Setiap pekerjaan pasti memiliki risiko. Sebagai pekerja kantoran, yang menghabiskan banyak waktu untuk mengolah data dan mengetik di balik layar komputer seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan tidak berisiko.Â
Padahal, tetap ada risiko kesehatan apabila kita tidak berhati-hati. Rasa kesemutan, nyeri atau lelah saat terlalu lama bekerja menggunakan komputer pasti pernah dialami. Hal tersebut hanyalah salah satu dari risiko bekerja di belakang komputer.
Rasa nyeri dan kesemutan yang dialami oleh pekerja yang sering melakukan pekerjaan berulang, misalnya mengetik dalam waktu lama tidak boleh disepelekan. Gejala tersebut mungkin saja berakibat fatal misalnya kerusakan jaringan secara permanen atau bahkan kelumpuhan. Salah satu penyakit yang memiliki gejala serupa dengan yang disebutkan di atas dan sering mengintai pekerja kantoran adalah Carpal Tunnel Syndrome.Â
Carpal Tunnel Syndrome adalah sensasi mati rasa dan kesemutan di tangan dan lengan yang disebabkan oleh saraf terjepit di pergelangan tangan. Gejala lain adalah rasa lemah pada pergelangan tangan, sehingga penderita tidak dapat memegang atau menggenggam barang.
"Apa penyebab Carpal Tunnel Syndrome?" Terdapat empat fakor risiko medis penyebab Carpal Tunnel Syndrome. Faktor pertama adalah faktor eksternal seperti peralatan kerja yang kurang ergonomis dan pola penggunaan tangan yang salah dapat menimbulkan sindrom lorong karpal. Oleh karena itu, pekerja yang banyak melakukan aktivitas mengetik atau menekan tombol secara mesin berulang memiliki risiko yang lebih besar. Selanjutnya adalah faktor bawaan seperti anatomi pergelangan tangan, kondisi kesehatan, seperti menopause, kehamilan gagal ginjal, hipertiroid.
Dalam National Library of Medicine, diagnosis pasien Carpal Tunnel Syndrome memerlukan profesional medis masing-masing untuk mengembangkan riwayat kasus yang terkait dengan tanda-tanda karakteristik Carpal Tunnel Syndrome.Â
Pertanyaan mengenai frekuensi dan waktu terjadinya gejala serta posisi atau gerakan berulang yang dapat memicu gejala. Selain itu, dokter mungkin mempertanyakan apakah pasien menggunakan objek getaran untuk tugasnya, bagian lengan tempat sensasi dirasakan.Â
Riawayat kesehatan penderita juga perlu diketahui misalnya kondisi diabetes, radang sendi, kehamilan, atau hipotiroidisme. Penilaian fisik tangan pasien biasanya digunakan untuk diagnosis Carpal Tunnel Syndrome karena penemuan spesifik dapat menunjukkan adanya faktor lain.Â
Misalnya, lecet pada pergelangan tangan dan atau kerusakan pada jaringan, yang juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf median. Beberpa tes medis biasanya juga digunakan untuk mengetahui secara pasti diagnosa Carpal Tunnel Syndrome.
Jika Anda sudah didiagnosa mengalami Carpal Tunnel Syndrome dalam kondisi yang tidak terlalu parah, maka berikut ini beberapa cara untuk mengatasi nyeri saat beraktivitas.Â
1. Istirahat secara bekala
Rasa nyeri biasanya timbul saat melakukan pekerjaan berulang, karena adanya tekanan pada saraf median di pergelangan tangan. Selain itu, saat bekerja dalam jangka waktu yang cukup lama saraf akan menjadi tegang. Oleh karena itu, ada baiknya mengistirahatkan tangan selama 3-5 menit setiap satu jam.
2. Melakukan peregangan pergelangan tangan
Saat mengistirahatkan tangan, Anda dapat meakukan peregangan tangan dengan cara memposisikan telapak tangan membentuk sudut 90 derajat ke arah dalam da nke arah luar. Lakukan gerakan ini masing-masing 10 hitugan.
3. Menggunakan belat tangan
Belat tangan dapat membantu mengurangi tekanan pada saraf median saat melakukan aktivitas., dengan demikian rasa nyeri pada penderita Carpal Tunnel Syndrome dapat berkurang.
4. Mengkonsumsi sayur, buah dan biji-bijian
Untuk memperkuat dan memeliharan kesehatan saraf tangan, penderita dapat mengkonsumsi sayur, buah, dan biji-bijian. Makanan tersebut kaya akan kandungan vitamin dan mineral. Akan lebih baik jika mengkonsumsi bahan makanan yang tinggi vitamin K dan magnesium.
5. Selalu sedia obat anti nyeri
Jika rasa nyeri yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari, maka penderita dapat mengkonsumsi obat anti nyeri. Biasanya dokter akan meresepkan obat anti nyeri yang mengandung pregabalin atau dexketoprofen hanya untuk berjaga-jaga apabila dibutuhkan. Akan lebih baik, jika penderita menyampaikan pada dokter apabila memiliki alergi terhadap kandungan obat tertentu. Hal ini ditujukan untuk mengurangi risiko efek samping akibat mengkonsumsi obat anti nyeri.
Cara di atas dapat dilakukan untuk penderita yang mengalami gejala ringan - sedang. Untuk gejala berat yang biasanya menyebabkan kesulitan tidur dan gangguan kesehatan lain, biasanya dokter akan merekomendasikan fisioterapi atau operasi.Â
Posedur operasi bertujuan untuk menghilangkan tekanan pada saraf median dengan cara memotong ligamen yang menekan orong karpal. Untuk opsi operasi, pasien harus benar-benar paham risiko dan jangka waku pemulihan pasca operasi.
Mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, dalam bekerja akan lebih baik jika kita berhati-hati dan tetap memperhatikan kondisi fisik. Apabila dalam kondisi lelah, lebih baik beristiahat sejenak dan tidak perlu dipaksakan. Toh, pekerjaan tidak akan pernah habis, jadi tidak mungkin jika kita harus mengunggu pekerjaan selesai terlebih dahulu untuk beristirahat sejenak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H