Mohon tunggu...
Rina Anggraini
Rina Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - RINA ANGGRAINI

MAHASISWA UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kegagalan Arab Saudi dalam Melakukan Diplomasi Koersif terhadap Qatar

28 November 2021   11:28 Diperbarui: 29 November 2021   06:51 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Analasis Kegagalan Arab Saudi dalam melakukan Diplomasi Koersif terhadap Qatar

Diplomasi koesif sebagai salah satu upaya resolusi konflik yang diajukan oleh Arab Saudi beserta sekutunya Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir pada krisis diplomatik Qatar di tahun 2017. krisis diplomatik Arab Saudi dan Qatar yang dilatarbelangi oleh dinamika hubungan yang kurang membaik yang dimana telah terjadi konflik antara Qatar dan negara Arab lainnya. 

Pada awal tahun 1992 ketika Saudi dan Qatar terlibat dalam konflik perbatasan yang menewaskan dua tentara, selanjutnya tahun 2014 Saudi dan sekutu menangguhkan hubungan diplomatik dengan Qatar selama beberapa bulan karena telah menuding Qatar yang berpihak ataupun Pro terhadap Presiden Mesir dan menggulingkan kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin. 

Serta di tahun 2017 Puncak konflik hubungan diplomatik terjadi dimana langkah arab Saudi untuk memutuskan hubungan diplomatik diikuti oleh tiga negara lainnya yaitu Bahrain, Uni Emirat Arab dan Mesir. hal ini disebabkan oleh beberapa hal seperti Qatar yang mendukung beberapa kelompok seperti Hamas dan juga ikhwan al-muslimin,  dan Qatar juga mendukung kelompok Islam moderat dalam konflik Suriah, serta Qatar menggunakan aljazeera sebagai meja kritik pemerintah dari zonal khususnya dalam urusan negara-negara Teluk.

Menurut Alexander L. George keberhasilan maupun tidaknya diplomasi koersif yang di lakukan oleh suatu negara, dapat kita lihat dari tujuan ultimatum arab Saudi dikarenakan agar dapat menjadikan persatuan di dalam menghadapi suatu krisis diplomasi, yang dimana dalam hal ini menghadapi isu terorisme maupun ekstrimisme. Akan tetapi, pada sebuah negara tentu tidak dapat memaksakan kehendaknya apabila terdapat perbedaan cara negara memandang pada sebuah masalah. Arab Saudi dan sekutu telah memberlakukan blokade darat, laut, maupun udara yang berimbas dari Qatar telah menolak untuk mematuhi persyaratan yang diberikan arab Saudi. 

Tidak hanya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar Arab Saudi terus berupaya untuk menekan kata dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya seperti melakukan beberapa blockade, Adapun bentuk kebijakan blokade Qatar ini adalah berupa larangan bagi warga Qatar untuk menggunakan serta melintasi jalur darat, laut serta udara dari dan ke sejumlah negara-negara Tetangga, di berbagai pasokan makanan kebutuhan juga dilarang dan ultah Qatar dikeluarkan oleh Arab Saudi .kemudian warga negara Qatar yang berada di negara itu juga diminta untuk meninggalkan negara dalam jangka waktu 14hari. tindakan ini menimbulkan pertanyaan bagi Qatar Apakah harus ikut dan patuh terhadap Saudi atau mencari rekanan baru guna menyeimbangkan dominasi Saudi di kawasan. (Febriandi, 2017)

Kesenjangan di antara Arab Saudi dan Qatar sudah terlihat sangat jelas. Apabila Arab Saudi dan negara sekutu lainnya telah menyepakati untuk segera melakukan tindakan militer, maka Qatar akan dipandang sulit untuk bisa mempertahankan negaranya. Akan tetapi, Turki yang membantu meratifikasi sebuah perjanjian militer dengan Qatar  juga berusaha mengerahkan pasukan ke Doha. Hal tersebut karena didasarkan bahwa negara Turki yang menyadari niat dari blok arab  Saudi, sehingga keputusan yang diambil oleh Turki tersebut adalah demi mencegah krisis meningkat dan menimbulkan potensi tindakan militer. Sehingga Arab Saudi melakukan dan mengajukan 13 persyaratan terhadap Qatar agar dengan mudah terlepas dari blockade arab Saudi tersebut. (alunaza, 2021)

Adapun Upaya resolusi konflik yang diajukan oleh arab saudi berupa 13 tuntutan, dalam tuntutan yang berisi 

1). Qatar harus menjauhi Iran dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran,  2) Qatar harus menutup kantor berita Al Jazeera,  3) Qatar harus menutup basis Militer Turki di negaranya,  4).  Qatar harus membayar biaya ganti rugi pada 4 Negara teluk Akibat kerusakan di masa lalu imbas dari politik luar negeri Qatar. 5). Qatar memutus jaringan dan bantuan terhadap organisasi teroris seperti Isis ihwanul muslimin Akai dan Hizbullah, 6). Qatar dilarang ikut campur urusan dalam dan luar negeri 4 Negara teluk, 7). Qatar harus selalu menjaga hubungan yang damai dengan negara-negara teluk,  8). Qatar juga harus menutup media lain selain al-jazeera, 9). Arab Saudi harus diizinkan untuk mengedit tindakan Qatar terhadap tuntutan ini setiap bulan selama setahun, setiap tiga bulan pada tahun kedua dan setahun sekali pada tahun ketiga hingga tahun. 10). Qatar harus menyerahkan semua catatan yang menunjukkan dukungan mereka terhadap oposisi di luar negeri. 11). Qatar juga dilarang memberikan kewarganegaraan terhadap warga Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain dan juga Mesir, 12). Qatar harus segera menghentikan mendanai teroris individu di atas maupun diluar kelompok yang sebelumnya sudah dilarang oleh Arab Saudi. 13. Qatar harus menyetujui persyaratan tersebut dalam tempo 10 hari. Namun, Qatar dengan tegas menolak permintaan tersebut. Qatar menyatakan bahwa tudingan yang dilakukan Arab Saudi yang dimana ia mencoba mendominasi kawasan dan telah menuding tuntutan arab Saudi tersebut tanpa dasar yang lebih jelas. Sehingga arab Saudi mengganggu serta melanggar kedaulatan negara Qatar Yang dimana Arab Saudi menjadi negara yang berpengaruh di kawasan Teluk sudah tentu selalu akan berusaha agar pengaruhnya dapat tertanam atau negara lain akan tunduk kepada arab Saudi.

Pada saat krisis ini, Qatar sudah tentu bisa mengatasi blockade tersebut dengan dibuktikan yang di mana Qatar juga menjadi sebuah negara yang kuat dalam bidang ekonomi dan faktor Iran serta Turki yang telah menjadi kunci dari Qatar dalam menghadapi tekanan arab Saudi  dari sekutu. Seperti contohnya saat sebelum terjadinya krisis ini, Qatar tidak mempunyai peternakan dan kebutuhan susu diimpor dari Arab Saudi, namun saat ini Qatar sudah memiliki peternakan sapi di mana-mana sapi- sapi tersebut telah didatangkan dari Amerika Serikat (Knell, 2018). Hal ini menjadi Sangat jelas bahwa ultimatum yang dilakukan arab Saudi hanya akan sia-sia dan menjadi berlarut-larut tanpa kejelasan dikarenakan Qatar sudah bisa lebih mandiri menghadapi krisis tersebut. (Knell, 2018)

Analisis kegagalan diplomasi koersif Arab Saudi terhadap Qatar : Menurut Opini Penulis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun