Mohon tunggu...
Rina piliang
Rina piliang Mohon Tunggu... Musisi - Pena adalah tempat ku berkarya membuat kata menjadi bertalenta mengubah puisi menjadi imajinasi

Kelak kamu akhirnya akan merindukan aku sebagai sesuatu yang tidak akan pernah bisa kamu temukan pada siapapun.” “Jangan berpikir aku tak mampu melupakanmu sebagai masa lalu ku. Aku sudah menutup pintu masa lalu ku, karena Tuhan selalu buka pintu masa depan bagiku.” “Suatu ketika kamu akan menyesali sendiri perbuatanmu beserta rasa sakit yang pernah telah kamu berikan kepadaku !”

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau Buang Rasaku

21 Mei 2019   18:38 Diperbarui: 21 Mei 2019   18:41 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampa ku sekap di batas kanvas hamparan panas mengguyak ganas

Lepas rongga dada ku berdenyut keras pedas liangkan air mata berhambur menggalir deras

Disaat dunia terang benderang kau berikan segumpal harapan menggerang penuh kasih sayang

Dikala mendung kelabu menutup sumbu sumbu pilu kau abaikan asa ku

Kau buang rasa ku kau acuhkan cinta ku

Daun kering batang tak bertulang ku tunggu penuh kesabaran

Ku nanti penuh kesetiaan tapi apa ya ku dapatkan hanya nyayian celoteh usang menjerit kesakitan

Kau taburkan senyuman ditiap ranting insan,memberikan harapan ditiap kehidupan

Kau hidangkan rasa manis tiap makanan hingga dia&mereka hadir tepat dimana aku&kamu masih menjalin ikatan

Tak puas kah kau dgn satu cinta

Katakan ku harus melangkah kemana,,?

Sementara jalan yang ku tempuh penuh kerikil mengaggah

Gimana ku harus keringkan luka,sementara tubuhku berlumurkan darah

Gimana ku mampu mengusap air mata,ketika tangan ku melepuh peluh hingga akhirnya lumpuh

Hancur,,,semuanya hancur lebur guncatan cinta ku terdampar luntur

Pedih,,bahkan sangat-sangat pedih menyayat lirih ditiap laval menahan perih

Manis tuah senyum mu indah sandiwara mu

Rancak gemulai lembut belaian mu tapi dibalik mega berkabut sendu adalalah bagian dari permainan mu

Sungguh luar biasa cinta yg kau suguhkan

Membolak balikan rasa,menari nari bagai menelan mangsa kelaparan

Kau injak kesetiaan diatas basah lelumpuran

Hingga ku hanya mampu terdiam setelah kau tikam

Kenapa kau tega melakukan semua ini

Bukankah kau pernah berjanji untuk mencintai satu nama mesti musibah melanda

Menyayangi satu hati mesti ribuan kumbang menghampiri

Berfundasikan nadi saling mengikat tali suci mesti badai menghujani

Ingkar janji mu kau cincang lalu kau lempar keluar setelah kau mencium harum bunga yg lebih segar

Kini,ku hanya mampu tertunduk lesu menyesali,menyulami dingginya sepi

Detak jantung ku pun terlanjur terhenti

Tenggelam ku dalam luka tak bertepi,hampa menyekat sunyi jiwa ku pun serasa mati

Kau yang ku cintai akhirnya telah menghianati

Rina Piliang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun