Aku telah terbiasa
Tenang dalam kediaman yang telah tercipta
Untuk apa kau terus berusaha
Berusaha untuk menarikku keluar darinya
Untuk apa kau terus berusaha
Memberikan kepalsuan dari secercah cahaya
Â
Bagiku semuanya sia-sia
Karena hanya trauma dan kesakitan yang kurasakan
Aku hanya ingin kembali ke dalam ketenangan
Tanpa secercah cahaya palsu yang kau tawarkan
Cahaya yang menyilaukan dan menyakitkan
Cahaya yang membutakan mata
Â
 Sudah terlanjur buta mata hati dan pikiran
Buta akan realita dan kebenaran
Buta akan tujuan hidup yang sesungguhnya
Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan mata dibutakan
Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan tangan yang diikat
Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan mulut yang dibungkam
Â
Hanya degan kesendirian dalam kediamanku
Aku dapat tenang dan pulih dari rasa pilu
Aku dapat pulih dari trauma dan kebutaanku
Aku yang akan mulai membuka celah dari dalam kediamanku
Jika suatu saat aku telah sembuh
Hingga aku melihat  secercah cahaya yang indah dan teduh
Â
Keindahan yang belum pernah ada dulu
Keindahan yang akan menghiasi kehidupanku
Apapun musim yang ada di hidupku
Aku akan menjadi lebih bijaksana dan tangguh
Aku akan membagikan senyuman dan kebahagiaanku
Hingga nanti di akhir kehidupanku
Â
Jangan pernah memaksakan keinginanmu
Urungkan saja niatmu itu
Keinginan yang terlihat baik bagimu
Berupa secercah cahaya yang palsu
Yang hampir masuk ke kehidupanku
Dan hanya menawarkan keindahan semu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H