Curup (Air Terjun) Lungkuk dengan keindahan jejeran batulempung dan batupasir dari Formasi Gumai (Tmg) menjadi daya tarik tersendiri untuk Desa Datar, Kecamatan Muaradua, Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (Gambar 1). Bentang alam perbukitan rendah lereng landai terdenudasional pada ketinggian 150meter mengaliri Sungai Air Pandian dan Sungai Komering pada Curup Lungkuk menjadi sisi keistimewaan yang tiada duanya. Rintikan suara curup terdengar merdu dari setiap sisi turunan batu yang dilaluinya yang menenangkan hati. Â
Langkahan kaki yang terkuras pun tak lagi jadi alasan untuk tidak melanjutkan perjalanan ke Curup Lungkuk. Sepanjang perjalanan alam tak pernah henti menunjukan pesona manjanya. Kicauan burung, hembusan angin yang saling bersaut sautan bergembira menyambut para pewisata yang datang (Gambar 2). Keberagaman bahasa dan aktivitas menjadi sisi menarik yang dapat didengar dan dicermati. Aktivitas tambang sebelum air terjun menjadi salah satu ketertarikan distingtif bagi para pelancong (Gambar 3)
Kepermaian Curup Lungkuk tidak lepas dari aktivitas pergerakan lempeng-lempeng yang ada pada kerak bumi. Aktivitas tektonik Curup Lungkuk diinterpretasikan masih berlangsung sehingga terdapatnya suatu pola sesar atau lebih dikenal dengan Fase Kompressional. Pola ini terbentuk di Kala Miosen (Pulunggono et al., 1992), berarah pola yang sehaluan dengan Sesar Lungkuk berupa Normal Fault atau Sesar Turun yang membentang dari bagian Barat--Timur Cekungan Sumatera Selatan. Curup Lungkuk merupakan hasil dari sesar turun, hal ini didukung oleh adanya struktur kekar yang berkembang di sekitar Curup Lungkuk tersebut (Gambar 4).
Curup Lungkuk menjadi suatu kawasan geowisata yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Menjadikannya tempat duduk sembari menikmati musik indah dari air terjun serta merasakan hembungan angin juga percikan air yang menghempas. Keramahan masyarakat sekitar, wisata dan pemerintah dalam menjaga lingkungan yang indah permai ini akan menghadiahkan kemegahan pesona pada Curup Lungkuk.
Referensi:
Gafoer, S., amin, T.C., dan Pardede, R., 1993, Geological Map of The Baturaja Quadrangel, Sumatera (1: 250.000). Indonesia: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.
Huggett, R. J., 2017, Fundamental of Geomorphology (4rd edition). USA and Canada:Routledge.
Pulunggono, A., Haryo S., Agus and G. Kosuma, Chostine., 1992, Pre-Tertiary and Tertiary
Fault System as a Framework of The South Sumatra Basin; A Study of SAR-MAPS: Proceeding Indonesian Petroleum Association (IPA 92-11.32).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H