Mimpi menjadi kenyataan.
Rasanya saat itu aku adalah orang paling bahagia di dunia. Terpengaruh Billy Boen dalam bukunya "Young on Top", love what you do atau do what you love. Aku memilih melakukan apa yang aku sukai.
Memutuskan berhenti dari pekerjaan tetap demi mengejar mimpi. Passion, bahasa keren yang aku kenal dari Rene Suhardono. Membulatlah tekad mengembangkan hobi merajut menjadi ladang rezeki.
Ya, belum satu bulan aku berhenti dari rutinitas yang membuat berat badanku tak pernah lebih dari 40 kilogram, sebuah tawaran pameran aku dapatkan dari teman kost. Ini adalah pameran komunitas di Kota Bandung yang bakal diselenggarakan di sebuah pusat perbelanjaan. Buncah hatiku dan rapalan syukur tiada henti.
Tentu saja aku harus mempersiapkan tetek-bengeknya. Ketika itu, konsep pameranku berfokus pada workshop alias belajar merajut. Bagi yang berminat dengan produknya bisa made by order.
Di luar dugaan, banyak pengunjung yang antusias belajar merajut. Saat itu aku berpikir, kalau begini, stok jarum akan habis hanya dalam dua hari sementara pameran akan berlangsung selama seminggu.
Kebetulan teknik rajut yang aku pakai adalah knitting. Teknik merajut dengan dua jarum atau lebih. Sangat jarang toko yang menjual perlengkapannya dan aku tak ada waktu untuk keliling dari satu ke toko yang lain. Beruntungnya, tempat aku belajar merajut ketika di Yogyakarta sewaktu kuliah sudah memiliki website toko online. Tahun 2013, belum marak e-commerce seperti sekarang.
Tak perlu berpikir panjang, aku segera melakukan pesanan. JNE menjadi ekspedisi pilihanku. Bukan tanpa sebab. Karena aku yakin akan ketepatan waktunya. Posisi paket pun bisa dilacak. Lagi-lagi, kala itu fitur lacak belum sefamiliar sekarang. Jadi walau aku sedang di booth pameran aku bisa mengetahui posisi paketku.
Benar saja, esoknya paket sudah dalam perjalanan ke kost. Bahagia tak terperi karena aku tetap bisa mengikuti pameran ini sampai selesai.
Merajut Jejaring
Hari demi hari di pameran membuat kami semakin akrab dengan komunitas lainnya. Termasuk yang tadinya hanya bertemu anggotanya jadi berjumpa dengan founder-nya. Pameran itu mempertemukan aku dengan founder komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Kebetulan sekali, pendirinya bisa merajut juga tapi berbeda teknik dengan aku. Kami saling bertukar ilmu. Dari beliau, aku belajar teknik crochet. Kami pun bertukaran jarum rajut juga.
Networking tidak hanya aku dapatkan dari rekan sesama komunitas. Akan tetapi juga dari pengunjung stand. Dari pengunjung aku mendapatkan alat membuat rajut syal double layer yang tekniknya baru lagi buat aku. Semakin berkesan karena alat rajutnya dibuat sendiri oleh sang ibu. Betapa beruntungnya aku!