Mohon tunggu...
Rina Stiarahayu
Rina Stiarahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis

Menulis mencipta inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Romansa Kehidupan - Rina Stiarahayu

11 November 2023   21:55 Diperbarui: 11 November 2023   21:58 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perkara Lara

Diam sejenak

Melihat selingkaran

Tuannya pun bicara kepada kami

Bicara tentang hal sepele

Yang tak kami mengerti

Namun harus dimengerti

Itulah Tuan kami

Merasa tersiksa namun yang menyiksa

Itulah Tuan kami

Perkara angin akan menjadi anggan

Melihat sebelah beban saja

Terasa tak ingin

Itulah Tuan kami

Bisa kalian berbicara kepadanya?

Sedikit membebaskan kami dari Tuan

Bahwa hidup bukanlah petaka

Namun bagaimana semua asa

Bukan jadi pengguasa dan berkuasa

Sekilas ku ajak untuk melihat Tuan Kami...

Ku tunggu di tepi barat semari

Sinar menuju ufuk.

                                                                PERUSAK

Tini berkata kepada Tita

Bahwa sebentar saja kami akan berjumpa

Saling bertatap namun tak menyapa

Terasa asing

Bukan kah usia sudah menemani

Semenjak hati telah menjadi tamu di dermaga

Menyapa namun mata seolah menusuk

Itulah yang sekarang terasa

Rusak Hati

Rusak Nyali

Rusak Emosi

Rusak Kendali

Menakutkan rasanya

Terbang pun tak bisa tapi gelap terasa menjadi terang

Gelap pun mengikuti

Kapan semua akan berakhir?

Serasa Kami

Awan seolah tak ingin menatap

Banyak gerumuh teriakan

Kesedihan, ketakutan

Seolah mengelilingi tanah itu

Bisakah kau menyalakan Impian mereka Kembali?

Sungguh menyakitkan

Kami disini, berharap kalian semua datang

Kami pun ingin tiba namun hanya angin

Yang bisa menerbangkan doa kami

Kami percaya Semua yang ada dan sedang terjadi

Adalah bentuk kesabaran yang tak bisa kita miliki

Dentuman Cahaya di tiap waktu

Hingga takbir selalu berkumandang

Awanpun menyambut kesedihanmu

Kami memang tak melihat

Tapi kalian sudah berada dipeluknya

Terasa lebih Bahagia

Dibandingkan tanahmu

Takdir sudah menentukan kehendak

Itulah perjuangan dan keikhlasan semua akan terbayarkan

Dan kalian akan selalu berada di dalam doa

Dan sudah memeluk surga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun