link berikut...

https://www.kompasiana.com/rina_natalia/langkawi-saya-terpesona-dan-bakal-balik-lagi-d-part-2_5aceeb9ccbe5237c0341d184

3D Art Museum

Masih di dalam area Oriental Village, untuk menuju ke 3D Art Museum ini kami harus naik telundakan yang warnanya hitam putih. Sudah lewat dari jam 14.30 ketika saya dan teman saya sampai disini. Cuacanya benar-benar panas, mirip dengan jam 12.00 di Indonesia. Sebelum masuk ke dalam, saya foto-foto dulu di depan :p

Dokpri
Dokpri
Melewati pintu masuk pengunjung diharuskan menitipkan sepatu/sandalnya di tempat penitipan barang, jadi pas masuk ke gallery museum ini nyeker deh. Untung saya pakai sepatu, jadi saya nggak nyeker-nyeker amat, kaos kakinya masih boleh dipakai. Dan sebelum masuk ke dalam gallery, lagi-lagi kami disambut oleh photo booth :p

Gallery museum ini lumayan luas, dengan pilar-pilar kokoh dan plafond yang tinggi. Ratusan lukisan terpajang disini dengan berbagai tema. Buat saya pribadi, ini first time saya masuk ke museum 3D dan really amazing! Kata teman saya yang sudah pernah ke 3D Art Museum di Bali, dia bilang di Langkawi ini lebih keren. Kuncinya cuma satu kalau masuk ke museum begini, harus berani pose apapun dari yang bagus sampai yang hancur sekalian, biar efek 3D nya benar-benar terlihat dan "hidup"....So, jangan malu-malu ekspresikan gayamu!

Dan inilah beberapa ekspresi saya dan teman saya selama berada di dalam 3D Art Museum Langkawi:

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
  Selama berada di dalam sini bawaannya happy terus...sesekali juga tertawa lihat gaya orang-orang yang lucu-lucu. Kadang di lukisan-lukisan tertentu mesti agak ngantre. Terus saya dan teman saya sempat juga dimintai tolong fotoin seorang cowok berwajah bule gitu yang  solo travelling. Kamera yang dibawanya besar dan keren banget, buntut-buntutnya nih orang ngikut kami terus. Jadilah kami saling gantian minta tolong fotoin hehehe. 

Ada salah satu foto juga dimana si cowok ini minta bareng ama saya, ya saya turuti ajalah biar seneng :p Sempat saya tanya juga, "where are you come from?" Dan dia jawab, "Pakistan"...Hohoho...saya nggak lanjutin deh, walau sebenarnya cakep juga nih cowok. Hmm...coba kalau dari USA gitu yaa... #ngarep...:D

Oh ya, pas di dalam museum, ada sms dari Mr. Zainol di handphone saya, "are you still there?" Dan saat itu saya dan teman saya baru nyadar dan lihat jam, alamak udah jam 15.30 lewat! Terlalu seru memang di dalam sini, dan segera saya balas smsnya, "yes, Sir. Please, wait for us. Ok, thank you..." Saya dan teman saya masih lanjut dan baru sekitar jam 16.00 kami baru keluar dari gallery museum ini :D

Di luar cuaca masih panas banget. Di samping museum ini ada taman yang bertuliskan LOVE. Lagi-lagi saya dan teman saya menyempatkan foto-foto disitu. Sebelum akhirnya kami benar-benar meninggalkan 3D Art Museum Langkawi ini, cari toilet dan menuju ke area parkir di depan menemui Mr. Zainol :D

Dokpri
Dokpri
Pantai Pasir Hitam

Tujuan kami berikutnya adalah melihat pantai-pantai yang letaknya masih sejurusan. Kata Mr. Zainol di Langkawi dikelilingi oleh beberapa pantai yang bagus-bagus dan ombaknya tenang. Beberapa pantai juga menyediakan paket hopping island, tapi harus dari pagi yaa karena mesti antre perahu untuk keliling pantai, fishing, snorkling, dll. Saya dan teman saya memang dari awal tidak ada rencana untuk ambil hopping island di Langkawi, karena pertimbangan waktu kami juga. Hopefully next time :)

Sekitar 1 jam perjalanan kami sampai di Pantai Pasir Hitam. Pantai ini terlihat dari jalan raya dengan banyak pohon nyiur. Masuk kesini gratis, saya dan teman saya turun ke pantainya melalui telundakan. Pantainya benar-benar tenang sekali,  tanpa ombak, ada batu-batuan juga di pinggir pantai. Pasir pantainya berwarna abu-abu hitam gitu, dan lagi-lagi teman saya mengambil kantong plastik untuk menempatkan pasirnya :D

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
 Oh ya, dari pantai ini bisa terlihat juga burung elang yang tampak terbang bebas di angkasa. Yup, elang, jelas sekali...amazing!

