pendidikan haruslah dimulai dari guru karena gurulah yang harus memulai perubahan dan bukan siswanya. Guru haruslah menjadi pemimpin dan pelopor dalam perubahan. Dan untuk dapat menjadi pemimpin perubahan maka guru haruslah melakukan perubahan dulu dari dalam dirinya sendiri. Perubahan harus datang dari diri guru dulu baru kita bisa berharap terjadi perubahan pada siswa mereka.
Menurut saya revolusiHal ini bisa kita lihat pada semua negara maju yang perduli dengan pendidikannya. Mereka benar-benar perduli dengan kualitas gurunya. Jika guru berkualitas baik maka baik pula kualitas pendidikannya.
Sistem pendidikan di Indonesia masih terbilang kurang bagus, bukan berarti buruk yaa tetapi urgent dan wajib adanya revolusi pendidikan di negara kita tercinta ini. Kenapa? Karena kita harus mengikuti zaman, bukan malah stagnan. Teknologi berkembang dengan sangat cepatnya, sekolah-sekolah di Indonesia harus mulai banyak berinovasi. Mungkin kita bisa belajar atau meniru sistem pendidikan di negara-negara lain, sebutlah seperti Singapura, Jepang atau Finlandia. Namun, bukan berarti kita harus mengikutinya secara mentah-mentah sistem pendidikan negara-negara tersebut tanpa mengkaji ulang kembali. Ada yang harus benar-benar diubah dan ada pula yang harus dipertahankan.
Saat ini kualitas guru kita secara umum sangatlah menyedihkan dan jika tidak ada sebuah perubahan mendasar yang revolusioner maka Indonesia akan jadi negara terkebelakang. Hanya ada segelintir guru yang mengenal dan menggunakan internet sesekali. Artinya dunia internet benar-benar masih asing bagi guru. Padahal kita tahu bahwa ketertinggalan bangsa kita dalam memanfaatkan internet akan semakin menjadikan bangsa kita tertinggal dalam berbagai kemajuan di sektor lain.
Oleh sebab itu para guru haruslah segera melakukan perubahan yang mendasar dan revolusioner dalam menjalankan proses belajar mengajarnya. Sekali para guru melakukan perubahan dalam dirinya maka selanjutnya roda perubahan akan bergerak dengan sendirinya. Justru gurulah yang mampu menggerakkan bangsa ini, apalagi kalau hanya menggerakkan dirinya sendiri.
Perangkat laptop bagi guru ini haruslah menjadi jendela bagi guru untuk melihat dunia luar, alat yang bisa diprogram untuk menjelajah dunia secara maya, dan membuat pemecahan masalah dengan menggunakan potensi kreatif dan imajinatif para guru sendiri. Laptop untuk guru ini haruslah dapat untuk memberdayakan para guru di wilayah Indonesia bagian mana pun untuk berkomunikasi satu sama lain dalam jaringan agar dapat berkontribusi pada komunitas dunia yang lebih produktif dengan cara yang lebih baik dan tepat kelak.
Apa keuntungan guru jika mereka beremigrasi dari pola belajar mengajar yang tradisional ke pola pembelajaran yang berbasis teknologi informasi? Keuntungannya yaitu pembelajaran akan lebih menarik sehingga akan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dari guru. Dengan segala kelebihan dari visualisasi dan animasi materi pelajarannya jelas akan membuat siswa lebih mudah untuk memahami dan lebih tertarik untuk lebih mendalami materi.
Jika semua materi pembelajaran dapat dikemas dalam sebuah laptop maka itu sama dengan menjinjing dunia dalam satu genggaman. Bayangkan berapa banyak informasi yang bisa dimasukkan dalam laptop tersebut dan ditampilkan oleh guru pada siswa-siswanya.
belajar seumur hidup atau 'Life long learning' karena guru akan tertantang utk selalu mencari bahan-bahan dari sumber manapun yang dapat digalinya.
Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Untuk bisa menghadapi semua tantangan tersebut, syarat penting yang harus dipenuhi adalah bagaimana menyiapkan kualifikasi dan kompetensi guru yang berkualitas. Pasalnya, di era revolusi industri 4.0 profesi guru makin kompetitif
Jadi apalagi yang kita pikirkan? Mari kita kumpukan para pakar dan semua pihak terkait untuk duduk bersama merumuskan spesifikasi apa yang harus ada dalam laptop tersebut dan bagaimana memproduksinya. Saya yakin ada banyak Negroponte-Negroponte di Indonesia ini. Mari kita wujudkan program Laptop untuk Guru ini demi revolusi pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H