Mohon tunggu...
Rina Darma
Rina Darma Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

Happy Gardening || Happy Reading || Happy Writing || Happy Knitting^^

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sembilan Tahun, JNE Membersamai Impianku

31 Januari 2022   22:39 Diperbarui: 31 Januari 2022   22:41 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bergabung dalam pameran komunitas di Bandung yang kebetulan dipotret media (sumber: tribunnews.com)

Mimpi menjadi kenyataan.

Rasanya saat itu aku adalah orang paling bahagia di dunia. Terpengaruh Billy Boen dalam bukunya "Young on Top", love what you do atau do what you love. Aku memilih melakukan apa yang aku sukai.

Memutuskan berhenti dari pekerjaan tetap demi mengejar mimpi. Passion, bahasa keren yang aku kenal dari Rene Suhardono. Membulatlah tekad mengembangkan hobi merajut menjadi ladang rezeki.

Ya, belum satu bulan aku berhenti dari rutinitas yang membuat berat badanku tak pernah lebih dari 40 kilogram, sebuah tawaran pameran aku dapatkan dari teman kost. Ini adalah pameran komunitas di Kota Bandung yang bakal diselenggarakan di sebuah pusat perbelanjaan. Buncah hatiku dan rapalan syukur tiada henti.

Tentu saja aku harus mempersiapkan tetek-bengeknya. Ketika itu, konsep pameranku berfokus pada workshop alias belajar merajut. Bagi yang berminat dengan produknya bisa made by order.

Di luar dugaan, banyak pengunjung yang antusias belajar merajut. Saat itu aku berpikir, kalau begini, stok jarum akan habis hanya dalam dua hari sementara pameran akan berlangsung selama seminggu.

Kebetulan teknik rajut yang aku pakai adalah knitting. Teknik merajut dengan dua jarum atau lebih. Sangat jarang toko yang menjual perlengkapannya dan aku tak ada waktu untuk keliling dari satu ke toko yang lain. Beruntungnya, tempat aku belajar merajut ketika di Yogyakarta sewaktu kuliah sudah memiliki website toko online. Tahun 2013, belum marak e-commerce seperti sekarang.

Tak perlu berpikir panjang, aku segera melakukan pesanan. JNE menjadi ekspedisi pilihanku. Bukan tanpa sebab. Karena aku yakin akan ketepatan waktunya. Posisi paket pun bisa dilacak. Lagi-lagi, kala itu fitur lacak belum sefamiliar sekarang. Jadi walau aku sedang di booth pameran aku bisa mengetahui posisi paketku.

Benar saja, esoknya paket sudah dalam perjalanan ke kost. Bahagia tak terperi karena aku tetap bisa mengikuti pameran ini sampai selesai.

Merajut Jejaring

Hari demi hari di pameran membuat kami semakin akrab dengan komunitas lainnya. Termasuk yang tadinya hanya bertemu anggotanya jadi berjumpa dengan founder-nya. Pameran itu mempertemukan aku dengan founder komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Kebetulan sekali, pendirinya bisa merajut juga tapi berbeda teknik dengan aku. Kami saling bertukar ilmu. Dari beliau, aku belajar teknik crochet. Kami pun bertukaran jarum rajut juga.

Networking tidak hanya aku dapatkan dari rekan sesama komunitas. Akan tetapi juga dari pengunjung stand. Dari pengunjung aku mendapatkan alat membuat rajut syal double layer yang tekniknya baru lagi buat aku. Semakin berkesan karena alat rajutnya dibuat sendiri oleh sang ibu. Betapa beruntungnya aku!

Antrean pesanan mulai aku dapatkan. Biasanya aku merekomendasikan JNE. Selain harganya lebih murah, waktu estimasi juga tidak PHP (pemberi harapan palsu) ke pelanggan.

Andai waktu itu, aku tak berani menerima tawaran pameran ini mungkin aku tak akan mengenal mereka. Awalnya aku hanya berniat balik modal untuk sewa booth saja. Alhamdulillah, tidak disangka, aku mendapat omset lebih dari tiga kali lipat dari modal.

Andil JNE juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Kalau JNE tak cepat mengantar perlengkapan merajutku, usaha mikro yang baru mulai itu bukan tidak mungkin akan layu sebelum berkembang karena kecewa dan penyesalan.

Berbagi Kebahagiaan Lewat Kolaborasi

Silaturahmi itu tak berhenti di situ. Sampai akhirnya dari sebuah obrolan tercetuslah ide #rajutberbagi dari Teteh Fani komunitas yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial.

Rajut berbagi di salah satu panti asuhan di Bandung (sumber: Koleksi pribadi)
Rajut berbagi di salah satu panti asuhan di Bandung (sumber: Koleksi pribadi)

Konsepnya, kami akan mengunjungi panti asuhan untuk belajar merajut secara gratis. Pertemuan dilakukan beberapa kali hingga anak-anak bisa mandiri. Hasil rajutan mereka kemudian bisa dipasarkan. Sehingga anak-anak bisa mandiri dan berdaya dengan alternatif usaha merajut.

Modal untuk kegiatan sosial tersebut adalah dengan membuka donasi. Antusiasme donatur membuat program berjalan lancar. Donasi tersebut bukan berupa uang tapi berwujud alat dan bahan yang dipakai merajut seperti jarum, benang, dan buku DIY.

Hal tersebut membuat aku semakin akrab dengan JNE. Satu lagi yang aku suka dari ekspedisi ini yaitu kurirnya tidak malas telepon. Jadi, misal aku sedang tidak di tempat, aku bisa meminta kurir untuk menitip ke sebelah rumah. Paket tetap sampai tepat waktu dan tidak dibawa ke gudang lagi. Sesuai tagline-nya connecting happines.

Jejaring aku meluas. Aku kemudian berkenalan dengan pegiat kampung kreatif di Bandung. Dari sana, #rajutberbagi akan mendampingi para ibu rumah tangga menambah pendapatan melalui usaha sampingan.

Belajar merajut bersama ibu-ibu di kampung kreatif Bandung (sumber: Koleksi pribadi)
Belajar merajut bersama ibu-ibu di kampung kreatif Bandung (sumber: Koleksi pribadi)

Konsep berbagi ini aku teruskan sampai sekarang. Aku pun sangat terinspirasi dengan konsep bisnis JNE yang menganut "marketing langit" dengan komitmen menebar manfaat kepada masyarakat termasuk mendukung UMKM. Sebagaimana ucap marketing dan public relation JNE Medan Nur Fatiha Utami Nasution, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain, sebaik-baik bisnis adalah bisnis yang tak hanya mengejar materi namun juga yang membawa manfaat bagi masyarakat."

Mengembangkan UMKM bersama JNE

Modal utamaku terjun menjadi pelaku usaha adalah kecintaan pada merajut. Seperti kata Bu Septi Peni Wulandari pendiri komunitas Ibu Profesional, mulai saja dulu, sempurnakan kemudian.

Dalam perjalanannya tentu tidaklah mulus. Banyak tantangan dan masalah yang tiba-tiba muncul di luar prediksi. Pandemi Covid-19 mengharuskan setiap pelaku usaha harus beradaptasi tak lagi ada kesempatan mitigasi. Mau tak mau harus menyesuaikan dengan digitalisasi yang hampir semuanya serba online.

Sebagai emak-emak yang masih mengalami era surat-menyurat, mengenal HP dari mulai monokrom, polyphonic, blackberry, dan boooom masuklah android, mau tak mau aku harus mengimbangi kecepatan generasi Z. Tidak boleh beralasan.

Pak Sandiaga Uno pernah berkata, entrepreneur bukanlah profesi tapi mindset. Sebagaimana pelaku bisnis Bu Indari Astuti mengatakan kalau kita berpikir kita kalah ya sudah pasti kalah. Karena kunci kesuksesan berawal dari mindset. 

Dalam rangka terus meng-upgrade diri, aku kembali berjodoh dengan JNE. Ekspedisi yang kini berumur 31 tahun tersebut sangat mendukung membawa pelaku UMKM Indonesia maju.

Webinar pertama yang aku ikuti adalah "Trend Usaha dengan Digital Marketing". Webinar ini diselenggarakan bulan April 2021 dipandu Kak Khairul Tan. Narasumbernya pakar selling Kang Dewa Eka Prayoga. Dari situ aku belajar bahwa kita sebagai pelaku usaha harus bisa memanfaatkan media sosial. Bagaimana harus mempromosikan dan media sosial apa yang sedang trend.

Selain webinar yang berkelanjutan dengan tema-tema memikat, cara JNE mempromosikan UMKM cukup menarik yaitu secara rutin mengadakan Giveaway di media sosial, yang mana salah satu persyaratannya harus mengikuti semua akun sponsor. Sponsor tersebut merupakan para pelaku usaha.

Selain yang disebutkan di atas program cashback yang diberikan JNE sangat bermanfaat. Saat awal pandemi akhirnya aku membuka toko di salah satu e-commerce. Sudah pasti aku mengaktifkan fitur pengiriman melalui JNE. Kerjasama yang dilakukan PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir JNE tersebut dengan e-commerce sangat membantu. Untuk pengiriman via JNE penjual tidak harus membayar ongkos kirim atau non tunai. Sehingga kami tak perlu mengeluarkan dana talangan untuk membayar jasa pengiriman di awal. Kami sebagai penjual pun malah mendapatkan cashback dari transaksi yang berlangsung.

Itulah perjalanan sembilan tahunku mengejar impian. Walaupun perjalanannya tidak mudah karena saat menikah dan memiliki anak prioritas pun bergeser.

Bagiku, usaha ini harus bertahan. Caranya dengan mengandangkan impian agar tidak lepas. Impian yang membawa kita tetap pada trek walau jalannya harus berkelok-kelok. Trek yang akhirnya membawa pada sebuah kabar gembira di penghujung 2021. Usahaku masuk menjadi salah satu usaha yang difasilitasi pendaftaran merk gratis oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung.

Terima kasih kawan perjalanan^^

JNE31tahun, JNEMajuIndonesia dan #jnecontentcompetition2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun