Mohon tunggu...
Rina Bintang
Rina Bintang Mohon Tunggu... Lainnya - There's always something

Karyawati

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Memulai Hidup Minimalis dengan Penerapan 5R

21 Mei 2022   21:00 Diperbarui: 28 Mei 2022   14:23 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah Anda mendengar istilah “less is more”? Istilah tersebut dipopulerkan oleh seorang arsitek bernama Ludwig Mies van der Rohe dan biasanya digunakan sebagai slogan dari gaya hidup hidup minimalis. Hidup minimalis adalah gaya hidup menjalani hidup sesederhana mungkin, namun dapat bermanfaat secara maksimal.

Di era moderen ini, segala sesuatu berjalan semakin cepat dan banyak kemudahan yang kita rasakan, salah satunya kemudahan berbelanja secara online. Perlu kita pahami bahwa teknologi diciptakan untuk membantu memudahkan kita memenuhi kebutuhan penting dalam hidup. Namun, tanpa kita sadari justru kemudahan yang tersedia membuat hidup kita berlebihan tanpa mempertimbangkan manfaat yang kita peroleh dari kondisi yang berlebih tersebut.

Mengetahui manfaat atau pentingnya sebuah barang dalam gaya hidup ini sangatlah penting. Ibarat sebuah pisau dengan pemakainya, apabila pisau tersebut berada di tangan orang yang bijaksana dan memahami fungsinya maka pisau tersebut akan bermanfaat maksimal bagi diri kita atau orang lain. Sebaliknya, apabila pisau tersebut berada di tangan orang yang tidak memahami fungsinya, maka pisau terebut dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Sebelum kita memulai unuk menerapkannya, kita perlu memahami bahwa gaya hidup hidup minimalis memberikan beberapa manfaat dalam kehidupan kita.

Manfaat penerapan gaya hidup hidup minimalis

1. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat

Dengan penerapan gaya hidup hidup minimalis, kita tidak akan menjumpai barang-barang yang menumpuk dan tidak berguna. Barang-barang yang menumpuk, lama tidak tumpukan barang dapat menjadi digunakan dapat menjadi tempat menumpuknya debu, sarang kuman penyakit dan hama. Selain itu, tumpukan barang menyebabkan ruangan lebih sempit dan mengganggu sirkulasi udara.

2. Menyelamatkan lingkungan

Dengan barang yang berjumlah sedikit, maka akan mengurangi jumlah barang terbuang karena rusak atau tidak terpakai. Makin banyak barang yang terbuang, maka lingkungan akan semakin tercemar oleh sampah. Memang, ada beberapa sampah yang dapat didaur ulang namun ada yang tidak. Akan lebih baik jika kita mampu mencegah timbulnya sampah dibanding membiarkan sampah menumpuk kemudian baru mengelolanya.

3. Mengontrol keuangan dan menghindarkan kita dari kebutuhan yang tidak perlu

Perlu diingat bahwa prinsip dasar dari gaya hidup hidup minimalis adalah sederhana dan bermanfaat maksimal. Oleh karena itu, disarankan untuk membeli barang yang benar-benar diperlukan dengan jumlah secukupnya.

Banyak barang dengan jumlah yang melebihi kebutuhan juga akan memakan biaya lebih untuk penyimpanan dan perawatannya. Dengan membeli barang yang benar-benar diperlukan, maka dapat lebih berhemat dan mengalokasikannya untuk hal penting lainnya atau menolong orang lain.

4. Menghemat waktu

Dengan jumlah barang yang sedikit, maka dapat menghemat watu kita dalam mencari barang saat diperlukan, serta menghemat waktu perawatan atau pembersihan barang tersebut.

Jika kita pernah bekerja di suatu perusahaan besar, maka kita idak asing dengan penerapan 5R (5S) yang diadopsi dari budaya Jepang. Tidak heran apabila negara tersebut sering dijadikan patokan atau contoh gaya hidup minimalis. 5R merupakan kepanjangan dari ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin. Lalu bagaimana inti dari budaya 5R dapat dijadikan pedoman sebagai langkah untuk memulai gaya hidup minimalis? Berikut ini langkah mudah penerapannya.

1. Medaftar barang dan jumlahnya (Ringkas)

Tujuan dari langkah pertama ini adalah kita benar-benar mengetahui barang-barang yang kita butuhkan dan tidak.

Pisahkan ke dalam kategori diperlukan, ragu-ragu, dan tidak diperlukan. Kita harus benar-benar memahami barang yang kita perlukan, jangan memutuskan banyak barang dengan status “ragu-ragu” karena menganggap apabila kita membuang barang adalah suatu pemborosan atau tingkat emosional yang tinggi terhadap barang tersebut.

Untuk barang yang kita butuhkan, kita juga perlu menggolongkan apakah kita perlu menggunakan barang tersebut berganti-ganti (misal : pakaian) atau kita hanya perlu satu barang hingga habis atau rusak (misal : lipstik, kacamata).

Untuk barang yang berstatus ragu-ragu dapat kita simpan sementara, tidak lebih dari satu bulan. Jangan pernah melupakan barang dalam kategori ini dan segera putuskan untuk mengambil tindakan, karena apabila kita terus menundanya maka kita tidak akan pernah mencapai tujuan kita untuk menerapkan gaya hidup minimalis.

Untuk kategori barang yang tidak diperlukan akan saya bahas pada tahapan selanjutnya.

2. Menyingkirkan barang yang tidak diperlukan (Rapi)

Setelah mendaftar barang-barang yang kita miliki, tentunya kita akan menemukan kategori barang yang tidak kita perlukan. Kita perlu segera menyingkirkan barang dalam kategori ini, meskipun dalam prakteknya biasanya ada beberapa penghambat dari diri sendri. Penghambat yang dimaksud adalah mental selalu melebihkan barang yang perlu disimpan, trauma di masa lalu karena pernah menyingkirkan barang namun ternyata dibutuhkan di kemudian hari, terlalu sayang terhadap barang tersebut atau selalu berpikir bahwa membuang barang adalah pemborosan.

Dalam tahap ini kita tidak harus membuang barang yang tidak diperlukan. Buanglah barang yang memang telah rusak atau tidak dapat berfungsi. Untuk barang-yang masih bagus atau dapat berfungsi dapat kita donasikan atau kita jual.

Ingatlah bahwa dengan berdonasi kita tidak sedang melakukan pemborosan. Pemborosan adalah tindakan menghamburkan sesuatu yang seharusnya masih dapat dimanfaatkan dengan efektif. Dengan berdonasi kita tidak sedang menghamburkan sesuatu, tetapi hanya mengalihkan manfaat dari barang tersebut untuk orang lain. Selain itu, secara psikologis dengan memberi kita akan merasa lebih bahagia karena telah melakukan sebuah kebaikan yang dapat kita lihat langsung manfaatnya.

Apabila kita lebih memilih untuk menjual barang bekas kita, maka janganlah kita berekspektasi terlalu tinggi bahwa barang kita akan terjual dengan harga tinggi. Pertimbangkan harga barang yang kita beli dengan berapa banyak manfaat yang telah kita peroleh (baik dari segi waktu maupun jumlah barang tersebut yang telah kita gunakan). Saat ini sudah banyak e-commerce yang dapat digunakan untuk menawarkan barang bekas.

3. Menentukan tempat penyimpanan barang (Resik)

Agar barang yang kita gunakan dapat bermanfaat maksimal, ada baiknya barang tersebut disimpan dalam tempat dan lokasi khusus. Letakkan barang di lokasi yang akan memudahkan kita untuk menjangkaunya saat dibutuhkan. Untuk tempat penyimpanan barang, kita dapat memanfaatkan tempat penyimpanan khusus (organizer) yang saat ini telah banyak tersedia. Tempat penyimpanan khusus biasanya dirancang untuk mengelompokkan barang sehingga penggunanya dapat menemukan barang dengan cepat. Namun, sekali lagi perlu diingat bahwa dalam gaya hidup hidup minimalis ini kita tidak membutuhkan banyak barang, jadi jangan pernah membeli sebuah tempat penyimpanan tanpa mengetahui pasti akan digunakan untuk apa.

4. Merawat barang yang kita gunakan (Rawat)

Tidak ada alasan bagi kita nantinya untuk tidak membersihkan dan merawat barang secara rutin karena jumlah barang yang kita miliki hanya sedikit (cukup). Selain menghindari timbulnya kekhawatiran akan kekurangan barang (seperti yang telah dijelaskan pada langkah pertama di atas), dengan merawat kita akan mendapatkan manfaat sebuah barang secara maksimal sesuai dengan desain dan umur pakainya. Dengan demikian, manfaat gaya hidup hidup minimalis seperti yang telah dijelaskan di atas dapat benar-benar tercapai.

5. Melakukan dengan konsisten (Rajin)

Dalam memulai sebuah gaya hidup atau sesuatu yang baru, maka kita harus memiliki tekad untuk konsisten terhadap perubahan yang kita lakukan. Apabila kita tidak konsisten dan tekun, maka kita akan terjebak kembali ke dalam gaya hidup yang lama. Lakukanlah hingga hal ini benar-benar menjadi kebiasaan dalam hidup kita.

Sebuah perubahan besar dimulai dari satu langkah kecil. Apabila kita sudah bertekad untuk memulai sesuatu yang baru dan lebih baik, lakukanlah segera ! Selamat mencoba :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun