Tapi ayahku adalah tipe yang ga mau menyia nyiakan suatu hal apalagi tentang ilmu. seperti yang dikatakannya "Kalo nanti kamu ga masuk kedalam dunia yang kamu pelajari itu, lalu buat apa kamu belajar teori teori yang memusingkan itu jika kamu tidak mengamalkan dan memanfaatkan ilmu tersebut. Waktu 3 sampai 4 tahun itu bukan waktu yang singkat dan juga bukan waktu yang mudah. Lantas buat apa waktu selama itu?"
Yang aku lakukan saat itu cukup diam dan otakku mulai berfikir "Oh iya ya"
Dan akhirnya untuk masalah jurusan aku bisa mengalah dan mencoba menuruti apa yang di bilang ayahku.
Tapi jujur jurusan yang aku pilih saat itu masih belum membuat hatiku yakin.
Dan hari pengumuman SNMPTN pun tiba. Dan hasil yang kudapatkan adalah sebuah penolakan. Aku tidak terkejut dengan hasil itu karena memang dari awal banyak rintangan yang aku hadapi terutama tentang "restu".
Tahap selanjutnya yaitu SBMPTN, aku kira bakal dapat dukungan penuh eh ternyata masih ada aja yang janggal. Ga perlu aku ceritain la yaah kalian pasti sudah tau sendiri entar kalo aku ceritain secara detail malah jadinya kek novel.
Dannnnnn di SBM aku nt lagi cuy hahahaha. Dan aku memutuskann untuk daftar jalur mandiri.
Dan lagi lagi aku daftar di PTN yang memang dari awal uda aku incar. Sampai di mandiri pun yang daftarnya ga cuma satu doang tapi dua sekaligus tetep kena tolak. Total 4 kali aku mendapatkan penolakan di PTN yang aku impikan tadi.
Mulai disitu aku belajar ikhlas dan melepaskan PTN itu yang kupikirkan saat itu "mungkin emng bukan rezekiku disana kali. mungkin Allah udah nyiapin suatu hal yang berharga buatku. apalagi ada restu yang masih sulit aku kantongi. yaudahla"
Jujur saat itu aku mengalami stress yang menurutku cukup parah.
Aku bahkan berani melakukan selfharm. Aku stress dimulai dari pertengkaran sama ortu, izin yang susah didapatkan, kampus kampus yang terus menolakku dan juga disaat semua teman temanku sudah mendapatkan jalannya aku masih berjuang untuk masuk perguruan tinggi.