Hampa ku sekap di batas kanvas hamparan panas mengguyak ganas
Lepas rongga dada ku berdenyut keras pedas liangkan air mata berhambur menggalir deras
Disaat dunia terang benderang kau berikan segumpal harapan menggerang penuh kasih sayang
Dikala mendung kelabu menutup sumbu sumbu pilu kau abaikan asa ku
Kau buang rasa ku kau acuhkan cinta ku
Daun kering batang tak bertulang ku tunggu penuh kesabaran
Ku nanti penuh kesetiaan tapi apa ya ku dapatkan hanya nyayian celoteh usang menjerit kesakitan
Kau taburkan senyuman ditiap ranting insan,memberikan harapan ditiap kehidupan
Kau hidangkan rasa manis tiap makanan hingga dia&mereka hadir tepat dimana aku&kamu masih menjalin ikatan
Tak puas kah kau dgn satu cinta
Katakan ku harus melangkah kemana,,?
Sementara jalan yang ku tempuh penuh kerikil mengaggah
Gimana ku harus keringkan luka,sementara tubuhku berlumurkan darah
Gimana ku mampu mengusap air mata,ketika tangan ku melepuh peluh hingga akhirnya lumpuh
Hancur,,,semuanya hancur lebur guncatan cinta ku terdampar luntur
Pedih,,bahkan sangat-sangat pedih menyayat lirih ditiap laval menahan perih
Manis tuah senyum mu indah sandiwara mu
Rancak gemulai lembut belaian mu tapi dibalik mega berkabut sendu adalalah bagian dari permainan mu
Sungguh luar biasa cinta yg kau suguhkan
Membolak balikan rasa,menari nari bagai menelan mangsa kelaparan
Kau injak kesetiaan diatas basah lelumpuran
Hingga ku hanya mampu terdiam setelah kau tikam
Kenapa kau tega melakukan semua ini
Bukankah kau pernah berjanji untuk mencintai satu nama mesti musibah melanda
Menyayangi satu hati mesti ribuan kumbang menghampiri
Berfundasikan nadi saling mengikat tali suci mesti badai menghujani
Ingkar janji mu kau cincang lalu kau lempar keluar setelah kau mencium harum bunga yg lebih segar
Kini,ku hanya mampu tertunduk lesu menyesali,menyulami dingginya sepi
Detak jantung ku pun terlanjur terhenti
Tenggelam ku dalam luka tak bertepi,hampa menyekat sunyi jiwa ku pun serasa mati
Kau yang ku cintai akhirnya telah menghianati
Rina Piliang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H