Dari Pantai Pasir Hitam ini dan tidak terlalu jauh jaraknya dengan naik mobil, kami sampai ke pantai lain lagi. Duh...saya lupa namanya :p Yang pasti di pantai ini sedikit lebih ramai dibandingkan Pantai Pasir Hitam. Sama-sama terlihat dari jalan raya, tapi disini banyak berjejer kios penjual makanan, minuman dan pernak-pernik khas pantai. Masuk ke pantai ini pun gratis. Saya dan teman saya turun sejenak melihat-lihat.

Tampak beberapa bangku pantai yang disewakan untuk bersantai disitu, juga beberapa orang berenang. Suasana pantai ini mengingatkan saya pada Pantai Pandawa, Bali...mirip, pasirnya putih, sedikit ombak, tapi suasana disini lebih sepi. Sudah jam 17.15an ketika saya dan teman saya berada di pantai ini. Cuaca masih cerah, sangat panas, dan banyak angin. Tapi tetep...kami tak lupa untuk foto-foto disini :D

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Pantai Tanjung Rhu

Perjalanan kami berikutnya adalah ke Pantai Tanjung Rhu. Kalau lihat di map, letaknya sudah di Utara Langkawi. Jalanan ke arah sini sedikit berbeda dibandingkan dengan 2 pantai sebelumnya, tidak lagi berada di pinggir jalan raya tapi sudah memasuki kawasan yang kanan kirinya dipenuhi pepohonan. 

Di kejauhan juga masih tampak pegunungan, dan semakin dekat ke lokasi kami bisa melihat sungai dan monyet yang berkeliaran bebas. Kata Mr. Zainol, kawasan ini termasuk dalam kawasan konservatif di bawah pengawasan UNESCO, jadi ada batas waktunya juga untuk umum. Lewat dari jam 19.00 palang pintu menuju kawasan ini akan ditutup, dan hanya petugas saja yang bisa keluar masuk. 

Kami sampai disini hampir jam 17.30 dan untuk menuju ke pantainya kami harus melewati kios-kios penjual yang cukup ramai. Mr. Zainol memarkir mobilnya di dekat situ, lalu saya dan teman saya jalan kaki ke arah pantai. Lagi-lagi gratis untuk masuk kesini :)

Dan Pantai Tanjung Rhu ini sungguh indah, temans! Pantainya tenang, tanpa ombak, tampak batu-batu besar di kejauhan dengan berbagai bentuk yang unik-unik. Di pinggir pantai banyak pohon-pohon, ada beberapa turis bule yang tampak bersantai disitu. Pasir pantainya tidak terlalu putih, tapi bersih.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
  Asliii...saya betah berlama-lama di pantai ini apalagi anginnya semilir dan suasananya damai banget. Kalau nggak ingat waktu ingin rasanya bisa menikmati sunset disini, pasti seru yaa...tapi sayangnya nggak bisa.

Keluar dari pantai ini, saya dan teman saya haus banget jadi kami mampir sejenak ke kios penjual kelapa muda. Tadinya mau pesan coconut milkshake, tapi berhubung si penjual juga sambil siap-siap mau pulang, yang ready tinggal kelapa muda dan ice cream cone saja. Jadilah saya dan teman saya pesan kelapa muda. Harganya RM 5 per buah. Buah kelapanya agak beda ya dengan di Indonesia, lebih kecil, tapi kalau rasa air dan daging buahnya sih mirip-mirip. Lumayanlah segarrr...hehehe...

Dataran Lang (Eagle Square)

Dataran Lang (Eagle Square) terletak di daerah Kuah, dekat dengan pusat kota Langkawi. Disini terdapat Patung Burung Elang yang merupakan lambang kota Langkawi. Dari Pantai Tanjung Rhu menuju kesini sekitar 30-45 menit. Di perjalanan sempat turun hujan, tapi cuma bentar banget. 

Kami sempat melewati Gallery Perdana, yang menurut Mr. Zainol tempat ini semacam museum, isinya adalah barang-barang yang pernah dipakai oleh Mahathir Muhammad selama beliau menjadi Perdana Menteri Malaysia. Barang-barang tersebut memang sengaja disumbangkan ke negara dan pada akhirnya menjadi bagian pariwisata Malaysia, di Langkawi khususnya.

Kami memasuki tengah kota Langkawi yang ternyata cukup ramai juga. Sepanjang jalan Mr. Zainol sangat informatif menerangkan lokasi-lokasi yang kami lewati. Mulai dari mall, yang ternyata hanya ada 3 mall besar di Langkawi, juga daerah Pecinan (Chinatown), kantor-kantor pemerintah, taman kota, dll. Sampai akhirnya kami sampai di Dataran Lang (Eagle Square), sudah jam 18.00.

Dataran Lang (Eagle Square) ini bersebelahan dengan Kuah Jetty yang merupakan sebuah dermaga. Masuk ke area ini sangat padat sekali, banyak wisatawan dengan mobil dan bus, lumayan crowded juga mau parkir. Saya dan teman saya turun dari mobil lalu berjalan kaki melewati gerbang menuju ke Patung Burung Elang yang letaknya di ujung menghadap dermaga. Syukurlah tempat ini luas dan lapang jadi walau banyak pengunjungnya kami tetap bisa jalan kaki menikmati suasana dengan santai dan happy  :)

Saya dan teman saya akhirnya sampai ke Patung Burung Elang tersebut. Tampak besar dan kokoh dengan sayap yang mengepak berwarna coklat kemerahan, bertengger di atas batu besar bertuliskan LANGKAWI. Amazing! Langkawi sendiri sempat dijelaskan dalam perjalanan tadi oleh Mr. Zainol, berasal dari kata Lang = burung elang, dan Kawi = warna coklat kemerahan.

Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Dokpri
Kami berada di tempat ini sampai jam 19.00, lalu kembali ke arah pusat kota lagi. Masih di daerah Kuah dan kami sempat melewati Taman Legenda Langkawi. Kata Mr. Zainol taman ini semacam miniatur dari Langkawi, jadi kalau tidak sempat keliling-keliling Langkawi, bisa datang kesini untuk melihat-lihat sekaligus mengetahui history Langkawi.

Haji Ismail Group (HIG) Mall

HIG Mall merupakan salah satu dari 3 mall besar di Langkawi, dan tujuan saya dan teman saya kesini adalah belanja oleh-oleh :D Banyak yang merekomendasikan tempat ini, termasuk juga Mr. Zainol.  Dia bilang jika ingin belanja cokelat, disini lumayan lengkap dan harganya miring. Hohoho...

Kami masuk ke dalam supermarket mall ini, langsung ambil trolley. Dan benar saja aneka cokelat ada disitu, mayoritas cokelat impor ya dengan berbagai harga promo juga. Benar-benar bikin pengen mborong semua deh kalau nggak ingat budget hahaha...Saya sendiri memang prefer cokelat impor ya, karena cokelat lokal Malaysia mayoritas manis dengan rasa buah-buah yang saya kurang cocok.

Saya dan teman saya cukup lama berada di dalam sini, memilih-milih dan belanja. Tidak hanya cokelat, tapi kami juga beli snack, magnet kulkas lucu dan unik, dan bahkan teman saya beli keperluan dapur seperti sendok dan pisau. Ada juga aneka tas dan koper bagus-bagus, tapi kami nggak beli. Kami habis lumayan banyak RM juga belanja disini, tapi benar-benar puas :D

Selesai belanja di HIG Mall ini, saya dan teman saya berniat makan malam dan kami minta rekomendasi dari Mr. Zainol. Setelah discuss sejenak, kami akhirnya dibawa ke resto kecil masih di daerah Kuah yang menjual aneka seafood. Saya dan teman saya pesan ikan bakar dengan bumbu 3 rasa, sayur, nasi dan teh. Makanan disini lumayan enak, total kami habis RM 57 all in.

