Perkara Lara
Diam sejenak
Melihat selingkaran
Tuannya pun bicara kepada kami
Bicara tentang hal sepele
Yang tak kami mengerti
Namun harus dimengerti
Itulah Tuan kami
Merasa tersiksa namun yang menyiksa
Itulah Tuan kami
Perkara angin akan menjadi anggan
Melihat sebelah beban saja
Terasa tak ingin
Itulah Tuan kami
Bisa kalian berbicara kepadanya?
Sedikit membebaskan kami dari Tuan
Bahwa hidup bukanlah petaka
Namun bagaimana semua asa
Bukan jadi pengguasa dan berkuasa
Sekilas ku ajak untuk melihat Tuan Kami...
Ku tunggu di tepi barat semari
Sinar menuju ufuk.
                                PERUSAK
Tini berkata kepada Tita
Bahwa sebentar saja kami akan berjumpa
Saling bertatap namun tak menyapa
Terasa asing
Bukan kah usia sudah menemani
Semenjak hati telah menjadi tamu di dermaga
Menyapa namun mata seolah menusuk
Itulah yang sekarang terasa
Rusak Hati
Rusak Nyali
Rusak Emosi
Rusak Kendali
Menakutkan rasanya
Terbang pun tak bisa tapi gelap terasa menjadi terang
Gelap pun mengikuti
Kapan semua akan berakhir?
Serasa Kami
Awan seolah tak ingin menatap
Banyak gerumuh teriakan
Kesedihan, ketakutan
Seolah mengelilingi tanah itu
Bisakah kau menyalakan Impian mereka Kembali?
Sungguh menyakitkan
Kami disini, berharap kalian semua datang
Kami pun ingin tiba namun hanya angin
Yang bisa menerbangkan doa kami
Kami percaya Semua yang ada dan sedang terjadi
Adalah bentuk kesabaran yang tak bisa kita miliki
Dentuman Cahaya di tiap waktu
Hingga takbir selalu berkumandang
Awanpun menyambut kesedihanmu
Kami memang tak melihat
Tapi kalian sudah berada dipeluknya
Terasa lebih Bahagia
Dibandingkan tanahmu
Takdir sudah menentukan kehendak
Itulah perjuangan dan keikhlasan semua akan terbayarkan
Dan kalian akan selalu berada di dalam doa
Dan sudah memeluk surga.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI