Senjata yang dicerita untuk hidup di alam yang begitu selalu berbeda pandang adalah kemurahan hati. Pada sesamanya. Khalil memberitahukan ada banyak hati di alam yang sempit ini tak ingin berfikir dalam renungan.Â
Dengan batasan yang tak terlihat sorot cahaya dari matanya membangunkan keputusasaan. Isi dalam karya Khalil Gibran ini yang secara halus menimbulkan renungan dalam jiwa-jiwa yang kosong.
Mengapa saya menyukai dan memilih buku ini?
Iya buku ini mengajaran saya bagaimana menata jalan pikiran dan hati, menyelaraskan jiwa yang goyah. Berfikir dengan padu dalam hati dan otak. Menyeimbangkan perbedaan pandang. Memperindah kerancuhan hidup.Â
Mengajarkan bagaimana tetap berjala diatas bebatuan terjal. Bagaimana untuk tidak mabuk dalam cinta. Bagaimana secara nurani memunculkan keluhuran budi. Bagaimana kedermawanan dalam kesusahan. Kumpulan puisi-puisi Khalil ini membangun yang runtuh sehingga para pembaca dapat merenungkan untuk menjadi lebih, lebih, lebih, dan lebih tegar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H