...tulisan sebelumnya bisa dibaca di link berikut...
Ini hari ke-2 di Langkawi dan sesuai rencana hari ini saya dan teman saya akan menggunakan jasa rent car untuk keliling Langkawi. Saya sudah confirm ke drivernya semalem minta tolong menjemput kami di hotel jam 09.30. So, sekitar jam 07.00 saya dan teman saya bangun, mandi dan turun menikmati breakfast di lantai 1.
Ruang makan di lantai 1 hotel ini outdoor tapi di bagian atas ditutup semacam kain terpal untuk pelindung panas/hujan, dengan beberapa bangku dan meja, letaknya dekat dengan swimming pool. Menu makananannya cukup variatif, mengingatkan saya pada hotel di Bali tempat saya menginap tahun 2017 lalu. Makanannya antara lain: nasi goreng, bubur ayam, roti, bihun, smoked beef, sosis. Ada buah potong semangka dan jeruk. Minumannya ada: air mineral, kopi, teh dan orange juice.
Saya dan teman saya dijemput cukup on time oleh driver yang sudah saya tahu sebelumnya bernama Mr. Zainol. Mobilnya seperti taxi model sedan warna merah dengan atap kuning, sesuai dengan yang diinfokan via WA.
Sebelum kami memulai perjalanan Mr. Zainol menanyakan kami ingin kemana saja, sambil membuka map Langkawi dia menjelaskan rutenya. Setelah deal, baru deh mobil dijalankan. Dan dari ngobrol-ngobrol akhirnya jadi tahu deh kalau Mr. Zainol ini dulunya engineer pesawat terbang. Dia mengalami kecelakaan di kakinya sehingga terpaksa harus pensiun lebih awal, dan sekarang dia jadi bos taxi di Bandara Langkawi. Saya dan teman saya salut mendengar ceritanya, pantesan juga dia tidak seperti driver pada umumnya. Mr. Zainol ini kelihatan educated, komunikatif dan speak English nya bagus :) Selama perjalanan pada akhirnya kami banyak menggunakan speak English, campur Indonesia dikit-dikit...tetep dengan nuansa Melayu hehehe....
Pantai Cenang
Mr. Zainol mengajak saya dan teman saya menyusuri Jl. Pantai Cenang sampai mentoq dan setelahnya baru ke arah tengah kota Langkawi. Ide itu boleh juga, kami ok ok saja, dan kami melihat kembali sepanjang jalan yang semalam kami datangi. Suasana pagi disini ternyata memang berbeda ya, lebih sepi. Toko, resto, cafe dan duty free shop juga banyak yang belum buka, Mr. Zainol bilang pada umumnya mereka buka di atas jam 11.00.
Kalau dibilang mirip dengan Legian, Bali memang ada benarnya juga, kecuali disini (dan Langkawi pada umumnya) hampir tidak ada pub dan diskotic. Lagi-lagi kata Mr. Zainol karena wisata di Langkawi lebih difokuskan untuk menikmati keindahan pulau dan pantai-pantainya, rileks, bukan untuk dugem.
Kami melewati Cenang Mall, Coco Valley dan sampai di depan Underwater World Langkawi sedikit belok. Lalu mobil berhenti di semacam tanah lapang dimana ada jalan turun menuju Pantai Cenang. Mr. Zainol menawarkan ke saya dan teman saya kalau ingin lihat-lihat atau foto-foto sejenak. Hohoho...of course! Kami segera turun dari mobil, menuruni telundakan dan tampak jelas pantai yang indah disana :)
Suasana Pantai Cenang tidak terlalu ramai saat itu, ada banyak bangku-bangku pantai, juga perahu dan peralatan water sport. Pasir pantainya putih bersih, teman saya langsung mengambil kantong plastik untuk menempatkan pasirnya. Rupanya dia koleksi pasir pantai :D Lalu kami berjalan agak ke tengah menuju pantai yang lautnya tenang itu. Pengen banget saya main-main air disitu, tapi karena saya pakai sepatu dan ingat kalau masih banyak tempat-tempat di Langkawi yang akan dituju, jadi yaa foto-foto aja lah :)
 Â
Kami melanjutkan perjalanan dengan mobil mengikuti garis pantai menuju area berikutnya yaitu ke Pantai Tengah. Banyak hotel yang lebih besar dan bagus dibandingkan dengan di Pantai Cenang. Tarifnya tentu lebih mahal, dan disini tidak terlalu ramai, lebih private juga. Resort World Langkawi berada tidak jauh juga dari sini. Saya dan teman saya sengaja turun sejenak untuk sekedar foto di depan gerbangnya :D
Perjalanan kami berikutnya adalah menuju Oriental Village, tempat dimana terdapat Sky Cab dan Sky Bridge Langkawi berada. Jarak dari Pantai Tengah sekitar 30 menit dan di tengah perjalanan Mr. Zainol mengajak kami mampir ke SPBU Petronas. Dari luar sih biasa saja, ada resto dan juga area parkir. Kata Mr. Zainol di belakang bangunan ini turun ke bawah sedikit ada dermaga kecil. Saya dan teman mengikuti jalan tersebut dan kami benar-benar terpesona dengan pemandangan di depan mata kami. Benar! Ada dermaga kecil dengan kapal-kapal yacht bersandar disana, latar belakang pegunungan ala-ala Eropa gitu deh. This is Marina Harbour...very beautiful!
Sekitar 10 menit sebelum sampai di Oriental Village, kami melewati jalan raya dengan latar belakang pegunungan dan dinding batu pahatan di kanan kirinya. Awalnya sih tidak ada niat turun, tapi kata teman saya "bagus tuh batu-batunya, unik, kita foto bentar yuk." Dan begitulah, kami meminta Mr. Zainol untuk berhenti sejenak :D
Â
Saya dan teman saya memasuki gerbang Oriental Village ini. Kami melewati semacam jembatan gantung kecil, dan sampai di jembatan lain lagi warna merah ala-ala China dengan hiasan payung warna warni di atasnya. Hmm...apa gara-gara ini ya dinamain Oriental Village? Hehehe...entahlah, yang jelas kami foto-foto sejenak disitu, sebelum menuju loket penjualan tiket Sky Cab.
Sky Cab
Saya dan teman saya antre di Base Station untuk naik Sky Cab. Ada petugas yang berjaga disitu untuk mengatur naik turunnya penumpang gondola. 1 gondola kapasitasnya 6 orang duduk saling berhadapan. Sebelumnya kami dikasih lihat hasil foto di photo booth tadi. Punya saya dan teman saya dipigura besar gitu dan bagus. Kami beli 1 lembar saja, harganya RM 25. Tidak terlalu lama disini, lalu saya dan teman saya dapat gondola dan isinya cuma kami doang...alias cuma berdua! Hohoho...saya rada scary lagi, takut ada apa-apa kalau cuma berdua gitu, tapi ya udah terlanjur. And the adventure begins...:D
Saya dan teman saya duduk berhadapan biar imbang, saya di sisi gondola yang maju dan teman saya sebaliknya. Perlahan gondola ini mulai naik mendaki kabel-kabel baja yang dipancangkan menuju ke Gunung Matchinchang. Nanti gondola ini akan turun dulu di Middle Station (Station 1) untuk selanjutnya bisa melanjutkan ke Top Station (Station 2), dimana Sky Bridge berada.
Agak beda ya gondola disini dengan yang di Genting Highlands. Kalau di Genting benar-benar di bawah dan kanan kirinya hutan dan jalannya tidak terlalu menanjak menuju ke theme park nya. Kalau yang disini jalannya menanjak nyaris vertikal dan jujur bikin saya lagi-lagi scary.But Thanks GOD...cuaca cerah dan tidak banyak angin, sehingga walau gondolanya sempat bergoyang-goyang tapi naiknya tetap stabil. Saya mulai enjoy dan sempat merekam perjalanan naik ini lewat video di handphone. Amazing!
Sampai juga akhirnya di Middle Station dan disini ada photo booth lagi :D Lalu saya dan teman saya mengikuti orang-orang naik dan sampai di semacam area terbuka. Saya baru sadar kalau di tempat kami berdiri saat ini tuh tinggi sekali! Tapi pemandangan dari atas sini sungguh indah, tampak pulau-pulau kecil dikelilingi lautanÂ
Top Station (Station 2)
Antrean untuk naik menuju Top Station lumayan ramai juga. Saya dan teman saya menunggu sebentar sampai kami akhirnya kami dapat gondola dan kali ini bareng dengan sepasang suami istri. Jadi kami berempat...better lah daripada kayak tadi cuma berdua :p
Saya duduk di sisi yang maju, di samping saya si istri, berhadapan dengan teman saya dan si suami. Kami ngobrol-ngobrol di dalam gondola yang terus bergerak naik ini. Ternyata sepasang suami istri ini dari California, USA. Sama seperti saya dan teman saya, mereka juga first time ke Langkawi. Mereka tahu juga tentang Indonesia, tapi sudah lama banget kesana, baru sempat ke Borobudur dan Bali.
Menyenangkan ngobrol dengan sepasang suami istri ini, ramah dan si istri cantik banget walau sudah berumur :) Mungkin karena asyik ngobrol di dalam gondola, jadi saya tidak begitu merasakan pergerakan naiknya yang tentunya lebih curam lagi yaa...Tahu-tahu udah sampai aja di Top Station. Kami turun di area dimana terdapat cafe, 2 menara di sisi kanan dan kiri dan lagi-lagi disini pun ada photo booth hehehe...
Saya dan teman saya lalu naik menuju sisi kiri. Kami melewati jalan dimana ada gembok-gembok cinta terpasang disitu. Wah keren juga, lebih keren lagi kalau kesini ama pacar ya hahaha. Berhubung jomblo jadi foto disini ya sendirian aja :D
Dari sini lalu saya dan teman turun lagi ke area gembok cinta tadi. Kami bertemu dengan pasangan suami istri yang tadi satu gondola dengan kami, mereka baru turun dari menara sisi yang satunya. Kami saling say hi seraya melihat menara tersebut, lebih tinggi memang. Teman saya bilang, "kayaknya aku nggak naik kesitu deh...paling sama aja dengan yang tadi..." Saya mengiyakan, udah rada capek juga sih dan kami berjalan turun ke area yang terdapat cafe tadi. Hmm...kami sama-sama tidak menyadari bahwa keputusan untuk turun ini ternyata adalah sebuah kesalahan :O
Sky Bridge
Saya dan teman saya duduk-duduk ngadem sebentar disitu, lalu kami lihat-lihat hasil photo booth tadi. Kali ini kami tidak membelinya, udah cukup lah yang tadi hehehe...Setelah puas ngadem kami turun lagi ke station tempat kami naik gondola. Dalam pikiran kami sih mau ke Sky Bridge. Yaa...walaupun saya pribadi punya phobia naik jembatan, tapi udah sampai sini saya mesti berani lah, pasti keren juga kalau bisa berada di atasnya.
Tidak lama kemudian saya dan teman saya dapat gondola lagi dan ketika bergerak, baru deh kami sadar kalau pergerakannya turun! "Ehh...kok kita turun ya...sky bridge nya dimana?!" kata saya spontan. Teman saya baru ngeh juga, sementara gondola semakin bergerak turun sampai ke Middle Station. Disini saya dan teman buru-buru turun di sisi yang berseberangan dengan petugas. Kami sempat bingung dan lihat kanan kiri, menyadari kesalahan kami dan gimana-gimana ini memang jalan turun, tidak mungkin naik lagi menuju Sky Bridge :O
Huhuhu...kecewa deh saya, dalam hati masih penasaran "kok bisa yaa?!" Sampai akhirnya kami naik gondola lagi dan kali ini berlima, bareng dengan 3 orang cewek yang sepertinya berasal dari China. Teman saya bertanya apakah mereka tadi ke Sky Bridge? Salah satu cewek itu mengiyakan. "How's the way to sky bridge?" tanya teman saya. Mereka bergumam sambil menunjuk ke arah Top Station. Haiyaa...! Saya dan teman tidak bertanya-tanya lagi ke mereka. Kami coba menikmati perjalanan turun dari Sky Cab ini saja, lagi-lagi kami sempat merekamnya juga di video di handphone kami.
Kami menyadari kebodohan kami juga kenapa tidak bertanya ke orang-orang atau petugas di sekitar situ. Ahh...ya sudahlah... Saya sendiri mencoba berpikir postitif, "mungkin belum waktuNYA naik sky bridge kali, mungkin nanti kalau saya udah nggak phobia lagi naik jembatan. Mungkin ini artinya kapan-kapan mesti balik Langkawi lagi."
Dan begitulah, saya dan teman saya kemudian melanjutkan perjalanan ke toko souvenir disitu, membeli sedikit oleh-oleh berupa magnet kulkas yang bagus-bagus. Lalu memutuskan cari makan siang dulu, sebelum berikutnya kami akan masuk 3D Art Museum.
Sudah sekitar jam 13.30 ketika saya dan teman saya makan siang. Sebelumnya kami mampir di sebuah cafe semi outdoor dekat Sky Dome tapi ternyata menu yang kami mau sudah tidak tersedia. Akhirnya kami berjalan lagi dan menemukan cafe yang sepertinya lebih ok dibanding yang tadi. Dan benar saja, disini lebih ramai dan menu-menunya juga lebih variatif. Saya pesan shrimp noodle soup dan teman saya tom yum noodle soup. Untuk minumnya kami sama-sama pesan bubble tea. Porsinya lumayan besar, dan asli kenyanggg...banget :D Kami menghabiskan waktu sekitar 1 jam disini, total kami bayar RM 51 all in.
shrimp noodle soup, isinya : mie kuning, udang, taoge, telur rebus, taburan bawang goreng dan ebi, dengan kuah kaldu yang yummy :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H