Mohon tunggu...
Rina Isnayati
Rina Isnayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Saifuddin Zuhri Purwokerto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

langkah kaki dan terukirnya kisah di desa tegalandong

17 Desember 2024   12:26 Diperbarui: 17 Desember 2024   12:49 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto bersama kepala desa tegalandong beserta jajarannya

Juli 2024 merupakan pengalaman yang sangat berharga dan menantang bagiku, dengan langkah untuk bersosialisasi dengan teman, masyarakat, dan lingkungan baru. Hal itu merupakan sebuah pengabdian kepada masyarakat atau bahasa dalam perguruan tinggi yaitu KKN (Kuliah Kerja Nyata) dimana mahasiswa tidak hanya di tuntut untuk belajar mengenai sebuah materi maupun teori tetapi mereka dituntut untuk terjun menghadapi masyarakat mulai dari permasalahan yang ada di desa maupun perbedaan satu dengan yang lain dan tentunya tidak mudah bagiku mengahadapi hal tersebut bersama 10 teman baru yang tentunya perlu adaptasi terlebih dahulu untuk memahami satu sama lain agar terciptanya kerukunan dalam menjalani  kehidupan bersama selama 40 hari sehingga terlaksana dengan baik program-program kerja yang akan dijalankan. Selamat membaca kisah singkat, namun berharga dan sangat berkesan bagiku.

Langkah Kaki Pertama

Pada 3 Juli merupakan pengalaman baruku melangkahkan kaki pertama di desa Tegalandong dengan jarak tempuh kurang lebih 3 jam bersama orang baru, disini aku mulai memahami karakteristik masing-masing dengan kekompakan selama perjalanan dan menyadarkan ternyata dipertemukan dengan teman-teman yang baik dan perhatian satu sama lain. Dan bersyukurnya, ketakutan-ketakutan dalam diriku tidak terjadi. Pada 9 Juli yaitu pemberangkatan dimana kami akan mengukir kisah selama 40 hari di desa Tegalandong. Setelah berjalan kurang lebih satu minggu aku menyadari ternyata mendapat anggota kelompok yang sangat mengasikkan, receh, dapat diajak kerja sama, banyak haha hihi dan masih banyak yang tidak bisa aku sebutin semuanya disini.

Dengan berjalannya waktu, akhirnya merasakan sebuah kenyamanan. Meskipun tidak mudah bagiku beradaptasi dengan banyak orang, tetapi adaptasi itu sesuatu hal yang jauh menantang di desa Tegalandong. Kesan pertama kali menginjakkan kaki di desa Tegalandong pada waktu survei lalu, memang banyak hal yang baru bahkan asing bagiku. Pada waktu pertama kali bertemu dengan perangkat desa dan mencari tempat tinggal untuk 40 hari kedepan, aku dan teman-teman mendapatkan wejangan yang tentunya menyimpan tanda tanya besar dan belum mengetahui maksud dan jawabannya.

Terukirnya Kisah Di Desa Tegalandong

Tegalandong saya akui desa yang sangat religius dengan aliran Nahdhatul ulama yang sangat kental baik dari kegiatan muslimat NU, fatayat NU, GP Ansor, IPNU IPPNU dan masih banyak kegiatan jam'iyahan atau rutinan baik dari ibu-ibu maupun bapak-bapak. Di dalam kegiatan-kegiatan tersebut banyak sekali sesuatu yang baru pernah saya dapatkan mulai dari kegiatan rutinan muslimat dan fatayat yang mana didalamnya tidak hanya kegiatan Yasin atau tahlil saja tetapi meliputi bacaan Al barzanji, menyanyikan lagu dan yang paling inti yaitu mauidzhoh khasanahnya yang diisi oleh poro alim ulama, ahli ilmu di daerah sekitar. Rasa takut dan tanda tanya besar untuk mengetahui desa ini akhirnya terjawab saat momen terakhir, bertemu dengan orang-orang yang sangat baik, ramah, tamah dan tidak pernah marah.

Di desa Tegalandong ini tentunya aku tidak sendiri, kami mengabdi bersama masyarakat desa bersepuluh diantaranya 2 laki-laki dan 8 perempuan yang tentunya memiliki prinsip, karakteristik bahkan keinginan masing-masing dalam suatu program kerja yang dijalankan, Ada Alfian sebagai kordes yang sukanya serba kondisional, Nizhar cowo kocak dan galau tiap hari, Ninda si anak Bekasi sukanya hidup di kamar mandi, Salsa yang sleep call tiap malam dan sekre kelompok yang the best, Syifa paling diem tapi sekali ngomong bikin hati tenang, mba Salwa jarang ngomong dan mengikuti alur, Afi sipaling gak enakan dan ngikut alur saja, dan terakhir ada Ipeh dan Yaffa yang setiap harinya tidak pernah absen kentut. Hehe  dengan semua kepribadian yang berbeda-beda untuk menyatukan keinginan masing-masing tentunya tidak mudah dan benar-benar harus diambil jalan tengahnya walau saya rasa jalan tengah atau kepustusan bersamanya beberapa tidak memuaskan tapi tidak apa dengan kekompakan dalam menjalani sudah dapat menutup rasa keinginan yang tidak terealisasikan. Oiya, yang ngga bakal terlupakan adalah kesabaran dan pengertian kalian semua dengan keadaan motorku yang merepotkan beberapa kali mogok dan di dorong, alhasil kita boti hehe. Makasih banyak ya.

Sedekah Bumi di Pedukuhan Mejasem

Salah satu kegiatan yang sangat menarik bagiku, yaitu sedekah bumi. Acara ini diikuti oleh seluruh warga desa tegalandong tetapi dari pedukuhan mejasem, karena di desa ini terdapat berbagai pedukuhan dan pedukuhan mejasem yang masih kental dalam kegiatan sedekah bumi.  Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati tanggal 10 muharrom yang mana acaranya digabungkan dengan santunan anak yatim dan pengajian umum. Tujuan kegiatan sedekah bumi ini untuk mensyukuri apa yang kita miliki dengan menyedekahkan hasil bumi yang mereka punya kepada masyarakat sekitar, baik dari sayur-sayuran maupun usaha pangan yang mereka punya.

Sekian cerita pengalamanku yang sangat mengesankan dalam mengikuti kegiatan KKN di desa Tegalandong, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang memang sebelumnya aku tidak pernah mengerti bahkan tidak ada didesaku sendiri, untuk itu menjadikan pengalaman yang baru dan cerita baru dalam hidupku. Di desa ini aku belajar bahwa adat istiadat yang telah ada dari zaman ke zaman tidak boleh di lupakan, harus dilahirkan Mulai dari anak-anak yang diajarkan oleh orang tua tentang tradisi dan kebudayaan, sehingga desa ini tetap mempertahankan tradisi dan adat istiadat jawanya, dan dengan desa yang religius ini menyadarkan aku bahwa mencari ilmu (mengaji) itu sampai maut menjemput, banyak sekali nenek-nenek atau Kakek-kakek yang sudah umurnya melebihi 80 keatas tetapi mereka masih semangat dalam menuntut ilmu (mengaji) maupun hal ibadah lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun