Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Seharusnya Ibu Rumah Tangga Berdamai dengan Nasib?

6 Januari 2024   03:51 Diperbarui: 6 Januari 2024   05:49 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi ibu rumah tangga terkadang membuat kita pasrah terhadap kehidupan. Seringkali nasib menjadi dalih dari sebuah keadaan khususnya finansial. Sebelumnya saya sudah menulis tentang prosperity consiousness di artikel Kesadaran Kaya Bagi Ibu Rumah Tangga.

Seringkali saat kita terpuruk atau gagal kita langsung menyalahkan Tuhan karena menuliskan nasib yang kita anggap buruk tersebut. Bahkan, seorang Bossman Mardigu yang dihantam badai kebangkrutan pun awalnya memilih menjauh dari Tuhan. Ia menganggap dirinya sudah melakukan salat wajib, sunnah, puasa Senin-Kamis, rajin sedekah bahkan menyantuni anak yatim tapi kenapa masih bisa mengalami kemalangan? Bukannya mendekat, ia malah meninggalkan Tuhan.

Sampai akhirnya, pengasuh panti asuhan yang disantuninya datang menolongnya. Di moment itulah, ia jatuh tersungkur, bersujud, dan bertaubat kepada Tuhannya.

"Maafkan saya, ya Allah... ampuni saya. Engkau begitu mulia, dan saya selama ini salah memandang-Mu. Saya sadar bahwa saya sendiri-lah yang harus bertanggung jawab dan menyelesaikan semua ini. Saya-lah yang in-charge sepenuhnya. Maafkan saya telah meragukan kuasa-Mu, ya Allah." (Sadar Kaya halaman 14).

Kesadaran yang lantas membuatnya mengubah cara pikir atau sudut pandang. Bahwa kegagalan itu akibat ulahnya sendiri yang "nggampangke" bukan karena nasib dari Tuhan.

Ketika mulai tenang, petunjuk Tuhan itu dekat. Kebulatan tekad berubah itu harus diiringi dengan pondasi ilmu/cara berpikir.

Berkaca dari pengalaman tersebut prosperity consiousness menurut saya mindset yang tidak hanya dimiliki seseorang saat "diatas" tetapi juga saat orang tersebut terjatuh. Satu hal yang pasti dimiliki seseorang yang memiliki kesadaran kaya adalah tidak putus asa bahkan menyalahkan Tuhan atas nasib yang menimpanya. Millionaire mindset.

Kita sudah memiliki otak sebagai hardware, dan meng-install ulang dengan software pendukung sukses itu. Jika hardware merupakan pemberian Tuhan, software adalah buatan manusia. Jika software atau datanya benar maka hasilnya pun benar. Ibaratnya, bukan memberi tipe-x pada hasil print yang salah tapi mengubah dokumen atau data di dalamnya.

Millionare Mindset Ibu Rumah Tangga

Sebagai ibu rumah tangga, masalah finansial seringkali membuat tidak bisa tidur. Untuk makan sehari-hari, biaya pendidikan, kesehatan, hingga kepentingan sosial. Ujung-ujungnya, menyalahkan Tuhan, seandainya begini... begitu...

Nah, ini yang harus diubah. Sebab, masalah bukan untuk dipikirkan tapi diselesaikan.

Sebagai contoh sehari-hari, misalnya tidak ada uang saku sekolah anak besok, apa yang seharusnya dilakukan? Apakah cukup hanya terus berpikir? Lantas berikutnya, alam bawah sadar akan mengambil alih. Orang yang memiliki millionare mindset dan prosperity consciousness tentunya akan berpikir produktif untuk menghasilkan uang dengan sumberdaya yang dimilikinya.

Bagaimana kita bisa mengatasi masalah dalam jangka pendek seperti menjual barang berharga sembari berpikir jangka panjang seperti mengasah skills dan lainnya. Itulah salah satu cara berdamai dengan Tuhan dan menikmati setiap prosesnya dengan bersyukur. Sebab, sesuai janji-Nya, Tuhan akan menambah nikmat setiap hamba-Nya yang mau bersyukur sebagaimana firman-Nya dalam Al quran Surat Ibrahim ayat 7.

"...Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu..."

Jadi bagaimana cara Kalian berdamai dengan Tuhan, Kompasianer?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun