Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secercah Cahaya

25 Juni 2022   20:30 Diperbarui: 25 Juni 2022   20:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku telah terbiasa

Tenang dalam kediaman yang telah tercipta

Untuk apa kau terus berusaha

Berusaha untuk menarikku keluar darinya

Untuk apa kau terus berusaha

Memberikan kepalsuan dari secercah cahaya

 

Bagiku semuanya sia-sia

Karena hanya trauma dan kesakitan yang kurasakan

Aku hanya ingin kembali ke dalam ketenangan

Tanpa secercah cahaya palsu yang kau tawarkan

Cahaya yang menyilaukan dan menyakitkan

Cahaya yang membutakan mata

 

 Sudah terlanjur buta mata hati dan pikiran

Buta akan realita dan kebenaran

Buta akan tujuan hidup yang sesungguhnya

Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan mata dibutakan

Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan tangan yang diikat

Tak ada gunanya keluar dari kediaman dengan mulut yang dibungkam

 

Hanya degan kesendirian dalam kediamanku

Aku dapat tenang dan pulih dari rasa pilu

Aku dapat pulih dari trauma dan kebutaanku

Aku yang akan mulai membuka celah dari dalam kediamanku

Jika suatu saat aku telah sembuh

Hingga aku melihat  secercah cahaya yang indah dan teduh

 

Keindahan yang belum pernah ada dulu

Keindahan yang akan menghiasi kehidupanku

Apapun musim yang ada di hidupku

Aku akan menjadi lebih bijaksana dan tangguh

Aku akan membagikan senyuman dan kebahagiaanku

Hingga nanti di akhir kehidupanku

 

Jangan pernah memaksakan keinginanmu

Urungkan saja niatmu itu

Keinginan yang terlihat baik bagimu

Berupa secercah cahaya yang palsu

Yang hampir masuk ke kehidupanku

Dan hanya menawarkan keindahan semu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun