Mohon tunggu...
Riska Ginting
Riska Ginting Mohon Tunggu... Guru - Riska Ginting

Optimis dalam mengembangkan passion

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Politik Perlu Diajarkan Kepada Jemaat Gereja Masa Kini

28 Februari 2019   12:50 Diperbarui: 28 Februari 2019   13:26 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masih banyak kata yang mengartikan politik secara epistimologi. Kata-kata itu menjelaskan bahwa politik mengandung makna yang positif.Melihat pengertian politik dari macam-macam sudut pandang ternyata definisi dari politik ini mengalami penambahan makna yang bergantung pada sistem dan filosofi sebuah pemerintahan.Politik bisa menghasilkan kebaikan dan bisa juga menghasilkan kecurangan dan hasil itu tergantung dari siapa yang berperan di balik politik itu. Jika seseorang memiliki motivasi politik hanya untuk memperoleh kekayaan, kehormatan dan kekuasaan berarti dia sudah melakukan manuver dan melanggar konstitusi.

Hubungan Politik dan Gereja

"Yesus Kristus adalah Tokoh Politik". Mungkin pernytaan ini sebagian masyarakat akan sulit untuk menerima nya disebabkan oleh faktor pemikiran yang selama ini mereka beranggapan bahwa sosok Yesus Kristus hanyalah sosok yang berdiam di gereja, membaca Taurat dan tidak pernah ikut campur dengan urusan pemerintah. Mereka menganggap terlalu duniawi untuk mengatakan Yesus Kristus sebagai Politisi. Yesus adalah orang Yahudi yang hidup dalam penindasan bangsa asing selama berabad-abad. 

Sejak 586 SM, kerajaan Asyur, Babel, Media-Persia, Yunani, dan Romawi telah memerintah mereka. Kebanyakan dari mereka ingin hidup bebas di negara sendiri tanpa perbudakan dari penduduk luar. Sebagai warga negara tentu mereka tidak bisa berdiam diri dan menaati menyatakan dirinya sebagai Allah karena bangsa-bangsa penjajah itu berasal dari kepercayaan kafir menurut hukum Taurat. Maka, sangat masuk akal bila Yesus menyatakan manifesto politik-Nya. Sebelum Yesus terangkat ke sorga, para murid Nya menganggap bahwa Yesus adalah sebagai pemulih bangsa Israel secara politik dan ternyata mereka selama ini sudah sangat lama menunggu berdirinya kerajaan Yahudi yang sifatnya monarkhi seperti pada masa Perjanjian Lama.

Di dalam Markus 2:13-17, Matius 9:9-13 dan Lukas 5:27-32 menceritakan bagaimana pada masa pelayanan Yesus Kristus, Yesus sering bergaul dengan para koruptor atau pemungut cukai. Di kalangan para pemungut cukai, Yesus disambut dan pengajaran Nya diterima sangat baik oleh mereka. Yesus tidak memandang mereka sebagai orang yang dijauhi. Bahkan salah satu mantan dari koruptor yang pernah menjadi alat politik dalam pemerintahan Romawi untuk memungut pajak, ia menjadi salah satu murid Yesus. Pertanyaannya, Mengapa Yesus mau melakukan hal yang mungkin dianggap sangat konyol. Jawabannya terdapat di dalam Markus 2:17. Yesus bukan mencari orang yang benar tetapi Yesus mencari orang yang berdosa. Di sinilah kita bisa melihat bagaimana sikap dan respon Yesus di dalam perjalanan hidup Nya sebagai"'Tokoh Politik".

Jadi pertanyaanya, apakah jemaat gereja masa kini perlu diberikan pengajaran dan pendidikan ilmu "Politik"? Di dalam setiap pernyataan-pernyataan di atas, kita bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa Gereja dan Politik adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dikarenakan gereja seumpama seperti "Tokoh/figur" yang sangat memiliki peran yang besar dan mampu memberikan dampak yang positif bagi  dunia politik sekarang ini dan yang akan datang. Jemaat-jemaat gereja masa kini harus diberikan pendidikan akan ilmu politik sebagai satu modal untuk bisa mengikutsertakan diri dan berpartisipasi di dalam aktivitas/kegiatan yang berhubungan dengan politik sehingga dengan modal itu, para jemaat gereja semakin diperluas cakrawala nya dan kritis akan perkembangan jaman yang semakin hari semakin berubah dengan adanya banyak perubahan-perubahan di bidang ilmu pengetahuan,teknologi, serta politik. 

Jadi, gereja dan jemaat di dalam menjalankan perannya sebagai tokoh politik harus bisa memposisikan dirinya pada posisi yang sesuai dengan alur dan hukumnya Tuhan. Di dalam Matius 5:13-16, kita bisa menangkap pesan Tuhan ini bahwa dimanapun kaki kita berpijak, kemanapun kita pergi, situasi apapun yang terjadi di bangsa kita ini, yang harus kita pegang dan terus lakukan adalah kita harus bisa tetap jadi terang. Sebagai orang percaya yang menjadi garam harus mampu memberikan pengaruh moral yang baik di tengah masyarakat dan memiliki integritas dalam memperjuangkan dan menegakkan keadilan, kebenaran serta kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Indonesia karena inilah kunci timbulnya kepercayaan masyarakat kepada para elit politik. 

Sekalipun mungkin saat ini semakin maraknya muncul para koruptor-koruptor yang semakin merajalela, sikap memanipulasi, memprovokasi dan lain sebagainya. Hendaklah kita sebagai gereja itu sendiri jangan mudah kita untuk dipengaruhi oleh keadaan-keadaan tersebut melainkan kita harus bisa tetap menunjukkan terang itu dan tetap bisa menjadi penengah bukan pemihak. Sekalipun dalam dunia politik saat ini, keteladanan itu mulai memudar tetapi harus tetap kita memiliki integritas dan pendirian yang teguh pada teladan yang Tuhan telah berikan. Bukan harus kita mendirikan partai politik Kristen melainkan lebih menjaga kesaksian hidup karena mendirikan partai Kristen bukan satu jawaban yang lebih utama adalah bersikap nasionalis dan tetap menjaga integritas baik di hadapan Tuhan maupun di mata masyarakat.

Kesimpulan

Politik bukan sesuatu yang dianggap najis dan kotor melainkan sesuatu yang sifatnya baik karena di dalamnya mengandung kebijakan-kebijakan dan proses penentuan tujuan yang hakiki. Dari artikel ini saya mendapat satu pencerahan dan mengubah cara berpikir saya akan arti sebenarnya politik. Karena selama ini saya menganggap bahwa kita sebagai anak-anak Tuhan tidak boleh melibatkan diri dalam dunia politik tetapi pada saat saya sadar dan mengetahui saat ini bahwa Yesus sendiri adalah "Tokoh Politik". Kemungkinan besar faktor yang mempengaruhi cara berpikir saya akan politik dikarenakan saya melihat banyaknya para politikus-politikus yang tidak lagi menunjukkan satu keteladanan yang baik bagi masyarakatnya sehingga saya menyimpulkan selama ini bahwa politik itu adalah kotor.

Tetapi sekarang saya tahu dan banyak belajar dari setiap proses perjalanan kehidupan pelayanan Yesus Kristus, Dia bergaul banyak dengan para-para koruptor/pemungut cukai dan Tuhan menunjukkan satu keteladanan yang sangat baik dimana Tuhan tetap mengasihi mereka yang jahat dimata manusia karena Tuhan menghendaki bukan orang baik yang membutuhkan kasih melainkan orang jahat dan yang terhilang. Kisah Yesus juga pada waktu Ia dihakimi oleh para kaum Farisi dan Saduki disitu saya melihat juga akan respon dan tindakan Yesus dalam menghadapi mereka yang sudah berbuat tidak semena-mena terhadap Yesus. Sehingga buah dari semua tindakan-tindakan Yesus menghasilkan yang terbaik karena Yesus menjadikan "Kasih"sebagai pedoman kehidupan Nya. Yesus sebagai "Tokoh Politik" membuktikan kepada kita bahwa kita Dia adalah tokoh yang sempurna dan patut dicontoh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun