Mohon tunggu...
rina alfiyah
rina alfiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

mahasiswa tahun pertama yang lagi tak tahu mau berbuat apa

Selanjutnya

Tutup

Diary

Awal Sebelum Menjadi Mahasiswa

2 November 2022   01:51 Diperbarui: 2 November 2022   01:55 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Menjadi mahasiswa memang bukan hal yang mudah, banyak yang perlu diperjuangkan terutama "bagaimana caranya masuk kedalam PTN yang diimpikan"

Dulu aku adalah seorang pelajar biasanya yang memiliki obsesi terhadap salah satu universitas negeri yang berada di kota pelajar yakni jogja.

Banyak yang menentang dan banyak juga yang mendukung. Pertentangan itu juga muncul dari kedua orangtuakku. Memang awalnya mereka tidak mengizinkan anak perempuannya ini menempuh pendidikan yang berada diluar provinsi karena menurut mereka itu jarak yang cukup jauh dari rumah dan mereka beranggapan bahwa universitas yang berada di provinsiku ini banyak yang berkualitas.

Tapi aku dengan sifat keras kepalaku masih menentang pendapat kedua orang tuaku. Tak ada sekalipun aku ga menangis tiap kali pembahasan kuliah itu muncul.

Hingga waktu pengumuman siswa eligible pun di sebarkan, ternyata oh ternyata aku adalah salah satu dari sekian banyaknya siswa yang lolos eligible. Kabar itu tak ayal membuatku cukup senang tapi disisi lain aku atakut memberitahu orang tuaku akan hal tersebut, takut kalo ujuang ujungnya bakal berakhir pertengkaran. 

Akhirnya akupun meminta pendapat dari beberapa guru dan juga berrkonsultasi kepada BK. Dan itu masih belum cukup membuatu puas akan jawaban yang diberikan. 

Ada juga yang bilang gini "Gapapa kamu daftar saja seperti apa yang kamu inginkan, nanti kalo lolos orang tuamu juga pasti bangga"

Tapi menurutku itu bukanlah solusi yang tepat. Aku awalnya berpikir restu orang tua memang sangat dan amat penting. Dan dengan keberanianku yang seupil aku bertanya ke ayahku "Ba. Aku lolos siswa eligible dan aku bisa ikut SNMPTN. Aku daftar di kampus A ini ya".

Baru satu kalimat yang aku ucapkan, raut wajah ayahku sudah berubah. Lama kelamaan akhirnya kedua orang tuaku luluh tapi tidak sepenuhnya ikhlas. Mereka sedikit tenang mengizinkanku mendaftar di jogja dikarenakan aku memiliki saudara sepupu yang tinggal disana dan baiknya juga rumah yang sepupuku miliki itu cukup dekat dengan kampus yang mau aku tuju.

Tak sampai disitu, pertentangan kembali ku dapatkan karena jurusan yang mau aku ambil berada disalah satu fakulltas yang sangat sangat diihindari oleh ayahku. 

Karena ayahku ga mau anaknya sampai masuk kedalam dunia politik. Padahal aku sudah menjelaskan bahwa jurusan yang aku ambil tak juga membuatku nanti bekerja di dunia politik.

Tapi ayahku adalah tipe yang ga mau menyia nyiakan suatu hal apalagi tentang ilmu. seperti yang dikatakannya "Kalo nanti kamu ga masuk kedalam dunia yang kamu pelajari itu, lalu buat apa kamu belajar teori teori yang memusingkan itu jika kamu tidak mengamalkan dan memanfaatkan ilmu tersebut. Waktu 3 sampai 4 tahun itu bukan waktu yang singkat dan juga bukan waktu yang mudah. Lantas buat apa waktu selama itu?"

Yang aku lakukan saat itu cukup diam dan otakku mulai berfikir "Oh iya ya"

Dan akhirnya untuk masalah jurusan aku bisa mengalah dan mencoba menuruti apa yang di bilang ayahku.

Tapi jujur jurusan yang aku pilih saat itu masih belum membuat hatiku yakin.

Dan hari pengumuman SNMPTN pun tiba. Dan hasil yang kudapatkan adalah sebuah penolakan. Aku tidak terkejut dengan hasil itu karena memang dari awal banyak rintangan yang aku hadapi terutama tentang "restu".

Tahap selanjutnya yaitu SBMPTN, aku kira bakal dapat dukungan penuh eh ternyata masih ada aja yang janggal. Ga perlu aku ceritain la yaah kalian pasti sudah tau sendiri entar kalo aku ceritain secara detail malah jadinya kek novel.

Dannnnnn di SBM aku nt lagi cuy hahahaha. Dan aku memutuskann untuk daftar jalur mandiri.

Dan lagi lagi aku daftar di PTN yang memang dari awal uda aku incar. Sampai di mandiri pun yang daftarnya ga cuma satu doang tapi dua sekaligus tetep kena tolak. Total 4 kali aku mendapatkan penolakan di PTN yang aku impikan tadi.

Mulai disitu aku belajar ikhlas dan melepaskan PTN itu yang kupikirkan saat itu "mungkin emng bukan rezekiku disana kali. mungkin Allah udah nyiapin suatu hal yang berharga buatku. apalagi ada restu yang masih sulit aku kantongi. yaudahla"

Jujur saat itu aku mengalami stress yang menurutku cukup parah.

Aku bahkan berani melakukan selfharm. Aku stress dimulai dari pertengkaran sama ortu, izin yang susah didapatkan, kampus kampus yang terus menolakku dan juga disaat semua teman temanku sudah mendapatkan jalannya aku masih berjuang untuk masuk perguruan tinggi.

Bahkan aku gak hanya mendaftar satu kali dalam jalur mandiri, berkali kali aku mendaftarkan diri diberbagai kampus. dan benar benar saat itu aku pasrah saja dimanapun aku keterima. Sekitar 6 sampai 7 kampus yang aku daftarin dan semuanya masih tetaap menolakku. 

Sampai ibuku bicara gini "Ga ngerti lagi kenapa sampai begini. bahkan ibu uda mengikhlaskan kamu kuliah di kampus yang kamu impikan tapi kenapa sampai saat ini masih belum ada kampus yang nerima kamu. Sekarang ibu udah ikut gimana baiknya kamu aja. Jalan udah ada yang ngatur sama yang diatas. Kalopun emang bukan rezekinya taahun ini masih bisa dicoba lagi tahun depan. ibu ga tega liat kamu kayak gini"

Yang bisa aku lakuin saat itu cuma nangis nangis dan nangis.

Sampai pada akhirnya aku keterima di kampus yang dulunya sangat aku hindari. Soalnya menurutku kampus ini terlalu dekat dengan kotaku. tapi ya mau gimana lagi yang keterima cuma disini.

Kampus ini tuh kayak nyawa terakhir yang aku punya sebelum aku mendaftarkan diri ke PTS.

Buat temen temen yang baca cerita ga jelasku ini aku cuma mau menyampaikan RESTU orang tua itu penting banget. Terutama buat para pelajar kelas 12 yang mau melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Aslinya kuncinya tu gampang banget

Mengantongi restu, berdoa terus dan berusaha. eh ya lupa tawakal itu juga penting banget

Tapi kalo semisal semua itu uda kamu lakukan tapi masih belum bisa memenuhi ekspetasi kalian

INGET!!!

Takdir yang Allah beri itu indah banget

Jadi tetep smangat

HWAIGHTING!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun