Entah kapan terakhir kali aku padusan. Rasanya sudah tak pernah lagi sejak memutuskan merantau 2010 silam.
Padusan merupakan tradisi membersihkan diri bersama-sama jelang Ramadan di tanah kelahiranku di Klaten, Jawa Tengah. Klaten yang kini tenar dengan nama kota seribu satu umbul. Yup, memang benar khususnya Klaten bagian utara jalan raya Jogja -- Solo.
Umbul atau sumber mata air alami yang keluar dari tanah menyebar secara sporadis. Topografi Klaten yang sebagiannya berada di kaki Gunung Merapi disinyalir penyebab munculnya ratusan umbul. Mata air tersebut muncul dari lahan vulkan dan dipengaruhi jenis batuan.
Umbul atau sumber akan dinamai sesuai lokasinya berada. Misalnya Umbul Ponggok berada di desa Ponggok, Umbul Pluneng ada di desa Pluneng. Tetapi ada juga yang dinamakan sesuai mitos setempat misalnya Umbul Manten. Dinamakan "manten" karena konon ada sepasang pengantin yang menghilang di lokasi umbul sebelum pernikahan karena melanggar ritual "pingitan"
Tak seperti sekarang, waktu aku kecil, rata-rata masuk ke umbul masih gratis. Umbul belum dibangun seperti saat ini. Ketika itu, masih banyak umbul semacam genangan air yang cukup dalam yang digunakan untuk mandi, berenang, bahkan aktivitas rumah tangga seperti mencuci. Airnya begitu jernih hingga saat keadaan permukaan tenang, dasar umbul pun kelihatan.
Umbul-umbul ini akan diserbu terutama anak-anak sehari jelang Ramadan untuk melakukan padusan. Padusan merupakan tradisi yang dimaksudkan untuk membersihkan badan atau menyucikan diri sebelum bulan puasa tiba. Kegiatan ini sangat seru dan mengasyikkan bagi kami anak-anak karena anak kecil selalu identik dengan main air. Tertawa bersama sambil main ciprat-ciprat air.
Ya, walaupun ibu suka berseloroh, "kulak panu" atau kulakan penyakit panu tetap kami tak peduli.
Selain padusan di umbul, kami biasa juga padusan di pantai. Pantai favorit kala itu adalah BKK kepanjangan dari Baron, Krakal, Kukup di Gunung Kidul dan Pantai Parangtritis di Bantul, Yogyakarta. Kami akan pergi rombongan menggunakan sepeda motor bahkan ada kampung yang menyewa bus pariwisata, benar-benar seperti piknik.
Padusan Kini