Dari sini kami akhirnya kembali ke Destini Akef Villa, hotel tempat kami menginap. Saya dan teman saya menyelesaikan payment rent car di lobby hotel dengan Mr. Zainol. Total perjalanan kami seharian itu 12 jam, dan Mr. Zainol memberi kami discount  gratis 2 jam, masih dikasih discout dikit lagi. Aslii...baik banget dia, nggak matre! Mr. Zainol juga menanyakan flight kami jam berapa besok dari Langkawi ke Kuala Lumpur dan menawarkan untuk menjemput kami di hotel jika mau. Saya dan teman saya tentu saja mau, daripada kami repot-repot cari taxi :p

Di kamar hotel, seperti kemarin saya dan teman saya mandi, menghitung expenses seharian, sambil ngobrol-ngobrol sekaligus beres-beres dan packing supaya besok kami tinggal check out saja. Saya dan teman saya tidur sudah lewat tengah malam di hari ke-2 sekaligus hari terakhir kami di Langkawi. Really Thanks GOD, again :) Flight kami besok jam 11.30, dan Mr. Zainol akan menjemput kami jam 9.30 di hotel. Menurutnya berangkat jam segitu lebih dari cukup, karena bandaranya tidak terlalu jauh dan  tidak terlalu ribet.

*****

Jumat, 16 Maret 2018 saya dan teman saya masih punya cukup waktu sampai kami dijemput oleh Mr. Zainol menuju Bandara Langkawi. Kami masih sempat menikmati breakfast di hotel, beres-beres lagi memastikan tidak ada yang tertinggal di kamar, sampai akhirnya kami benar-benar check out. 

Oh ya, ketentuan pemerintah Malaysia per tahun 2017, ada Pajak Wisatawan sebesar RM 10 per malam per kamar. Tapi ternyata di hotel ini saya dan teman saya sama sekali tidak dicharge pajak tersebut oleh resepsionis hotel. Belakangan saya baru tahu dari teman, katanya sih di Langkawi karena pulau bebas pajak, jadi memang tidak dicharge pajak tersebut. Hehehe...good deh :D

Mr. Zainol cukup on time menjemput saya dan teman saya di hotel. Perjalanan kami cukup lancar, kami turun di depan Bandara Langkawi di Terminal Keberangkatan yang tampak sedang ada project renovasi. Ketika saya dan teman saya tanya berapa tarif taxinya, Mr. Zainol tertawa seraya berkata, "Ten ringgit saja". 

Wow, RM 10 itu artinya separuh dari tarif seharusnya! Kami membayar seraya mengucapkan banyak terima kasih kepada Mr. Zainol yang sangat baik itu. Dia memberi saya dan teman saya masing-masing 1 lembar kartu namanya. "Thank you so much selama kami di Langkawi, Sir. We will recommend you to our friends," kata saya dan teman saya bergantian. Mr. Zainol tersenyum lebar seraya kami berjabat tangan, kami berpisah disitu.

Saya dan teman saya masuk lalu menuju ke loket Air Asia. Suasana cukup ramai di dalam, tapi kami bisa self check in, dan walaupun antre tapi cukup teratur. Selanjutnya saya dan teman saya menuju ke ruang tunggu. Ruang tunggu Bandara Langkawi ini lagi-lagi saya bilang mirip juga dengan ruang tunggu Bandara Abd. Saleh, Malang hehehe... Saya dan teman saya masih punya waktu 1 jam lebih sebenarnya, masih ingin jalan-jalan dulu tapi petugas tidak mengijinkan. Jadi ya sudahlah...kami cuma sempat ke toilet lalu lanjut duduk manis deh sambil memanfaatkan free wifi bandara :D

Flight Langkawi-Kuala Lumpur cukup on time. Dari ruang tunggu menuju ke pesawat tuh cuaca panas sekali. Saat itu saya dan teman saya lihat beberapa penumpang pakai payung warna merah. Ternyata itu payung memang ada disediakan oleh pihak Air Asia, dan saya langsung ambil untuk saya pakai berdua dengan teman saya. 

Baru beberapa meter berjalan...ehh...kami diteriakin petugas diminta mengembalikan payung tersebut. Weleh! Dan sepertinya cuma saya dan teman saya doang yang terkejar oleh petugas. "Olala...Pak Cik...maafkan yaa, kami kan nggak tahu." Hmm..mungkin payung-payung itu boleh dipakai kalau hujan ya, bukan panas. Entahlah :p

Dan akhirnya siang itu kami meninggalkan Langkawi yang mempesona. Dalam hati saya bilang bahwa saya pasti akan kembali lagi kesini one day. Saya masih penasaran dengan Sky Bridge hehehe...juga mungkin nanti mesti coba hopping island, dan pastinya belanja cokelat murah lagi :D Mungkin ke Langkawi lagi dengan travel mates yang berbeda, dengan special one...maybe...lebih seru lagi. Who knows kan :)

Anyway...Really Thanks GOD for this trip...Thank you, Langkawi...'till we meet again!

...THE END...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun