Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Lepas Dari Jeratan Pinjol

19 November 2024   07:00 Diperbarui: 19 November 2024   07:04 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinjaman Online (pinjol) itu candu. Saking mudahnya. Saking gampangnya. Namun kalau tak waspada siap-siap menanggung resiko besar.

Belum lama ini aku mendengar di komunitas yang aku ikuti, ada lagi kasus bunuh diri karena pinjol. Masih mahasiswa. Merantau pula. Mirisnya, setelah meninggal, kasus tersebut baru terungkap akibat pinjol.

Pinjol layaknya hutang merupakan penyakit kambuhan. Layaknya orang yang suka berhutang yang dianggap tukang selingkuh. Sulit sembuh. Kapok sambal. Bilang kapok tapi ketika ada kesempatan diulangi lagi.

Bagaimana agar bisa keluar dari jerat pinjol ini? Tentu bukanlah hal mudah tapi bukan juga tak mungkin. Ketika memang sedang membutuhkan dana darurat jangan langsung terburu-buru mengambil pinjol kalau tidak yakin untuk membayarnya. Jangan "gimana nanti".

Lebih baik jujur, prihatin, atau mencari penghasilan sampingan dengan membantu teman yang mempunyai usaha, menjadi affiliate, dan sebagainya.

Sebab, ketika sudah terlanjur kena pinjol, maka akan mengambil pinjol-pinjol yang lain karena syarat dan pencairannya yang instan. Karena terbiasa dengan yang cepat menjadi malas bekerja tambahan. Gali lubang tutup lubang sampai akhirnya ketika sadar sudah terperosok jauh ke dalam.

Lalu bagaimana kalau sudah seperti ini?

Karena pinjol di atas dianggap penyakit maka harus disembuhkan secara tuntas agar tidak kambuh. Riba dalam Islam merupakan dosa sehingga untuk menyembuhkannya perlu bertobat terlebih dahulu kepada Allah. Riba dapat menimpa seseorang bisa jadi karena dosa di masa lalunya. Sehingga diperlukan taubatan nasuha. Taubat yang sesungguhnya.

Perbaiki Aqidah

Ketika melakukan kesalahan apapun itu maka kuncinya adalah memperbaiki diri. Perbaiki lagi hubungan dengan Allah dengan manusia. Salat wajibnya yang bolong-bolong diperbaiki menjadi tepat waktu, lalu tambah dengan salat sunat rawatib, tahajud, dan dhuha. Salat taubat lakukan terus setiap hari. Karena tidak salat mana yang diterima, doa mana yang dikabulkan, sabar.

Dengan memperbaiki aqidah, maka hidup lebih tenang. Keputusan yang dihasilkan pasti lebih baik. Orang yang terjerat pinjol apalagi sudah jatuh tempo dan gagal bayar rentan depresi karena sistem penagihannya yang konon ekstrim apalagi jika ilegal.

Kuatkan tekad untuk berhenti berhutang. Ingat, mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan salat.

Cari Penghasilan Tambahan

Ketika memiliki pinjaman sudah seharusnya mencari penghasilan tambahan. Sebab, ada biaya layanan dan bunga dari pinjaman yang diambil sehingga tentu akan sangat menambah pos pengeluaran.

Jual aset. Prioritas lunasi hutang dulu. Aset bisa dicari lagi.

Saat ini banyak pilihan aktivitas digital yang bisa menghasilkan pendapatan. Dari menulis blog, affiliate e-commerce, affiliate media sosial, reseller, jualan foto, dan lain-lain. Kuncinya sabar. Ingat, mie instan juga tak instan.

Minta Pertolongan

Saat mentok cobalah membuka diri terhadap keluarga atau orang yang bisa dipercaya. Minta bantuannya. Setidaknya kalaupun tidak bisa membantu finansial tapi bisa menguatkan. Kalau tidak sendiri. Bukan tidak mungkin mereka membantu menalangi terlebih dahulu.

Ikut komunitas yang mendukung, bisa dari sisi lunas hutang atau pengusaha. Dalam komunitas ini bisa saling membantu, menyemangati, mendapat positive vibes, dan mencegah gali lubang lagi. Komunitas yang bisa memberi solusi atas permasalahan. Jangan berkumpul dengan yang mengarah hal negatif.

Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula

Ironisnya, ada saja pihak yang memanfaatkan penderitaan orang lain. Belakangan ramai konsultasi yang membantu gagal bayar dengan data aman. Bagi yang buat frustasi, ini sangat menarik. Namun, beberapa menjadi modus penipuan. Uang melayang, pinjol masih jalan. Belum modus berbayar lain seperti bimbingan-bimbingan lunas hutang yang tak bertanggung jawab.

Namun, tentu yang perlu diingat pinjol tetaplah hutang, amanah yang harus dibayar. Terlepas dari masalah riba, hutang harus dibayar sebagai bentuk tanggung jawab. Bagaimana nanti kalau di akherat ditagih sementara bekal tak cukup.

Nabi Muhammad SAW dalam suatu riwayat pernah tidak mau menyolatkan jenazah yang memiliki hutang. Bahkan, orang yang mati syahid pun tidak akan diampuni dosanya jika masih memiliki hutang.

Ada pengalaman dengan pinjol juga? Tulis di komentar ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun