Dua sosok manusia berlawan jenis yang hobinya ribut setiap hari, mereka memiliki hubungan pertemanan yang cukup membuat orang disekitar mereka kebingungan.
Mereka bisa menjadi saling membenci dan terkadang saling mencari. Bertukar pesan pun mereka lakukan hampir setiap hari, tapi tak ada yang menjawab ketika orang bertanya tentang hubungan apa yang mereka miliki selain hubungan pertemanan.
Dipagi yang seharusnya cerah ini, dua insan itu sudah menampakkan dua raut wajah yang berbeda. Terlihat wajah berseri-seri seorang lelaki yang sepertinya sudah berhasil membuat mangsanya menampakkan wajah cemberut. Dan pemandangan seperti itu bukan hal baru yang terjadi pada kelas mereka.
"Lu bisa ga, sehariiii aja ga gangguin gua, Bebek jelek"
"Emmm. Kayaknya ga bisa deh" jawabnya seraya menaruh jari telunjuknya didagu, agar telihat seperti orang berfikir. Tak lupa wajah tengil yang dia perlihatkan.
Interaksi-interaksi kecil selalu mereka lakukan. Tak hanya berantem tapi terkadang mereka saling memberi perhatian satu sama lain tanpa mereka sadari.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat, dan bukan tidak mungkin jika salah satu diantara keduanya memendam perasaan. Dan itu terjadi pada Kinara, dia telah lama memendam perasaan asing itu. Dia kebingungan dengan sikap Rafel yang ditujukan kepadanya.
Dia tidak mau membuat asumsi-asumsi yang nantinya akan menjadi boomerang untuk dirinya. Meskipun bukan sedikit orang yang mengatakan kepadanya bahwa Rafel juga memiliki perasaan kepadanya. Tapi dia selalu membentengi hatinya dengan asumsi kalo Rafel hanya menganggapnya sebatas teman tidak lebih.
"NAA" teriak Rafel
"Ape" jawab Kinara dengan muka bete.
"LU JANGAN KANGEN AMA GUA YA NA" teriaknya lagi yang membuat mereka menjadi pusat perhatian dikoridor.
"IDIH NAJIS BANGET GUA KANGEN AMA LU BEBEK. GUA BERDOA SAMA TUHAN BIAR GUA GA DISATUIN DI UNIVERSITAS YANG SAMA AMA LO" balasnya.
"Liat aja entar" guman Rafel dengan senyum yang masih bertahan diwajahnya.
Beberapa bulan kemudian takdir mempermainkan mereka. Entah takdir apa yang dituliskan kepada mereka, ternyata Tuhan bukan hanya menyatukan mereka dalam satu Universitas tapi Tuhan juga membuat mereka berdua berada di fakultas yang sama. MAMPUS!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H